Wapres Ma’ruf Amin Sebut PM Jepang Beri Dukungan Presidensi G20 Indonesia
PM Jepang juga meminta dukungan Indonesia terhadap keketuaan Jepang pada G7 di tahun 2023.
Konstruksi Media – Dalam kunjungannya kerja ke Jepang, Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin disambut langsung oleh Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida di Istana Akasaka, Tokyo, Jepang. Pemerintah Jepang akan memberikan dukungan secara penuh terhadap kesuksesan Presidensi G20 Indonesia.
“PM Jepang Fumio menyatakan dukungan terhadap Presidensi G20 Indonesia termasuk penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang akan digelar di Bali pada November 2022 mendatang,” ungkap Juru Bicara Wapres Masduki Baidlowi, dalam keterangan persnya saat mendampingi Wapres dalam pertemuan dengan PM Jepang, Selasa, (27/9/2022).
Dia melanjutkan, Pemerintah Jepang juga memberikan dukungan penuhnya terhadap keketuaan Indonesia di ASEAN pada tahun 2023.
“Tahun depan Indonesia juga akan menjadi pimpinan ASEAN, itu dia (PM Jepang) juga akan mendukung sepenuhnya untuk melakukan kerja sama-kerja sama regional yang berhubungan dengan ASEAN, ataupun yang berhubungan dengan Jepang dan negara-negara sekitarnya,” terangnya.
Baca Juga : Ma’ruf Amin Resmikan Universitas KH A Wahab Hasbullah
Di saat bersamaan, katanya, PM Jepang juga meminta dukungan Indonesia terhadap keketuaan Jepang pada G7 di tahun 2023.
“PM Kishida menyampaikan bahwa Jepang pada tahun depan itu juga akan menjadi tuan rumah G7, negara-negara maju. Beliau juga minta dukungan kepada Pemerintah Indonesia,” imbuh dia.
Untuk itu, Wapres Ma’ruf Amin pun mengapresiasi dukungan yang diberikan oleh Pemerintah Jepang tersebut. Wapres juga berharap hubungan bilateral kedua negara dapat membawa manfaat bagi kedua belah pihak.
“Wakil Presiden menyambut baik atas dukungan itu dan mengucapkan terima kasih atas dukungan yang diberikan oleh Pemerintah Jepang, dukungan hangat dan kerja sama yang selama ini terjadi,” tutupnya Masduki.
Sebagaimana diketahui, perhelatan G20 merupakan forum internasional yang fokus pada koordinasi kebijakan di bidang ekonomi dan pembangunan. G20 merepresentasikan kekuatan ekonomi dan politik dunia, dengan komposisi anggotanya mencakup 80% PDB dunia, 75% ekspor global, dan 60% populasi global.
Anggota-anggota G20 terdiri atas 19 negara dan 1 kawasan, yaitu: Argentina, Australia, Brasil, Kanada, Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Prancis, Jerman, India, Indonesia, Italia, Jepang, Republik Korea, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Turki, Inggris, Amerika Serikat, dan Uni Eropa.
Saat ini dunia kembali berada pada masa krisis multidimensional akibat Pandemi Covid-19. G20 sebagai kumpulan ekonomi utama dunia, yang memiliki kekuatan politik dan ekonomi, memiliki kapasitas untuk mendorong pemulihan.
Untuk itu, sebagai Presidensi G20, Indonesia mengusung semangat pulih bersama dengan tema “Recover Together, Recover Stronger”.
Tema ini diangkat oleh Indonesia, menimbang dunia yang masih dalam tekanan akibat pandemi COVID-19, memerlukan suatu upaya bersama dan inklusif, dalam mencari jalan keluar atau solusi pemulihan dunia.
Untuk mencapai target tersebut, Presidensi Indonesia fokus pada tiga sektor prioritas yang dinilai menjadi kunci bagi pemulihan yang kuat dan berkelanjutan, yaitu:
Pertama, penguatan arsitektur kesehatan global. Hal ini berkaca dari pandemi yang saat ini masih berlangsung, arsitektur kesehatan global akan diperkuat. Tidak hanya untuk menanggulangi pandemi saat ini, namun juga untuk mempersiapkan dunia agar dapat memiliki daya tanggap dan kapasitas yang lebih baik dalam menghadapi krisis kesehatan lain ke depannya.
Kedua, transformasi digital. Transformasi digital merupakan salah satu solusi utama dalam menggerakkan perekonomian di kala pandemi, dan telah menjadi salah satu sumber pertumbuhan ekonomi yang baru.
Untuk itu, Presidensi G20 Indonesia akan berfokus kepada peningkatan kemampuan digital (digital skills) dan literasi digital (digital literacy) guna memastikan transformasi digital yang inklusif dan dinikmati seluruh negara.
Ketiga, transisi energi. Guna memastikan masa depan yang berkelanjutan dan hijau dan menangani perubahan iklim secara nyata, Presidensi Indonesia mendorong transisi energi menuju energi baru dan terbarukan dengan mengedepankan keamanan energi, aksesibilitas dan keterjangkauan.
Baca Artikel Selanjutnya :