Konstruksi Media – PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) mencatat 70 persen belanja modal untuk proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) berasal dari produk lokal.
“Belanja lokal proyek KCJB itu hampir 70 persen. Artinya, dampak terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah dan pertumbuhan nasional saya yakin sangat signifikan,” kata Direktur Utama KCIC Dwiyana Slamet Riyadi dalam acara Erection Girder Completion Casting Yard 1 Arah Jakarta Proyek KCJB, Senin (27/6/2022).
Baca juga: KAI Ajukan PMN Rp4,1 Triliun untuk Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Ia mengatakan, sejumlah teknologi yang digunakan untuk membangun proyek tersebut diimpor dari China. Namun, kata Dwi, teknologi dari negeri Tiongkok diprioritaskan untuk mempermudah pelatihan tenaga kerja lokal untuk mengoperasikan mesin-mesin tersebut.
“Kenapa kami harus mengimpor barang-barang ini dari Tiongkok? Karena kami ingin penyerapan tenaga lokal dipermudah. Kami juga ingin mendorong penyerapan material lokal. Nanti kita kembalikan (teknologi) ke Tiongkok,” ucap Dwi.
Menurut dia, progres investasi proyek kereta cepat Jakarta-Bandung telah mencapai 84 persen. Sementara, progres fisik telah mencapai 76 persen.
VP Public Relations PT Kereta Api Indonesia (Persero) Joni Martinus mengajukan Penyertaan Modal Negara (PMN) hingga Rp4,1 triliun. Menurut dia, PMN yang diajukan untuk mendanai cost overrun proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau KCJB.
“KAI mengusulkan PMN sebesar Rp2,5 triliun-Rp4,1 triliun untuk mendanai pembengkakan biaya proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung,” kata Joni, Selasa (28/6/2022).
Baca artikel selanjutnya:
- Tongkat Estafet Perusahaan Kawat Baja Nasional, Cecilia Vania Siap Bawa Bevananda Go Global
- Anugerah Innovillage 2024, Inovasi Sosial Digital Anak Bangsa yang Berdampak Nyata
- Tiga Dekade Bevananda: Estafet Kepemimpinan dan Langkah Menuju Indonesia Emas
- Kongres I I2MI: Prof Muhamad Abduh Dorong Pembangunan Ekosistem BIM Nasional yang Progresif dan Inklusif