
“Ketika industri hulunya tumbuh, demand-nya tinggi, didukung dengan kebijakan yang tepat, kami yakin agenda transisi energi akan menjadi keniscayaan dan Indonesia bisa mewujudkan kemandirian energi”, ujarnya saat menyampaikan kata sambutan.
PLTS Terapung merupakan “senjata” andalan yang bisa digunakan jika mau mengejar target NZE karena diproyeksikan memiliki kapasitas mencapai 89,37 GW di 293 lokasi, terdiri dari potensi pembangunan di bendungan yang dikelola oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) adalah sebanyak 257 lokasi (bendungan) dengan kapasitas mencapai 14,7 GW.

Pada kesempatan sambutan berikutnya, Djarot Hutabri selaku Dirut PT PLN Nusantara Power Construction yang berfokus pada Enginering Procurement and Construction (EPC) atau konstruksi di sektor ketenagalistrikan menyambut baik pengoperasian pabrik solar panel terapung ber-TKDN milik PT Usopater karena akan semakin mendukung proyek-proyek strategis nasional di sektor EBT dengan multiplier effect salah satunya memperluas akses green jobs.
“Industri PLTS domestik memang harus disokong pabrikan-pabrikan komponen ber-TKDN sehingga dampaknya bisa dirasakan semua lapisan masyarakat. Tercapai target NZE, serta juga memperluas lapangan kerja yang diisi putra-putri terbaik bangsa”, ujarnya.
Peresmian pabrik solar panel terapung PT Usopater merupakan simbol yang dibarengi aksi nyata untuk terus mendukung kolaborasi sektor publik dan swasta dalam upaya akselerasi transisi energi di Indonesia. (***)