
Tol Sinaksak–Simpang Panei Hampir Rampung: Percepat Akses ke Danau Toba, Buka Peluang Ekonomi Baru
Ruas tol ini ditargetkan bisa digunakan saat momen Natal dan Tahun Baru 2025/2026
Konstruksi Media – Proyek pembangunan Jalan Tol Kuala Tanjung – Tebing Tinggi – Parapat (Kutepat) terus menunjukkan progres positif. PT Hutama Marga Waskita (Hamawas), selaku Badan Usaha Jalan Tol (BUJT), saat ini tengah menuntaskan konstruksi Seksi 4 ruas Sinaksak – Simpang Panei yang membentang sepanjang 28 km. Hingga awal Mei 2025, progres konstruksi telah mencapai 95% dan ditargetkan rampung pada September 2025.
“Ruas tol ini ditargetkan bisa digunakan saat momen Natal dan Tahun Baru 2025/2026. Kami pastikan konstruksi berjalan sesuai jadwal,” ujar Jimmy Leonard, Direktur Teknik Hamawas.
Tol Sinaksak–Simpang Panei akan dilengkapi dua gerbang tol, masing-masing di Sinaksak dan Simpang Panei. Gerbang tol Simpang Panei menjadi akses strategis menuju ibu kota Kabupaten Simalungun serta memangkas waktu tempuh dari Medan ke kawasan wisata Danau Toba, dari semula tiga jam menjadi hanya 1,5 jam.

“Dengan akses yang lebih cepat, kami harap kehadiran jalan tol ini dapat langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, khususnya dalam mendukung pengembangan kawasan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Danau Toba,” lanjut Jimmy.
Pekerjaan konstruksi Seksi 4 tidak lepas dari sejumlah tantangan teknis. Salah satu kendala utama adalah kondisi tanah pasir di lapangan yang membutuhkan penanganan khusus. Hamawas menerapkan metode soil replacement dengan tanah pengganti yang telah lolos uji laboratorium untuk mencapai kepadatan dan daya dukung optimal.
Baca juga: Tangani Proyek Jalan Tol Kutepat, Hutama Marga Waskita Serap Investasi Rp9,9 Triliun
Selain itu, keberadaan lapisan tanah batu keras di beberapa titik mengharuskan penggunaan alat berat seperti breaker untuk mencapai elevasi yang dibutuhkan. Meski begitu, Hamawas terus melakukan percepatan konstruksi demi memastikan target penyelesaian tercapai.
Tol Sinaksak–Simpang Panei dirancang dengan fasilitas lengkap, termasuk dua simpang susun, empat jembatan, dan tujuh overpass. Jalur tol ini memiliki lebar 3,6 meter per lajur, dengan konfigurasi 2×2 lajur yang menjamin kenyamanan berkendara.
Menariknya, desain Gerbang Tol Simpang Panei mengusung nilai-nilai lokal. Patung kepala kerbau Pinar Uluni Horbou, simbol kearifan masyarakat Simalungun, akan menjadi ikon yang menyambut pengguna jalan.

“Dalam pembangunan Seksi 4 ini, kami berkomitmen memberikan hasil terbaik. Kami mohon dukungan masyarakat agar proyek ini segera tuntas dan dapat memberikan manfaat nyata dalam hal konektivitas,” pungkas Jimmy.
Lebih dari sekadar infrastruktur, kehadiran Tol Sinaksak–Simpang Panei membuka peluang ekonomi baru. Ratusan tenaga kerja, baik lokal maupun dari wilayah sekitar, terlibat langsung dalam pembangunan ini. Partisipasi aktif masyarakat menjadi kunci sukses dalam mewujudkan infrastruktur strategis nasional yang inklusif dan berdampak luas. (***)