Luncurkan Ocean FarmITS, Pusat Wisata Bahari dan Budi Daya Ikan di Pesisir Malang
Konstruksi Media – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) meluncurkan Ocean FarmITS, sebuah tempat budi daya ikan dan pusat wisata bahari.
Sebagai kampus maritim, pihaknya membangun bangunan lepas pantai akuakultur rangkap ekowisata bahari pertama di Indonesia di pesisir Malang Selatan.
“Bangunan itu dapat menjadi tempat budidaya ikan sekaligus tempat wisata bahari. Tak hanya itu, pada bangunan atasnya juga telah dirancang khusus memiliki dua kamar yang mampu memanjakan para pengunjungnya,” ujar Ketua tim Ocean FarmITS, Yeyes Mulyadi dalam keterangan tertulis, Senin (22/11/2021).
- Profesor ITS Kembangkan Metode Komputasi Material Berbasis Meshless untuk Efisiensi dan Keberlanjutan
- Navigasi Risiko Sektor Publik 2025: Strategi untuk Keberlanjutan Keuangan dan Infrastruktur
- ASTRA Infra Siapkan Layanan Prima untuk Mudik Lebaran 2025, Aman dan Nyaman
Menurutnya, salah satu ikan yang dapat dibudidayakan adalah ikan tuna. Budi daya ikan ini dilakukan melalui terobosan baru yang dibuat oleh tim dosen Departemen Teknik Kelautan bersama Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) ITS.
“Ikan tuna memiliki nilai jual yang cukup tinggi, sehingga bisa menjadi masukan tambahan bagi nelayan sekitar,” katanya.
Dia memastikan, Ocean FarmITS mampu menyelesaikan permasalahan nelayan di pesisir pantai selatan yang kesulitan mendapatkan ikan ketika cuaca buruk.
“Nelayan tetap akan mendapatkan penghasilan dari budidaya ikan dan ekowisata bahari ketika tidak bisa melaut karena cuaca buruk,” ucapnya.
Dosen Program Studi (Prodi) Teknik Lepas Pantai tersebut menjelaskan jika bangunan tersebut telah dirancang mampu bertahan pada gelombang laut yang tingginya hingga tiga meter. Sementara umurnya diperkirakan bisa bertahan sekitar 10-15 tahun lamanya.
Berkat menggandeng Biro Klasifikasi Indonesia (BKI), Ocean FarmITS telah dinyatakan berhasil memenuhi semua sertifikasi dan rekomendasi yang berlaku di Indonesia.
“Telah dilakukan banyak pengujian (terhadap Ocean FarmITS) dan dinyatakan memenuhi,” imbuhnya.
Saat ini, menurut Yeyes, proses pembangunan struktur utamanya telah selesai dan berhasil mengapung di laut. Selanjutnya, Yeyes menjelaskan jika pembangunan struktur atasnya akan segera dilaksanakan dan ditargetkan bisa selesai pada akhir tahun ini nantinya.
Ketika Ocean FarmITS ini berhasil dimanfaatkan, dosen yang juga alumnus ITS ini yakin bila perekonomian di pesisir pantai sekitarnya juga akan terangkat.
“Daya tarik wisatawan terhadap bangunan lepas pantai ini pasti membuat pesisir pantai lebih ramai pengunjung,” tegasnya optimistis.
Di luar negeri, Yeyes mengakui jika teknologi seperti ini telah banyak dikembangkan. Namun, menurutnya, bila harus membeli teknologi dari luar negeri akan membuat Indonesia tidak bisa mandiri dan harganya menjadi lebih mahal.
Sehingga Yeyes berharap jika Ocean FarmITS ini mampu membantu dalam memanfaatkan potensi laut di Indonesia melalui sentuhan teknologi.
Lebih dari hal tersebut, bangunan ini mampu memberikan kontribusi bagi Indonesia dalam menjaga ketahanan pangan, khususnya pada bidang maritim.
Keberhasilan pembangunan pilot project Ocean FarmITS ini tentu berkat kerja keras dan dukungan banyak pihak, seperti PT Pertamina (Persero), PT Dumas Tanjung Perak Shipyards, PT Perintis Proteksi Sejahtera, BKI, masyarakat sekitar, dan lain sebagainya. Terakhir, Yeyes mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung semuanya sampai sejauh ini. ***