Konstruksi Media – Widya Robotics perusahaan artificial intelligence, automations dan robotics asal Yogyakarta menciptakan Widya Load Scanner dengan teknologi Light Distance And Ranging (LiDAR). Menjawab kebutuhan sektor pertambangan untuk meningkatkan kapasitas distribusi dan produksi tanpa menambah biaya distribusi.
“Dengan Widya Load Scanner proses penghitungannya lebih cepat dan praktis daripada perhitungan konvensional karena bersifat real time dan tingkat akurasi penghitungannya mencapai 98%,” kata Vice President Technology Widya Robotics Tri Yunianta kepada Konstruksi Media, Rabu (11/5/2022).
Ia mengatakan, teknologi LiDAR pada Widya Load Scanner membantu mempercepat proses pengukuran volume muatan truk. Untuk penghitungan muatan, kata Tri, hanya memerlukan waktu 6 menit. Sedangkan dengan cara konvensional yang memakan waktu tiga kali lipat.
“Tidak hanya lebih cepat, alat ini menjadi solusi untuk resiko akurasi penghitungan muatan hasil penambangan yang kurang tepat, biaya penghitungan yang mahal, waktu penghitungan yang lama dan keamanan pada proses penghitungan,” ujar dia.
Menurut dia, proses pencatatan Widya Load Scanner sudah terpusat, otomatis dan dilakukan secara realtime. Tentunya, hal ini dapat menghindari kecurangan dalam pencatatan muatan truk.
Selain menjadi solusi di sektor pertambangan, kata dia, Widya Load Scanner sudah digunakan di salah satu perusahaan tambang terkenal di Kalimantan dan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada proyek konstruksi di Purwakarta, Makassar dan Semarang.
Baca juga: Widya Robotics Ciptakan Teknologi Cegah Kecelakaan Kerja
“Untuk di pasar luar negeri, Widya Load Scanner juga sudah digunakan di suatu perusahaan di Yangon Myanmar,” ucap Tri.
Ia mengatakan, Widya Load Scanner telah dikembangkan menjadi versi yang lebih flexible, yakni Widya Load Scanner Portable. Alat pengukur volumetrik muatan truk ini dapat dengan mudah dipindahkan dari suatu tempat ke tempat lain dalam waktu singkat sehingga mendukung lokasi penambangan yang berpindah-pindah.

CEO Widya Robotics, Alwy Herfian Satriatama mengatakan, alat-alat yang dibuat oleh Widya Robotics diharapkan dapat menjadi solusi dan membantu kehidupan masyarakat dan perusahaan di berbagai sektor termasuk di sektor pertambangan, konstruksi, dan masih banyak lagi.
Untuk informasi, mengutip dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), produksi batu bara di Indonesia meningkat 7,2% pada tahun 2021. Produksi yang jumlah awalnya berkisar dari 606,22 juta ton kini naik menjadi 565,69 juta ton. Kenaikan ini tentunya perlu ditingkatkan tiap tahunnya.
Dalam proses penambangan batu bara, dilakukan penghitungannya material oleh kontraktor berdasarkan laporan muatan setiap truk distribusi. Kebanyakan masih dilakukan secara manual menggunakan jembatan timbang. Hal tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama dengan akurasi yang rendah, sehingga dapat menghambat produktivitas pertambangan.
Baca artikel selanjutnya:
- Tongkat Estafet Perusahaan Kawat Baja Nasional, Cecilia Vania Siap Bawa Bevananda Go Global
- Anugerah Innovillage 2024, Inovasi Sosial Digital Anak Bangsa yang Berdampak Nyata
- Tiga Dekade Bevananda: Estafet Kepemimpinan dan Langkah Menuju Indonesia Emas
- Kongres I I2MI: Prof Muhamad Abduh Dorong Pembangunan Ekosistem BIM Nasional yang Progresif dan Inklusif