INFOKorporasi

Kondisi Global Pengaruhi Kinerja Saham WSKT (Waskita Karya)

Tiga lini bisnis Waskita Karya yakni investasi, konstruksi dan manufaktur, topang perbaikan kinerja perusahaan ke depan.

Konstruksi Media – PT Waskita Karya (Persero) Tbk menyebutkan kondisi eksternal, regional dan kondisi global, juga isu resesi ekonomi tahun 2023 serta kondisi peperangan yang terjadi di negara belahan Eropa Timur masih mempengaruhi kinerja saham perseroan. Meski demikian, pihaknya terus berupaya untuk berkontribusi maksimal terhadap perekonomian nasional.

Hal tersebut dikatakan oleh Direktur Pengembangan Bisnis Waskita Karya Setiawan Andri Purwanto, dalam Public Expose tahun 2022 secara daring, Senin, (14/11/2022).

“Saat ini market cap kita (Waskita) sekitar Rp 14,55 Triliun, diharapkan ke depan akan semakin membaik. Sehingga kita yakin ke depan bisa memberikan kontribusi maksimal kepada perekonomian nasional,” terang Septiawan.

Untuk itu, emiten berkode saham WSKT menyatakan saat ini pihaknya terus melakukan pengembangan bisnis perusahaan melalui empat entitas usaha yang dimilikinya. Meski begitu, pihaknya mengaku segmen konstruksi memberikan kontribusi pendapatan usaha sekitar 87,63%.

Baca Juga : Rights Issue WSKT : “Periode Akhir Perdagangan 12 Januari 2022”

Hal tersebut sejalan dengan visi perusahaan menjadi perusahaan terdepan dalam membangun ekosistem yang berkelanjutan.

“Saham Waskita saat sebanyak 24,65% dimiliki oleh publik dan sisanya sekitar 75,25% dimiliki oleh pemerintah. Untuk itu dalam menunjang bisnis perusahaan, Waskita memiliki empat anak usaha yang bergerak di lini bisnis masing-masing, seperti PT Waskita Beton Precast Tbk (manufaktur beton precast), PT Waskita Karya Realty (bergerak di bidang investasi properti), PT Waskita Karya Infrastruktur (bergerak di bidang non properti dan non tol), dan PT Waskita Toll Road (bergerak di bidang jalan tol),” kata Setiawan.

Gedung Waskita Karya Heritage. Dok. Ist Komed

Dia menambahkan, emiten berkode saham WSKT dalam menjalankan proses bisnisnya memiliki 3 lini bisnis yakni investasi, konstruksi dan manufaktur.

Tiga lini bisnis Waskita ini, dijalankan perseroan dan anak usahanya, seperti di lini bisnis investasi di sektor jalan tol dijalan dilakukan oleh Waskita Toll Road (WTR) yang berdiri 8 tahun lalu alias tahun 2014 dan hingga saat ini masih memiliki 12 konsesi jalan tol dari sebelumnya memiliki 19 ruas tol di Indonesia.

Kemudian untuk investasi di sektor properti digawangi oleh Waskita Karya Realty (WKR), saat ini pihaknya mengembangkan jaringan hotel di beberapa kota besar di Indonesia seperti Makassar, Bandung, Jakarta, dan akan menyusul di Medan dan beberapa kota besar lainnya.

“Sementara untuk sektor infrastruktur, WSKT memiliki dua portofolio yang sudah on going yakni di Waskita Sangir Energi. Selain itu, saat ini kita sedang merintis beberapa proyek invesment di bidang energi terbarukan,” tuturnya.

Selanjutnya, lini bisnis manufaktur dilakukan melalui dua anak usaha Waskita lainnya yakni WSBP dan pabrik baja yang dikelola oleh WKI. Yang intinya kesemuanya anak usaha WSKT didirikan untuk mendukung di an mensupport kinerja holding Waskita Karya sebagai penyedia jasa konstruksi,” jelas Septiawan.

Sementara untuk lini bisnis konstruksi merupakan bisnis utama perseroan. Dimana lini bisnis ini telah berkontribusi kepada pembangunan infrastruktur Indonesia sejak tahun 1961. Kontribusi terbesar tetap ditopang dari proyek Waskita Karya sebagai kontraktor yakni sebesar 87,63%.

Untuk itu, ke depan Waskita berencana untuk mengembangkan bisnis ke pasar internasional. Sejalan dengan misi perusahaan yakni menghadirkan produk dan jasa yang berkualitas tinggi dengan menggunakan teknologi terkini dan sistem terintegrasi.

Proses Bisnis WSKT

Dia menyebutkan dalam menjalan proses bisnis Waskita Karya dan entitas anak usahanya, pada prinsipnya untuk mendukung kinerja WSKT sebagai penyedia jasa konstruksi atau kontraktor. 

“Sedangkan anak usaha kita melalui portofolio yang dimiliki terutama di WTR sebagai aset recycler, yang mana investasi dilakukan oleh holding, dibangun dan dioperasikan, dan pada akhirnya dilakukan strategi partnership dengan beberapa investor, baik dari dalam dan luar negeri,” ujarnya.

“Kami juga melalui WKI (Waskita Karya Infrastruktur) dan WKR (Waskita Karya Realty) memiliki beberapa portofolio seperti mendukung pembangunan properti dan mengembangkan jaringan hotel di Indonesia. Ke semua anak usaha WSKT diharapkan dapat mendukung proses bisnis Waskita Karya sebagai penyedia jasa konstruksi di Indonesia,” tutupnya.

Sebagai informasi, dalam Public Expose WSKT 2022 tersebut dihadiri oleh Direktur Keuangan Waskita Wiwi Suprihatno, Direktur Pengembangan Bisnis Waskita Setiawan Andri Purwanto, dan Direktur Operasi III Warjo.

Public Expose dibuka oleh Direktur Utama PT Waskita Karya Destiawan Soewardjono secara daring, yang saat itu menghadiri peresmian pembangunan Masjid Raya Sheikh Zayed Solo.

Masjid tersebut merupakan hibah dari Pangeran Uni Emirat Arab (UEA) Muhammed bin Zayed Al Nahyan untuk Presiden RI Joko Widodo.

Baca Artikel Selanjutnya :

Artikel Terkait

Back to top button
Chat WhatsApp