
Konstruksi Media — Indonesia bersiap menyambut Iron-Steel Summit & Exhibition Indonesia 2025 (ISSEI), ajang bergengsi bagi pelaku industri baja dan besi yang akan digelar pada 21-23 Mei 2025.
Bertempat di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, acara ini akan menjadi platform strategis untuk memamerkan inovasi teknologi, memperkuat jejaring bisnis, serta mendukung pengembangan industri berbasis baja dan besi nasional.
Ketua Panitia Pelaksana ISSEI, Noor Fuad, dalam sambutan Launching ISSEI 2025 di Hotel Royal Kuningan Jakarta, (18/12/2024) menyampaikan bahwa masyarakat sangat antusiasmenya terhadap perhelatan ISSEI 2025.

“ISSEI 2025 adalah wujud komitmen kita untuk mendorong daya saing industri baja Indonesia di tingkat global. Kami ingin menjadikan acara ini sebagai momen kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan akademisi untuk menciptakan ekosistem yang lebih maju dan berkelanjutan,” terang dia.
Perhelatan ISSEI 2025 ini diharapkan akan dihadiri puluhan ribuan peserta, dan ratusan peserta pameran dari dalam dan luar negeri, meliputi produsen, penyedia teknologi, hingga asosiasi disektor terkait.
Dirinya menambahkan, selain pameran, ISSEI 2025 juga akan menghadirkan seminar dan diskusi panel yang membahas isu-isu strategis, seperti transisi energi hijau, efisiensi produksi, dan peluang investasi di sektor baja dan besi.
Sebagaimana diketahui, kegiatan launching ISSE 2025 ini juga dihadiri oleh Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza, jajaran Direktur Jenderal Kementerian Perindustrian RI, Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk., Muhammad Akbar, direksi anak perusahaan Krakatau Group, Secretary General of South East Asian Iron Steel Institute (SEAISI) Yeoh Wee Jin, dan para calon peserta pameran ISSEI 2025.
Dalam kesempatan tersebut, Yeoh Wee Jin menyampaikan bahwa industri baja adalah tulang punggung pembangunan ekonomi disetiap negara. Untuk itu, harus dikembangkan ditengah tantangan zaman dan digitalisasi.
“SEAISI berkomitmen untuk mendukung perkembangan keberlanjutan baja nasional,” tuturnya.

Sebagai informasi, SEAISI merupakan lembaga teknis dan tujuan utamanya adalah untuk memajukan industri besi dan baja di kawasan Asia Tenggara. SEAISI didirikan pada tahun 1971 di bawah naungan Komisi Ekonomi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Asia dan Timur Jauh (ECAFE). SEAISI terdaftar sebagai perusahaan terbatas di Republik Singapura.
Sebelumnya, SEAISI berkedudukan di Singapura dan Manila, dan kini berkantor pusat di Shah Alam, Malaysia. Lembaga ini mencapai tujuannya dengan memfasilitasi transfer teknologi dari seluruh dunia, terutama dari Jepang, Korea, dan Taiwan. SEAISI menyelenggarakan konferensi dan pameran internasional besar setiap tahun dan di antara terbitannya adalah Statistical Year Book dan Monthly ASEAN Iron & Steel Journal.
SEAISI memiliki basis keanggotaan yang besar dengan anggota yang berasal dari seluruh belahan dunia, termasuk perusahaan baja terkemuka dan pemasok material serta pemasok peralatan.
Baca Juga :
- Dukung Swasembada Pangan, Menteri Dody dan Menteri Amran Dampingi Presiden Prabowo Panen Raya Bersama Petani di Majalengka
- Dorong Pemanfaatan Energi Hijau, Telkom Perkuat Data Center Nasional
- One Way Masih Berlaku di Tol Trans-Jawa untuk Arus Balik Lebaran, Begini Penjelasan Jasa Marga
- 4 Gedung Pencakar Langit Tertinggi di Sumatera, Tingginya Nyaris Menembus Awan
- Wakil Ketua Kadin Soroti Dampak ‘Tarif Trump’, Potensi PHK Massal di Industri Konstruksi hingga Manufaktur