InfrastrukturNews

Menyongsong FIDIC Asia Pacific Conference 2025 di Bali dan Masa Depan Konstruksi Indonesia

Oleh: Amril Taufik Gobel, Vice President Procurement EPC dan Investasi, Divisi Supply Chain Management PT Nindya Karya

Konstruksi Media —  “Innovation distinguishes between a leader and a follower.” – Steve Jobs.

Di tengah gemuruh gelombang Samudra Hindia yang menghantam pantai Sanur, sebuah momentum bersejarah tengah menanti Indonesia. Pada tanggal 18-20 Agustus 2025, Bali akan menjadi tuan rumah FIDIC (The International Federation of Consulting Engineers) Asia Pacific Conference, sebuah forum bergengsi yang akan menghadirkan para pakar teknik dan kontraktor internasional dari 23 negara anggota FIDIC Asia Pacific dan berbagai belahan dunia lainnya.

Lebih dari sekadar pertemuan rutin, konferensi ini membawa tema revolusioner: “New Technologies, Transforming Engineering and Construction Industry” – sebuah visi yang akan mengubah wajah industri konstruksi tidak hanya di Indonesia, namun di seluruh kawasan Asia Pasifik.

Penunjukan Indonesia sebagai tuan rumah melalui INKINDO (Ikatan Nasional Konsultan Indonesia) bukanlah kebetulan belaka. Ini merupakan pengakuan internasional terhadap posisi strategis Indonesia dalam ekosistem konstruksi regional, sekaligus kepercayaan terhadap kemampuan bangsa ini dalam memimpin transformasi industri menuju era yang lebih berkelanjutan dan berteknologi maju.

Sektor konstruksi Indonesia saat ini tengah berada pada titik balik yang menentukan. Sebagai sektor terbesar keempat dalam ekonomi Indonesia, industri konstruksi berkontribusi sekitar 10,23 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) negara.

Angka ini bukan sekadar statistik dingin, melainkan cerminan dari jutaan tangan pekerja yang membangun masa depan bangsa, dari arsitek muda yang merancang gedung pencakar langit hingga tukang batu yang memasang fondasi rumah sederhana di kampung terpencil.

Momentum FIDIC Asia Pacific Conference 2025 hadir di tengah dinamika positif sektor konstruksi Indonesia. Pada tahun 2024, sektor ini didukung oleh anggaran infrastruktur yang mencapai Rp423,4 triliun menurut Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang kini Kementerian PU.

Angka fantastis ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mempercepat pembangunan infrastruktur nasional, namun juga menghadirkan tantangan besar dalam hal efisiensi, keberlanjutan, dan inovasi teknologi.

Kehadiran forum internasional ini di Bali bukan hanya akan membawa dampak ekonomi langsung melalui kedatangan ratusan delegasi internasional, namun lebih penting lagi adalah transfer pengetahuan dan teknologi yang akan terjadi.

Bayangkan seorang insinyur muda dari Makassar yang untuk pertama kalinya mendengar tentang teknologi Building Information Modeling (BIM) dari pakar Jepang, atau seorang kontraktor dari Medan yang terinspirasi oleh praktik konstruksi hijau dari Australia. Momen-momen inilah yang akan menjadi benih transformasi industri konstruksi Indonesia.

Forum ini juga datang pada waktu yang tepat ketika dunia konstruksi global sedang mengalami revolusi digital. Teknologi kecerdasan buatan, Internet of Things (IoT), dan material berkelanjutan bukan lagi sekadar konsep futuristik, melainkan kebutuhan mendesak untuk menjawab tantangan perubahan iklim dan urbanisasi yang semakin masif. Indonesia, dengan populasi lebih dari 270 juta jiwa dan tingkat urbanisasi yang terus meningkat, membutuhkan solusi konstruksi yang tidak hanya cepat dan ekonomis, namun juga ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Dari perspektif daya saing global, konferensi ini merupakan kesempatan emas bagi Indonesia untuk menunjukkan kemajuan signifikan dalam industri konstruksi. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa kontribusi sektor konstruksi pada PDB tahun 2023 menempati urutan kelima dengan persentase 9,9%, sebuah pencapaian yang patut dibanggakan namun masih menyimpan potensi besar untuk dikembangkan lebih lanjut.

Lebih dari sekadar forum teknis, FIDIC Asia Pacific Conference 2025 memiliki dimensi humanis yang mendalam. Setiap diskusi tentang teknologi baru, setiap presentasi tentang material inovatif, dan setiap workshop tentang praktik terbaik, pada akhirnya akan berdampak pada kehidupan jutaan rakyat Indonesia.

Jalan yang lebih tahan lama berarti penghematan biaya perawatan yang dapat dialokasikan untuk pendidikan. Bangunan yang lebih efisien energi berarti tagihan listrik yang lebih rendah untuk keluarga berpenghasilan menengah. Teknologi konstruksi yang lebih aman berarti berkurangnya risiko kecelakaan kerja yang selama ini menjadi momok industri ini.

Salah satu harapan besar dari forum ini adalah peningkatan kesadaran dan komitmen pada praktik konstruksi ramah lingkungan. Di tengah krisis iklim yang semakin nyata, konstruksi tidak lagi bisa bertumpu pada cara-cara lama yang eksploitatif. Kita butuh pendekatan baru, yang meminimalkan limbah, mengoptimalkan energi terbarukan, dan menggunakan material lokal berkelanjutan.

Melalui forum FIDIC, Indonesia bisa belajar dari negara-negara seperti Jepang, Australia, atau Korea Selatan yang telah lebih dulu menerapkan konsep green construction secara luas. Ini sangat relevan, mengingat sektor konstruksi menyumbang sekitar 37% emisi karbon global menurut data UNEP 2022 (UNEP Emissions Gap Report).

Tidak hanya soal lingkungan, isu integritas juga menjadi perhatian utama. Dunia konstruksi, dengan proyek bernilai ratusan triliun, kerap menjadi ladang rawan praktik tidak etis dan korupsi.

FIDIC, sebagai organisasi yang menjunjung tinggi kode etik profesi dan kontrak standar internasional, membawa semangat baru bagi Indonesia dalam memperkuat governance sektor ini. Di tengah semangat reformasi birokrasi dan percepatan pembangunan infrastruktur, forum ini menjadi peluang emas untuk menanamkan budaya transparansi dan akuntabilitas sejak dari tahap perencanaan hingga pengawasan proyek.

Lebih jauh lagi, manfaat forum ini akan terasa hingga ke aspek pengembangan SDM. Saat ini, Indonesia masih kekurangan insinyur bersertifikasi internasional. Menurut data Persatuan Insinyur Indonesia (PII), jumlah insinyur tersertifikasi di Indonesia baru mencapai sekitar 10% dari total kebutuhan nasional.

Dengan hadirnya forum internasional ini, akan terbuka peluang kerjasama antar lembaga sertifikasi, transfer teknologi, serta peluang magang dan pelatihan yang bisa meningkatkan daya saing insinyur muda Indonesia. Kita tidak hanya belajar, tetapi juga menunjukkan kepada dunia bahwa SDM Indonesia siap bersaing di pasar global.

Ekonomi lokal pun tak kalah diuntungkan. Dengan ratusan delegasi dari mancanegara, sektor pariwisata, UMKM, dan jasa akan mendapat lonjakan permintaan yang signifikan. Forum ini akan mendatangkan multiplier effect positif dari perhotelan, kuliner, transportasi, hingga produk kerajinan lokal.

Bahkan, lebih dari itu, kehadiran dunia di Bali pada Agustus 2025 nanti adalah bentuk pengakuan bahwa Indonesia bukan lagi sekadar pasar, tetapi mitra strategis dalam membentuk wajah baru industri konstruksi dunia.

Penyelenggaraan konferensi di Bali juga membawa pesan simbolis yang kuat. Pulau Dewata, dengan kearifan lokal yang telah terbukti dalam menjaga keseimbangan antara pembangunan dan pelestarian lingkungan, menjadi lokasi yang sempurna untuk mendiskusikan masa depan konstruksi berkelanjutan.

Konsep Tri Hita Karana yang berbasis filosofi kearifan lokal masyarakat Bali, mengajarkan keharmonisan antara manusia, alam, dan Tuhan, dapat menjadi inspirasi bagi pengembangan industri konstruksi yang tidak hanya mengejar keuntungan ekonomi, namun juga memperhatikan aspek sosial dan lingkungan.

Dampak jangka panjang dari konferensi ini akan terasa hingga bertahun-tahun ke depan. Jaringan profesional yang terbangun, kolaborasi riset yang terbentuk, dan standar industri baru yang diadopsi akan menjadi fondasi bagi transformasi industri konstruksi Indonesia. Para peserta yang kembali ke daerah masing-masing akan menjadi agen perubahan, membawa semangat inovasi dan praktik terbaik yang mereka pelajari di Bali.

Bagi generasi muda Indonesia yang bergelut di bidang teknik dan konstruksi, konferensi ini menjadi jendela untuk melihat masa depan profesi mereka. Mereka akan menyaksikan bagaimana industri global bergerak menuju era konstruksi 4.0, di mana robot dan kecerdasan buatan bekerja berdampingan dengan manusia, di mana material dapat mendaur ulang dirinya sendiri, dan di mana setiap bangunan menjadi kontributor positif bagi lingkungan, bukan sekadar konsumen sumber daya.

Tantangan terbesar yang dihadapi Indonesia dalam konferensi ini bukanlah sebagai tuan rumah yang sempurna, melainkan sebagai negara yang mampu menerjemahkan pembelajaran dari forum internasional ini menjadi aksi nyata di lapangan.

Bagaimana memastikan bahwa teknologi-teknologi canggih yang didiskusikan dapat diadaptasi untuk kondisi lokal Indonesia? Bagaimana menjembatani kesenjangan antara praktik terbaik internasional dengan realitas industri konstruksi nasional yang masih didominasi oleh usaha kecil dan menengah?

Konferensi FIDIC Asia Pacific 2025 di Bali bukan hanya tentang masa depan industri konstruksi, namun tentang masa depan Indonesia sebagai bangsa. Setiap jembatan yang dibangun dengan teknologi baru, setiap gedung yang dirancang dengan prinsip berkelanjutan, dan setiap infrastruktur yang dikonstruksi dengan standar internasional, adalah investasi untuk generasi mendatang.

Indonesia memiliki kesempatan emas untuk tidak hanya menjadi follower dalam revolusi industri konstruksi global, namun menjadi leader yang menginspirasi negara-negara berkembang lainnya.

Ketika para delegasi internasional berkumpul di pantai Sanur pada Agustus mendatang, mereka tidak hanya akan menyaksikan keindahan alam Bali, namun juga ambisi besar Indonesia untuk menjadi pionir dalam industri konstruksi berkelanjutan di Asia Pasifik.

Saatnya bagi Indonesia untuk menunjukkan bahwa kearifan lokal dan inovasi global dapat berpadu menciptakan solusi konstruksi yang tidak hanya membangun struktur fisik, namun juga membangun masa depan yang lebih baik bagi seluruh umat manusia.

 

Sumber Referensi

1. https://www.bps.go.id/en/publication/2024/07/01/017b6a8c4a26478170fb5a75/indikator-konstruksi–triwulan-i-2024.html

2. https://binakonstruksi.pu.go.id/informasi-terkini/kementerian-pupr-kembali-gelar-konstruksi-indonesia-2024/

3. https://www.bps.go.id/en/pressrelease/2025/02/05/2408/ekonomi-indonesia-tahun-2024-tumbuh-5-03-persen–c-to-c—ekonomi-indonesia-triwulan-iv-2024-tumbuh-5-02-persen–y-on-y—ekonomi-indonesia-triwulan-iv-2024-tumbuh-0-53-persen–q-to-q–.html

4. https://www.bps.go.id/en/publication/2024/02/07/fbf75169426f6656f0b39c43/indikator-konstruksi–triwulanan-iii-2023.html

5. https://www.unep.org/resources/emissions-gap-report-2022

Artikel Terkait

Back to top button
Chat WhatsApp