GedungINFONewsTeknologi

Webinar Series #7 IAMKRI, Bahas Metode Kolaboratif dalam Pengambilan Keputusan 

Untuk kontraktor, CBA bisa digunakan dalam memilih peralatan atau metode konstruksi.

Konstruksi MediaIkatan Ahli Manajemen Ramping Indonesia (IAMKRI) kembali mengadakan series Webinar #7. Dalam kesempatan ini, IAMKRI mengetengahkan sebuah metode yang sudah dikembangkan tahun 1986 oleh Jim Suhr, yang disebut Choosing by Advantages (CBA).

Salam kegiatan ini, menghadirkan praktisi dari German Lean Construction Institute (GLCI), Dr. Annett Schöttle.

Baru-baru ini Annett menulis buku bersama Paz Arroyo dan Randi Christensen, terkait implementasi CBA dalam proyek konstruksi dengan judul Building Decisions: How Choosing by Advantages Drives Project Success.

Webinar Series IAMKRI #7
Webinar Series #7 IAMKRI, Bahas Metode Choosing by Advantages. Dok. Ist

Annet menjelaskan secara gamblang dan terstruktur mengapa sebuah metode untuk mengambil keputusan penting dan dibutuhkan dalam pengambilan keputusan yang baik dalam sebuah tim dan memerlukan kolaborasi.

“Ini tentunya dengan membandingkan kebiasaan kita dalam mengambil keputusan yang dilakukan secara sepihak, melalui mekanisme yang panjang dan lama, terlalu banyak pertimbangan yang sulit untuk menghindari bias, serta tidak adanya dokumentasi proses pengambilan keputusan tersebut, yang sangat penting saat audit nantinya,” katanya, sebagaimana diberitakan Senin, (14/07/2025)

Disampaikan juga oleh Annett apa itu konsep CBA, tata cara CBA serta contoh implementasinya.

Sebagai diketahui, METODE CBA merupakan pendekatan pengambilan keputusan yang semakin banyak digunakan dalam pembangunan proyek ramping (lean construction). Berbeda dengan metode tradisional yang sering berfokus pada biaya atau nilai tunggal, CBA menekankan pada identifikasi, evaluasi, dan pembobotan keunggulan dari berbagai alternatif keputusan.

Salah satu tujuannya adalah memastikan keputusan yang diambil benar-benar memberikan manfaat paling signifikan bagi keseluruhan proyek. Meski demikian, dalam konteks proyek ramping yang menuntut efisiensi tinggi dan eliminasi pemborosan, CBA menjadi alat strategis untuk mendukung kolaborasi lintas disiplin, mempercepat pengambilan keputusan, dan meningkatkan transparansi proses.

Metode ini mendorong tim proyek untuk mendasarkan pilihan mereka pada alasan yang logis dan terdokumentasi, sehingga menghasilkan keputusan yang lebih berkelanjutan dan dapat dipertanggungjawabkan.

Webinar Series IAMKRI #7
Webinar Series #7 IAMKRI, Bahas Metode Choosing by Advantages. Dok. Ist

Penjelasan Annett yang gamblang tersebut memicu banyak pertanyaan pada sesi Q&A. Pertanyaannya sangat mendasar dan mempertanyakan berbagai hal berkaitan dengan metode CBA itu sendiri, dan dinamika sosial dan budaya dalam sebuah tim proyek, yang kebanyakan juga belum terbiasa untuk berkolaborasi, apalagi untuk mengambil keputusan.

Karena, sering kali pemimpin itu merasa bahwa pengambilan keputusan adalah kewenangannya semata, dan tabu jika mengikutsertakan orang lain, apalagi banyak stakeholders dilibatkan dalam pengambilan keputusan.

Annett pada sesi Q&A ini dengan baik dan sabar menjawab semua pertanyaan tersebut sebagai bagian dari diskusi dan masukan yang perlu diperhatikan sebagai bagian dinamika dalam implementasi CBA itu sendiri mengingat konteks proyek konstruksi dengan latar belakang sosial budaya yang berbeda.

Metode CBA ini merupakan metode alternatif terbaik jika dimanfaatkan dalam konteks collaborative project delivery, seperti Integrated Project Delivery (IPD) dan Progressive Design Build (PDB), dan ketika menerapkan metode Target Value Delivery (TVD); di Indonesia metode kolaboratif ini masih belum diterapkan. Namun demikian, menurut saya dalam tahapan daur hidup proyek dengan jenis metode delivery apa pun, CBA ini dapat digunakan untuk proses pengambilan keputusan.

Misalnya dalam memilih alternatif desain untuk memenuhi apa yang diinginkan owner, atau value yang diinginkannya, yang biasanya bisa multi aspek, dan terkadang harus juga mengakomodasi value selain dari yang diminta owner, misalnya aspek sustainability.

Untuk kontraktor pun, CBA bisa digunakan, misal dalam memilih peralatan atau metode konstruksi. “Yang penting, bahwa harus ada kepemimpinan kolaborasi dalam proyek konstruksi tersebut dan bertujuan untuk mencapai value yang diinginkan,” katanya.

Sebagai informasi, dalam webinar series IAMKRI ini di hadiri oleh Ketua Umum IAMKRI, Muhammad Abduh, M.T., Ph.d., dan para anggota IAMKRI baik offline maupun online. Selian itu, hadir juga perwakilan dari PT. Buana Enjiniring Konsultan (PT BEK) yaitu Direktur PT BEK Aminuddin Azis.

Artikel Terkait

Back to top button
Chat WhatsApp