
Covid-19 Tak Juga Reda, Pengembang Tunda Proyek Bangunan Tinggi
Konstruksi Media – PT Intiland Tbk mengakui masih menunda sejumlah proyek bangunan tinggi atau high rise building akibat pandemi Covid-19 belum mereda.
Menurutnya, peminat atau konsumen untuk high rise building belum cukup kuat karena resesi ekonomi yang menerjang seluruh dunia.
“Jadi memang dengan adanya Covid-19, beberapa proyek mesti kita planning ulang. Kita menunda proyek yang risikonya cukup tinggi, seperti high rise, demandnya belum cukup kuat,” kata Direktur Intiland, Archied Noto Pradono, Selasa (22/6/2021), dalam paparan publik perseroan.
- Profesor ITS Kembangkan Metode Komputasi Material Berbasis Meshless untuk Efisiensi dan Keberlanjutan
- Navigasi Risiko Sektor Publik 2025: Strategi untuk Keberlanjutan Keuangan dan Infrastruktur
- ASTRA Infra Siapkan Layanan Prima untuk Mudik Lebaran 2025, Aman dan Nyaman
Diakuinya, pandemi Covid -19 yang terjadi sejak bulan Maret 2020 membawa dampak signifikan terhadap perekonomian secara luas, termasuk terhadap sektor properti nasional. Kondisi tersebut juga secara langsung menyebabkan penurunan kinerja usaha perseroan, terutama diakibatkan anjoknya angka penjualan.
“Pasar properti, mengalami kontraksi akibat turunnya permintaan dan pembelian properti dari masyarakat. Konsumen dan investor properti cenderung mengambil sikap untuk menunda pembelian dan menunggu terjadinya perubahan situasi,” ungkapnya.
Namun dia meyakini, seiring adanya vaksinasi dan sejumlah insentif akan kembali menggairahkan sektor ini. Pihaknya akan mengalokasikan belanja modal tidak kurang dari Rp 1 triliun untuk pengembangan proyek terutama rumah tapak. Adapun, prapenjualan ditargetkan akan mencapai Rp 2 triliun sampai dengan akhir tahun ini.
Sampai dengan kuartal pertama tahun ini, Intiland tercatat membukukan marketing sales senilai Rp 310 miliar, naik 166% dari periode yang sama di tahun sebelumnya.
Jumlah tersebut belum termasuk kontribusi dari pendapatan berkelanjutan yang mencapai Rp 176 miliar yang berasal dari segmen properti investasi, seperti perkantoran sewa dan pengelolaan lapangan golf dan sarana olahraga. ***