Sejumlah Fakta Menarik Terowongan Silaturahmi Masjid Istiqlal-Gereja Katedral
Konstruksi Media – Pembangunan Terowongan Silaturahmi Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta telah rampung pada 20 September 2021. Nyatanya, terowongan ini juga memiliki sejumlah fakta unik.
“Terowongan ini punya makna yang dalam, bukan hanya sekadar lambang, tapi juga memberikan inspirasi terbangunnya kerukunan antarumat,” kata Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia (RI) Ma’ruf Amin, dikutip dari Instagram Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Selasa, 19 Oktober 2021.
- Profesor ITS Kembangkan Metode Komputasi Material Berbasis Meshless untuk Efisiensi dan Keberlanjutan
- Navigasi Risiko Sektor Publik 2025: Strategi untuk Keberlanjutan Keuangan dan Infrastruktur
- ASTRA Infra Siapkan Layanan Prima untuk Mudik Lebaran 2025, Aman dan Nyaman
Berikut Konstruksi Media rangkum sejumlah fakta terkait Terowongan Silaturahmi.
- Tersambung dengan Basement
Terowongan Silaturahmi tersambung dengan basement parkir lantai 1 Masjid Istiqlal Jakarta. Setidaknya sebanyak 500 unit mobil bisa tertampung di basement parkir tersebut. - Makna Nama Terowongan Silaturahmi
Pemberian nama Terowongan Silaturahmi yakni terowongan tersebut menghubungkan Masjid Istiqlal Jakarta dan Gereja Katedral. Sehingga, terowongan tersebut bisa digunakan oleh pengunjung Masjid Istiqlal Jakata maupun Gereja Katedral. - Solusi Jembatan Penyeberangan
Sebelum adanya Terowongan Silaturahmi, terdapat tiga alternatif dalam memfasilitasi ruang parkir salah satunya jembatan penyeberangan. Namun, desain jembatan dinilai terlalu curam sehingga dipilih alternatif terowongan. - Desain Eksterior Transparan
Arsitektur entrance atau akses masuk Terowongan Silaturahmi dibangun dengan gaya modern, dengan desain eksterior menggunakan material transparan. Sehingga, kecantikan Masjid Istiqlal Jakarta dan Gereja Katedral yang merupakan bangunan cagar budaya tidak terhalang dari dalam terowongan.
Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, penghubung antara dua rumah ibadah tersebut secara teknis bisa saja menggunakan jembatan penyeberangan, namun karena faktor keamanan dan keselamatan desain yang dipilih yakni terowongan bawah tanah.
“Ada tiga alternatif sebetulnya bisa jembatan penyeberangan, tapi kan terlalu curam, atau dengan yang lain. Tapi kami pilih terowongan yang lebih aman,” ucap Basuki melalui keterangan tertulis pada Selasa, 21 September 2021.