Citra Angkasa Persada Raih Penghargaan Super Service Quality Contractor 2021-2022
Konstruksi Media – Citra Angkasa Persada, meraih Penghargaan sebagai Super Service Quality Contractor 2021-2022. Malam Penghargaan acara Indonesia Best In Award Winners 2021 digelar oleh Majalah Penghargaan Indonesia, di Mercure Hotel Simatupang Jakarta, Jum’at (17/12/2021).
Jalan Tol Jakarta-Cikampek II (Elevated) atau Japek layang sepanjang 38 km bisa jadi salah satu proyek konstruksi paling rumit yang pernah dikerjakan di Indonesia. Bagaimana tidak, proyek ini dikerjakan di tengah-tengah jalan tol yang kepadatannya super tinggi dan hanya punya waktu kurang dari tiga tahun untuk diselesaikan.
Tak cuma itu, tol layang terpanjang di Indonesia ini juga dikerjakan di wilayah yang juga tengah ramai pekerjaan konstruksi dua proyek raksasa di Cikampek, yakni kereta cepat Jakarta-Bandung dan LRT Jabodebek. Praktisnya, pengerjaan tol layang ini dikebut di antara dua proyek raksasa dan lalu lintas tol Japek eksisting yang super padat.
Direktur Citra Angkas Persada, Suharno mengatakan, teknologi Sosro Bahu menjadi rahasia konstruksi tol Japek layang bisa dikebut di medan yang super padat. Teknologi Sosrobahu merupakan hasil karya anak bangsa bernama Tjokorda Raka Sukawati.
- Profesor ITS Kembangkan Metode Komputasi Material Berbasis Meshless untuk Efisiensi dan Keberlanjutan
- Navigasi Risiko Sektor Publik 2025: Strategi untuk Keberlanjutan Keuangan dan Infrastruktur
- ASTRA Infra Siapkan Layanan Prima untuk Mudik Lebaran 2025, Aman dan Nyaman
Teknologi Sosrobahu merupakan suatu teknologi yang sangat diperlukan dalam mengatasi kesulitan membangun konstruksi jalan di atas jalan yang sudah beroperasi dan padat volume kendaraan seperti halnya di Tol Japek layang.
Secara teknis, teknologi sosorobahu dijelaskan sebagai engesl putar yang dipasang antara tiag dan kepala tiang (pier head). Engsel ini memungkinkan pierhead yang bobotnya berton-ton bisa diputar dengan mudah.

Dengan Teknologi Sosrobahu, pembuatan pier head bisa dilakukan sejajar garis jalan sehingga tidak memerlukan ruang bebas yang luas ketika proses pengecorannya. Hal ini memungkinkan lalulintas di bawahnya bisa tetap berjalan meski kegiatan konstruksi sedang berlangsung.
Bila memakai teknik konstruksi konvensional, dipastikan sebagian besar lajur jalan akan ditutup dan membuat kemacetan jalan lebih padat.
“Ini adalah teknologi karya anak bangsa yang sangat bermanfaat dalam dunia konstruksi nasional. Teknologi ini juga sudah mendunia,” kata Suharno saat menerima penghargaan belum lama ini.
Suharno sendiri saat ini merupakan pemegang paten atas teknologi Sosrobahu tersebut.
Penerapan Teknologi Sosrobahu pada Tol Japek layang merupakan penerapan yang kedua kalinya pada konstruksi jalan tol, setelah sebelumnya dilakukan di konstruksi tol Wiyoto-Wiyono pada 27 Juli 1988 silam.
Kini, Tol Japek layang telah dapat dilalui pengendara setelah diresmikan Presiden Jokowi pada 12 Desember 2019. Tol Japek layang masih bisa dijajal gratis hingga akhir tahun nanti untuk menunjang libur Natal dan Tahun Baru.

Kehadiran tol yang dioperasikan Jasa Marga ini menjadi pemisah antara arus lalu lintas jarak pendek dengan arus lalin jarak jauh. Nantinya Kendaraan tujuan jarak pendek akan menggunakan Tol Japek di bawahnya, sementara kendaraan tujuan jarak jauh terutama kendaraan Golongan I dapat menggunakan Tol Japek layang.
“Saya berharap teknologi ini bisa dimanfaatkan lebih luas lagi dalam dunia konstruksi di tanah air,” tandas dia.