Renewable

Substitusi LPG Untuk Industri, Pemerintah Genjot Bio CNG

Konstruksi Media – Pemerintah melalui Kementerian ESDM terus menggenjot pengembangan biogas menjadi Biomethane-Compressed Natural Gas (Bio-CNG) sebagai pengganti Liquefied Petroleum Gas (LPG) untuk industri. 

Direktur Bioenergi Kementerian ESDM Andriah Feby Misna mengungkapkan penggunaan Bio-CNG untuk substitusi LPG diharapkan juga bisa dilakukan dalam skala komersial sebagai bahan bakar transportasi.

Pengembangan Bio-CNG ini diharapkan dapat mempercepat peningkatan kontribusi energi baru dan terbarukan (EBT) dalam bauran energi nasional.

“Bio-CNG ini merupakan pemurnian biogas (pure methene) dengan memisahkan komponen karbon dioksida (CO2) dan karbontetraoksida (CO4) serta menghilangkan komponen gas imperitis lainnya untuk menghasilkan gas metan dengan kadar di atas 95%,” ujar Feby dalam keterangan tertulis yang dikutip, Selasa (13/7/2021).

Menurutnya, karakteristik dari biometan ini menyerupai dengan CNG. Sebagai negara penghasil minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan sumber daya alam, Indonesia memiliki potensi besar untuk memanfaatkan limbah CPO, limbah pertanian, dan peternakan menjadi biogas serta biomethane.

“Manfaatnya (Bio-CNG) cukup signifikan karena saat ini Indonesia masih mengimpor LPG dalam jumlah besar serta sumber bahan baku untuk memproduksi Bio CNG cukup beragam,” kata Feby.

Adapun, Kementerian ESDM bersama dengan Global Green Growth Institute (GGGI) telah melakukan studi pasar pengembangannya di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Studi itu akan segera dilanjutkan dengan pendampingan teknis untuk persiapan implementasi pembangunan bio-CNG.

“Walau kita punya potensi bio-CNG cukup besar, tapi belum bisa berkembang komersial. Banyak tantangan yang menjadi tugas kita bersama, baik dari sisi kebijakan keekonomian, teknik, dan tata niaga,” tutur Feby. ***

Artikel Terkait

Leave a Reply

Back to top button