Majalah Konstruksi Media – Sejarah singkat IIDA HOLDING di Indonesia menarik untuk disimak. Kehadiran IIDA HOLDING lantaran Jepang dan Indonesia memiliki kesamaan geografis, yaitu berada di wilayah “Ring of Fire” atau “Cincin Api” – sabuk tektonik sepanjang 40.000 km yang terdiri dari serangkaian gunung berapi dan aktivitas seismik yang mengelilingi sebagian besar Samudra Pasifik. Keberadaan Ring of Fire di wilayah Indonesia dan Jepang inilah yang menyebabkan kedua negara ini rawan dilanda bencana gempa bumi hingga letusan gunung berapi.
Menyadari negaranya sebagai wilayah rawan gempa bumi, Jepang terus melakukan inovasi konstruksi tahan gempa, terutama di sektor real estate atau residensial untuk mengurangi dampak bencana. Adalah IIDA Group Holdings Co., Ltd., perusahaan pengembang (developer) terbesar di Negeri Sakura dengan pangsa pasar sekitar 30%. Raksasa properti ini bisa menjual hingga 40.000 rumah per tahun.
Sebagai group besar yang berpengalaman sekitar 50 tahun, IIDA Holdings memiliki ekosistem kuat dalam pengembangan perumahan (house developer), dengan memiliki berbagai perusahaan yang terkait di sektor ini, seperti perusahaan yang khusus memproduksi jendela, kitchen set hingga perusahaan kayu, dan pembiayaan perumahan (mortgage loan). Total terdapat 96 perusahaan di bawah naungan IIDA Group Holdings.
IIDA Holdings juga memiliki teknologi original untuk menghasilkan karya-karyanya. Kemudian, dengan integrasi tersebut tercipta skala bisnis yang menjadikan harga produknya lebih terjangkau dan kompetitif dengan tetap menjaga kualitas tinggi sesuai dengan standar Jepang.
Perusahaan ini dibentuk melalui integrasi 6 perusahaan perumahan yang telah berpengalaman selama 50 tahun, yaitu: Hajime Construction, Co., Ltd.; IIDA Sangyo Co., Ltd.; Touei Housing Corporation; Tact Home Co., Ltd.; dan Arnest One Corporation; ID Home Co., Ltd.; IIDA Group Holdings Co., Ltd. juga telah mengkonsolidasikan 1 perusahaan pengolahan kayu, First Wood Co,. Ltd. sebagai bagian dari perusahaannya.
Dengan mengintegrasikan sumber daya dan manajemen, IIDA Group Holdings bertujuan untuk meningkatkan daya saing di pasar dan menyediakan perumahan yang lebih berkualitas dengan memanfaatkan keunggulan dari skala keekonomian tersebut. Hal ini memungkinkan Group secara keseluruhan untuk mengambil langkah dalam mewujudkan masyarakat di mana setiap orang dapat memiliki rumah.
Tidak ingin hanya berkiprah di negaranya, perusahaan ini melakukan ekspansi ke berbagai negara, salah satunya ke Indonesia. Apalagi kondisi geografis Jepang dan Indonesia sama-sama dilalui Ring of Fire dengan ancaman gempa bumi. Selain untuk ekspansi bisnis, IIDA Group Holding ingin melakukan transfer teknologi konstruksi real estate tahan gempa di Indonesia.
Akhirnya, pada Juli 2016, raksasa properti Jepang ini masuk ke Indonesia melalui PT IIDA Group Holdings, sebagai anak perusahaan dari perusahaan pengembang (developer) Jepang IIDA Group Holdings Co., Ltd.
Sagiri Sakurai, President Director PT IIDA Group Holdings (representatif IIDA Group Holdings di Indonesia), menceritakan proses awal masuknya IIDA Group Holdings ke Indonesia. Pada 2016, Manajemen IIDA Group mendapatkan kesempatan untuk menghadiri acara kunjungan pemimpin antar Negara Indonesia-Jepang. Dalam kunjungan itu, Presiden Ke-7 RI Joko Widodo menyampaikan programnya untuk membangun 1 juta rumah. Menurut Sagiri, program Jokowi saat itu menjadi peluang bagi IIDA untuk memutuskan masuk ke Indonesia pada 2016.
“Sebagai perusahaan yang baru masuk ke Indonesia, tentu kami menghadapi banyak tantangan. Apalagi ketika baru masuk ke Indonesia, langsung terjadi pandemi Covid-19 secara global selama 2020–2022. Ini menjadi tantangan kami,” ujar perempuan yang mengambil studi Sastra Indonesia di Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia ini kepada Konstruksi Media, belum lama ini.
Artikel ini telah dimuat di Majalah Konstruksi Media Edisi XIII November-Desember 2024. (***)