Konstruksi Media – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Perumahan bersama Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) berkolaborasi membangun rumah susun untuk para mahasiswa.
Rusun tersebut dibangun setinggi tiga lantai terdiri dari 43 unit kamar dengan kapasitas 168 orang dilengkapi dengan meubelair serta termasuk Prasarana, Sarana dan Utilitasnya (PSU).
“Pembangunan Rumah Susun Politeknik Ilmu Pemasyarakatan dan Politeknik Imigrasi Kemenkumhan merupakan salah satu wujud dukungan Kementerian PUPR dalam membentuk pusat pendidikan berkarakter,” ujar Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, Iwan Suprijanto saat meresmikan Rusun Politeknik Ilmu Pemasyarakatan dan Politeknik Imigrasi Kemenkumhan di Kota Tangerang, Banten, Sabtu (29/7/2023).
Pada kesempatan itu, Direktur Jenderal Perumahan Iwan Suprijanto juga menandatangani prasasti sebagai seremonial peresmian Rusun serta meninjau unit hunian taruni Politeknik tersebut.
Selain itu, Dharma Wanita Persatuan (DWP) Direktorat Jenderal Perumahan serta perwakilan Politeknik Ilmu Pemasyarakatan dan Politeknik Imigrasi Kemenkumham juga melaksanakan penanaman pohon buah dan tanaman hias di bagian halaman sehingga Rumah Susun ini menjadi lebih asri dan indah serta lebih teduh dan hijau.
Baca juga: Progres Konstruksi Bendungan Mbay di Nagekeo NTT dengan Nilai Kontrak Rp1,47 Triliun
“Penanaman pohon ini sekaligus menjadi rangkaian Peringatan Hari Perumahan Nasional (Hapernas) yang nantinya diperingati pada 25 Agustus mendatang. Kami ingin semua infrastruktur perumahan yang dibangun Kementerian PUPR tetap menjaga kelestarian lingkungan dengan menanam pohon penghijauan,” katanya.
Iwan mengatakan, Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR sejak tahun 2015 telah membangun sejumlah rumah susun untuk Kemenkumham di sejumlah lokasi seperti di Denpasar, Batam, Keprin Cilacap, Medan Sumut dan Tangerang.
Rusun tersebut, kata dia, dibangun untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), Pekerja, Anggota POLRI, Peserta Didik Perguruan Tinggi seperti untuk mahasiswa, serta Peserta Didik Lembaga Pendidikan Keagamaan Berasrama misalnya untuk Pondok Pesantren.
“Pembangunan hunian vertikal selain untuk mengoptimalkan lahan juga mampu memberikan kontribusi positif bagi pencapaian misi Presiden untuk membangun Sumber Daya Manusia (SDM) unggul menuju Indonesia Maju. Kami berharap agar Rumah Susun Politeknik Ilmu Pemasyarakatan dan Politeknik Imigrasi Kemenkumhan ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa dan menjadi tempat mengembangkan rasa kebangsaan dan cinta kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” tandasnya.
Ia mengatakan, guna mendorong pengelolaan serta pemanfaatan Rusun Politeknik Ilmu Pemasyarakatan dan Politeknik Imigrasi, pihaknya berharap Kemenkumham dapat mengalokasikan anggaran operasional yang dapat digunakan untuk pemeliharaan, dan perawatan rumah susun. Selain itu, perlu dibentuk unit pengelola rumah susun sehingga pengelolaannya bisa lebih profesional sehingga usia pakaianya bisa lebih lama.
“Kami juga berharap para mahasiswa Politeknik Ilmu Pemasyarakatan dan Politeknik Imigrasi Kemenkumhan dapat memanfaatkan rumah susun sesuai dengan fungsinya serta merawat dan memelihara bangunan beserta meubelair dan PSU-nya dengan baik karena anggaran pembangunannya menggunakan APBN yang merupakan amanah dari masyarakat untuk dapat digunakan dengan sebaik-baiknya,” harapnya.
Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (BP2P) Jawa I, Firsta Ismer mengatakan, Rusun Politeknik Ilmu Pemasyarakatan dan Politeknik Imigrasi Kemenkumhan dibangun Satuan Kerja Penyediaan Perumahan Provinsi Banten BP2P Jawa I secara Multi Years Contract (MYC) Tahun 2022-2023 senilai Rp13,1 miliar.
Lokasi pembangunannya berada di Kampus Politeknik Ilmu Pemasyarakatan dan Politeknik Imigrasi Kemenkumham di Jalan Satria Sudirman, Tanah Tinggi, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang, Provinsi Banten. Kontraktor pelaksana pembangunan Rusun adalah PT. Mekar Mulia Contractor dan Manajemen Konstruksi CV Mahoni.
Spesifikasi bangunan memiliki luas bangunan 2.042 meter persegi dan dibangun setinggi tiga lantai. Tipe hunian adalah tipe 24 terdiri dari 43 unit kamar yakni 41 unit reguler dan 2 unit untuk penyandang disabilitas. Fasilitas meubelair di dalam Rusun antara lain lemari 86 unit, kasur susun 82 unit, kasur single 4 unit, meja belajar dan kursi masing-masing 168 unit. Daya tampung Rusun ini sebanyak168 orang.
Kelengkapan lainnya yang ada dibangunan Rusun terdiri dari beberapa ruang seperti ruang difabel, ruang kontrol CCTV, landscaping, ruang pengelola dan ruang serbaguna serta prasarana, sarana dan utilitasnya (PSU) berupa perkerasan, taman dan gazebo yang bermanfaat bagi para mahasiswa.
“Tujuan pembangunan hunian vertikal tersebut adalah untuk memenuhi dan mendukung hunian yang layak di kawasan Politeknik Kemenkumham di Kota Tangerang dan menjadi hunian bagi mahasiswa yang menempuh pendidikan di Politeknik Kemekumham sehingga dapat memperlancar kegiatan belajar mengajar, meningkatkan semangat belajar dan semangat bekerja, serta membentuk mental hidup bersama untuk menciptakan lingkungan yang berbudaya, beradab, dan menjunjung tinggi nilai moral,” jelasnya.
Baca juga: Iwan Suprijanto Sebut Anggaran Ditjen Perumahan Tahun 2024 Capai Rp6,19 Triliun
Direktur Politeknik Imigrasi Kemenkumkam, Wisnu Widayat saat membacakan sambutan tertulis
Sekretaris Jenderal Kemenkumham mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi dukungan Kementerian PUPR dalam penyediaan asrama bagi taruna dan taruni Politeknik Kemenkumham. Adanya Rusun ini membuat proses belajar mengajar menjadi lebih efisien dan optimal karena pihak kampus dapat memantau kegiatan para taruna dan taruni dengan baik.
“Kami juga berharap Kementerian PUPR bisa memberikan dukungan lagi khususnya penyediaan asrama karena masih banyak taruna dan taruni Politeknik Kemenkumham yang tinggal dan kos di luar kampus,” ucapnya.
Pembina DWP Ditjen Perumahan, Zuhrotul Iwan Suprijanto menjelaskan, sebagai bentuk dukungan Dharma Wanita Persatuan terhadap program pembangunan Rusun, para pengurus DWP Ditjen Perumahan juga melaksanakan penanaman 15 pohon penghijauan dan buah-buahan seperti mangga, kelengkeng, rambutan dan pucuk merah.
“Kami pengurus DWP Ditjen Perumahan menanam pohon penghijauan di bagian halaman Rusun. Kami berharap dengan penanaman pohon buah-buahan ini nantinya lingkungan kampus menjadi lebih asri dan hijau,” katanya.
Salah seorang mahasiswa Politeknik Imigrasi Kemenkumham, Anandhita Khusnul hotimah (20 tahun) yang merupakan mahasiswi Angkatan 23 Jurusan Manajemen Teknologi Ke imigrasian mengaku sudah tinggal di Rusun sejak bulan April 2023 lalu. Menurutnya, lokasi Rusun yang strategis serta fasilitas yang lengkap sangat membantu para mahasiswa untuk lebih fokus belajar.
“Kami lebih memilih tinggal di Rusun mahasiswa ini daripada tinggal di kos-kosan yang jaraknya jauh dari kampus. Fasilitasnya sangat lengkap dan bagus jadi kami bisa fokus belajar,” katanya.
Menurut mahasiswi lainnya dari Jurusan Administrasi Keimigrasian, Annisa Qori Nur Azizah (20 tahun), pembangunan Rusun mahasiswa ini perlu dilanjutkan karena masih banyak mahasiswa yang memerlukan hunian layak selama menuntut ilmu di bangku perkuliahan.
“Kami bisa belajar bersosialisasi dan berkumpul dengan teman-teman dan belajar hidup di hunian vertikal,” katanya.
Turut hadir dalam kegiatan ini, Sesditjen Perumahan, M Hidayat, Direktur Rusun, Aswin Grandiarto Sukahar, Direktur SSPP, Edward Abdurrahman, Direktur Rumah Swadaya, KM Arsyad, Direktur Kepatuhan Intern, Bisma Staniarto dan Direktur Rumah Umum dan Komersial, Fitrah Nur serta pengurus DWP Ditjen Perumahan Kementerian PUPR dan Kepala Satuan Kerja Penyediaan Perumahan Provinsi Banten BP2P Jawa I, Haryo Wacono.
Baca artikel serlanjutnya: