imported

Progres Proyek RSUP Sanglah Garapan Hutama Karya Senilai Rp197 Miliar

Proyek Gedung Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak di RSUP Sanglah dimulai sejak November Tahun 2022 lalu dengan nilai investasi proyek sebesar Rp197 miliar.

Konstruksi Media – PT Hutama Karya (Persero) mencatatkan progres signifikan pada proyek Gedung Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak di RSUP Sanglah atau yang telah berganti nama menjadi RSUP Prof. Dr. I.G.N.G. Ngoerah. Per Oktober 2023, pembangunan proyek mencapai sebesar 61,65%, pencapaian ini lebih cepat 8,73% dari rencana awal sebesar 52,92%.

Atas pencapaian ini, Hutama Karya mendapatkan tanggapan yang positif dari pemilik proyek atau Pejabat Komitmen (PPK). “Dengan adanya percepatan progres, diharapkan proyek dapat selesai tepat waktu dengan mutu yang prima,” ujar Dr. dr. Ketut Ariawati, Sp. A(K) selaku perwakilan PPK.

Melalui kunjungan Direktorat Jenderal Kementerian Kesehatan di Proyek, Sabtu (11/10/2023), disampaikan harapannya agar seluruh rumah sakit vertikal yang saat ini sedang dibangun mengedepankan aspek kenyamanan.

Baca juga: Bangun Jalan Tol Trans Sumatera, Hutama Karya Raup Laba Bersih Rp34 Miliar

“Atas arahan pak Menteri Kesehatan (Budi Gunadi) untuk area-area publik seperti lobby, koridor, dan ruang tunggu dibuat senyaman mungkin seperti halnya rumah sakit swasta,” ujar dr. Azhar Jaya, S.K.M., M.A.R.S. selaku Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan.

Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan, Tjahjo Purnomo mengatakan proyek ini dimulai sejak November Tahun 2022 lalu dengan nilai investasi proyek sebesar Rp197 miliar. Pendanaan untuk proyek berasal dari kerjasama antara Indonesia dengan Islamic Development Bank (IsDB), dengan tujuan untuk meningkatkan pelayanan ibu dan anak di 6 rumah sakit vertikal di Indonesia.

Proyek Gedung Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak di RSUP Sanglah. Foto: Dokumentasi Hutama Karya

“Jika melihat progres pekerjaan yang positif, penggunaan digitalisasi konstruksi seperti Building Information Modelling (BIM) 360 level 7D, dan dukungan sumber daya sebanyak lebih kurang 260 orang, proyek dapat selesai sesuai target atau bahkan lebih cepat,” ujar Tjahjo.

Menurut Tjahjo, selain implementasi digitalisasi konstruksi, upaya percepatan lainnya juga dilakukan seperti melakukan pekerjaan secara simultan. Kemudian fokus terhadap pekerjaan facade atau eksterior bagunan yang memiliki tingkat kesulitan pekerjaan paling tinggi serta penyelesaian pada area-area pekerjaan yang menyumbang progres signifikan.

Lingkup pekerjaan Hutama Karya meliputi pekerjaan persiapan, arsitektur, struktur, mekanikal, kelistrikan, pemipaan, hingga site development. Proyek ini memiliki luas sekitar 21.341 m2 yang terdiri dari 5 lantai dan 1 basemen.

Baca juga: Empat Tahun Hutama Karya Akselerasi Transformasi Digital

Jika rampung, maka akan menambah kapasitas rawat inap rumah sakit sebanyak 139 unit tempat tidur ICU, dan 170 unit tempat tidur non-ICU. Hal ini akan semakin memperkuat peran rumah sakit RSUP Prof. Dr. I.G.N.G Rs Ngoerah sebagai rumah sakit rujukan terbesar di wilayah Bali dan Nusa Tenggara.

Sebagai informasi, rumah sakit ini mulai dibangun pada tahun 1956 dan diresmikan pada tanggal 30 Desember 1959 dengan kapasitas 150 tempat tidur. Pada tahun 1962 bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana sebagai RS Pendidikan. Pada tahun 1978 menjadi rumah sakit pendidikan tipe B dan sebagai Rumah Sakit Rujukan Terbesar di Bali.

Selain itu, melihat tingginya angka kematian ibu dan anak, RSUP Prof. Dr. I.G.N.G. Ngoerah juga berinovasi atau mengusung pembangunan Gedung Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak sebagai upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi.

Artikel Terkait

Back to top button