Prof. Teuku Abdullah Ceritakan Pengalamannya Mendesain Bangunan Tahan Gempa ke Insinyur Aceh
Jangan bangun hotel jadi ambruk, bangun jembatan ambruk.
Konstruksi Media – Pengurus Cabang Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Kabupaten Aceh Besar melaksanakan silaturahmi dan diskusi dengan Prof. Eng. Dr. Ir. Teuku Abdullah Sanny, M.Sc, IPU, ahli seismologi eksplorasi dan rekayasa Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan ITB di D’Energi Cafe, Minggu (12/11/2023).
Dewan Pakar PII Pusat Prof. Teuku Abdullah Sanny menceritakan pengalamannya selama kuliah dan bekerja di Jepang. Saat itu ia belajar mendesain bangunan tahan gempa, jalan, bendungan dan jembatan. Menurut dia, para insinyur di sana bekerja pada level yang tinggi
“Harus dilakukan dengan mencontohkan ke negara yang sering terjadi gempa seperti Jepang. Jangan bangun hotel jadi ambruk, bangun jembatan ambruk,” kata Prof. Teuku Abdullah Sanny dikutip dari keterangannya di Jakarta, Senin (13/11/2023).
Baca juga: Berhasil Olah Limbah Baja, Krakatau Semen Indonesia Bidik Suplai GGBFS ke IKN
“Pembangunan di Jepang dirancang tahan gempa, bangunan bertingkat mulai 7 tingkat sampai 100 tingkat, bisa dibangun tahan terhadap gempa,” ucap Prof Teuku Abdullah Sanny menambahkan.
Ia berpendapat, pembangunan tahan gempa untuk Indonesia, khususnya wilayah Aceh sebagai daerah yang rawan gempa bisa dipraktikkan dalam merancang gedung, bendungan dan jembatan yang tahan gempa,
Prof Teuku Abdullah Sanny yang berasal dari Piyeung, Kecamatan Montasik, Aceh Besar, sekarang menjadi Dosen ITB dan telah berpengalaman membangun serta merancang bangunan di berbagai negara seperti Australia, Jepang, China, Vietnam, Palestina, Papuan Nugini, dan lainnya.
Prof Abdullah Sanny bercerita bahwa kedisiplinan ini membentuk karakter orang Jepang sehingga terbentuk disiplin dan tanggung jawab terhadap pekerjaannya.
“Saya dipanggil untuk menghadap Presiden Joko Widodo (Jokowi), bagaimana merancang dan konsep MDRT Jakarta Surabaya. Bagaimana menyatukan bangsa dari ujung ke ujung dengan konsep MDRT,” ucapnya.
“Alhamdulillah, saya telah selesai bekerja menyelesaikan pekerjaan kereta cepat Jakarta Bandung selama 7 tahun, jalur elektroniknya dari Osaka University Jepang,” ujar dia lagi.
Baca juga: 4 Precast Andalan Hakaaston yang Terinstalasi di Jalan Tol Trans Sumatera
Menurut dia, banyak insinyur di sini kurang praktik sehingga tidak bisa merancang bangunan dan pekerjaan Engineering.
“Saya bersyukur waktu kuliah di Jepang, prof saya diajak untuk mengikuti kegiatan proyek pembangun MDRT di sana, sehingga belajar langsung di lapangan, ucap Prof Teuku Abdullah Sanny.
Acara diskusi dibuka oleh Ir. Variadi, ST, M.Eng, IPU, Ketua PII Aceh Besar dan moderator acara oleh Ir. Bahagia Ishak, MT.