
PII Aceh Besar dan BWS Sumatera I Gelar Bimtek dan Sertifikasi Kompetensi Bendungan Besar
Bimtek ini dilanjutkan dengan kegiatan Sertifikasi Keahlian Konstruksi (SKK) Bendungan Besar pada 24–25 April 2025.
Konstruksi Media — Dalam upaya meningkatkan kompetensi tenaga ahli teknik bendungan, Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Cabang Aceh Besar bersama Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera I dan Komite Nasional Indonesia untuk Bendungan Besar (KNIBB) menyelenggarakan kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) dan Sertifikasi Kompetensi Keahlian Bendungan Besar.
Kegiatan Bimtek berlangsung secara daring melalui aplikasi Zoom pada 21–22 April 2025. Materi yang disampaikan meliputi Konsepsi Keamanan Bendungan, Instrumentasi Bendungan, Prinsip Geoteknik Bendungan, Operasi dan Pemeliharaan Bendungan, Pengelolaan Sedimentasi Waduk, hingga Inspeksi Visual Bendungan. Peserta kegiatan berjumlah 30 orang, terdiri dari ASN BWS Sumatera I, BUMN karya, kontraktor, dan konsultan lokal. Para narasumber berasal dari KNIBB yang memiliki pengalaman dan keahlian di bidangnya.
Bimtek ini dilanjutkan dengan kegiatan Sertifikasi Keahlian Konstruksi (SKK) Bendungan Besar pada 24–25 April 2025. Uji kompetensi difasilitasi oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) SKBB Indonesia dengan asesor dari KNIBB. Pelaksanaan uji kompetensi dilakukan di Tempat Uji Kompetensi (TUK) BWS Sumatera I, Jl. Ir. H. Mohd Thaher No. 14, Lueng Bata, Banda Aceh.

Sebanyak 37 peserta mengikuti asesmen, dengan hasil 4 orang dinyatakan kompeten sebagai Ahli Utama, 19 orang sebagai Ahli Madya, dan 14 orang sebagai Ahli Muda.
Ketua PII Cabang Aceh Besar, Ir. Variadi, ST., M.Eng., IPU., ASEAN Eng., menyampaikan harapannya agar kegiatan ini dapat mendorong pengelolaan bendungan yang lebih profesional dan berkelanjutan di Aceh, khususnya bendungan-bendungan strategis seperti Bendungan Keureuto di Kabupaten Aceh Utara dan Bendungan Rukoh di Kabupaten Pidie.
“Kami berharap pengelolaan bendungan dilakukan oleh tenaga ahli yang kompeten sehingga manfaat bendungan dapat maksimal, baik untuk swasembada pangan, energi, ketahanan air, mitigasi bencana hidrometeorologi, maupun pengembangan wisata dan peningkatan air tanah. Ini sejalan dengan salah satu dari 8 misi Asta Cita Prioritas Nasional Presiden Republik Indonesia,” ujar Variadi. (***)