InfrastrukturKawasan

Pantai Indah Kapuk, Kawasan Mandiri Sokong Pertumbuhan Ekonomi Kreatif

Kawasan Pantai Indah Kapuk merupakan kawasan mandiri yang terintegrasi dengan berbagai fasilitas.

Konstruksi Media – Pantai Indah Kapuk (PIK) salah satu destinasi favorit di kawasan terintegrasi di Jakarta Utara yang mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif.

Founder dan Chief Executive Officer (CEO) of Arkana Agung Sedayu Group Steven Kusumo mengatakan, kawasan Pantai Indah Kapuk merupakan kawasan mandiri yang terintegrasi dengan berbagai fasilitas, mulai dari destinasi wisata dan kuliner, retail, commercials, perkantoran, residensial, dan pusat kawasan bisnis (central business district/CBD).

“Berlokasi strategis yang dekat dengan pusat kota melalui akses tol dan bandara internasional Soekarno Hatta, kawasan ini tentunya akan menjadi destinasi wisata utama pilihan residen, wisatawan lokal maupun internasional,” kata Steven melalui keterangan tertulis, belum lama ini.

Terdapat akses jalan tol menuju ke PIK1 dan Toll Interchange PIK2 yang dibuka sekitar akhir 2024. Akses ini akan terhubung langsung dengan tol lingkar luar sehingga waktu tempuh ke Bandara Internasional Soetta menjadi sekitar tujuh menit.

Selain jalan tol, terkait transportasi, tersedia bus komuter bagi residen dan pengunjung dengan rute Halte Fresh Market PIK 1 ke Halte Jalasena Timur (Pantai Maju, Golf Island PIK) dan berbagai halte lainnya di kawasan PIK 2.

Baca juga: BTN Gaet Summarecon Agung Salurkan KPR Segmen Menengah Atas

Terkait PIK 2, Chief Executive Officer (CEO) Leads Property Services Indonesia, Hendra Hartono, pernah mengatakan, kawasan ini berpotensi menghadirkan sebuah CBD anyar.

“Bisa, tapi perlu waktu yang cukup lama, mengingat dibandingkan dengan CBD Jakarta yang letaknya strategis dan central, aksesibilitas dan ketersediaan transportasi publik yang lebih terintegrasi. Selain itu, hampir semua sektor perdagangan, hotel, mal sudah terbilang lengkap,” ujar Hendra mengutip Investor Daily, Senin (28/8/2023).

Menurut dia, dalam mengembangkan PIK 2, developer harus menghadirkan infrastruktur transportasi publik yang terintegrasi dan memadai.

“Saat ini, hanya mengandalkan tol, perlu dihadirkan rumah sakit, fasum, dan fasos mengingat banyaknya perusahaan Fortune 500 dan sektor perdagangan yang berminat uuntuk berkantor di PIK2,” ucap dia.

Baca artikel selanjutnya:

Artikel Terkait

Back to top button