
Jokowi Resmikan Bendungan Leuwikeris, Suplai Air 11,200 Ha Lahan Tani di Tasikmalaya dan Ciamis
“Bendungan Leuwikeris manfaatnya betul-betul multifungsi, baik untuk air baku, air irigasi, pengendalian banjir, dan pembangkit listrik” Jokowi.
Konstruksi Media – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Bendungan Leuwikeris yang berlokasi di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Kehadiran bendungan ini untuk menyuplai air irigasi Daerah Irigasi (DI) Lakbok Utara di Ciamis seluas 6.600 hektare dan DI Manganti di Cilacap seluas 4.616 hektare.
Dalam sambutannya peresmian Bendungan Leuwikeris (29/08) lalu, Jokowi berharap Bendungan Leuwikeris manfaatnya betul-betul multifungsi, baik untuk air baku, air irigasi, pengendalian banjir, dan pembangkit listrik.
“Sudah dihitung ini dapat mengairi daerah irigasi seluas 11,200 hektare, besar sekali manfaatnya bagi petani,” ucap Jokowi.

Jokowi mengungkapkan bahwa air adalah sumber kehidupan, air juga merupakan simbol keseimbangan dan keharmonisan. Namun, jika tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan bencana. Tanpa air tidak ada kehidupan dan makanan.
Oleh karena itu, Jokowi menegaskan air harus dikelola dengan baik dan salah satunya melalui pembangunan Bendungan Leuwikeris.
Sebagaimana diketahui, Bendungan Leuwikeris merupakan bendungan ke-45 yang diresmikan Presiden Jokowi dari 61 bendungan yang akan dibangun selama periode 2015-2024.
Hadir dalam peresmian bendungan tersebut juga dihadiri Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Direktur Jenderal Sumber Daya Air Bob Arthur Lombogia, Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan Endra S. Atmawidjaja, Direktur Bendungan dan Danau, Ditjen SDA Kementerian PUPR Adenan Rasyid, Kepala BBWS Citanduy Elroy Koyari.
Manfaat Bendungan Leuwikeris
Menteri Basuki mengatakan, kehadiran Bendungan Leuwikeris ini tidak hanya menyuplai air irigasi di Lakbok Utara wilayah Ciamis saja, melainkan untuk menyediakan air baku sebesar 845 liter/detik bagi Kota Banjar, Kabupaten Tasikmalaya dan Ciamis. Selanjutnya mereduksi banjir sebesar dan berpotensi sebagai pembangkit listrik tenaga air (PLTA) sebesar 20 Megawatt (MW).

Basuki menambahkan, secara efektif Bendungan Leuwikeris mampu menampung air seluas 243 hektare dengan kapasitas volume 81 juta m3. Konstruksi Bendungan Leuwikeris mulai dikerjakan sejak 2016 dengan biaya APBN senilai Rp3,5 triliun.
Selain itu, Pemerintah juga melakukan modernisasi dan rehabilitasi daerah irigasi Manganti. Yang mana juga terdapat Bendung Manganti yang merupakan infrastruktur Sumber Daya Air yang airnya bersumber dari Bendungan Leuwikeris.
Pekerjaan modernisasi dan rehabilitasi Bendung Manganti dilaksanakan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy, Ditjen SDA sejak 2022 – 2024 dengan biaya sebesar Rp639 miliar. Adapun ruang lingkup pekerjaannya meliputi rehabilitasi saluran orimer 24,17 km, rehabilitasi saluran sekunder 38,11 km, digitalisasi Jaringan Irigasi (DI) Manganti.
Bendung Manganti, kata Basuki, akan memberikan layanan irigasi seluas 26.153 hektare dengan debit air 45 m3 per detik. Pembangunan bendungan bertujuan untuk peningkatan volume tampungan air sehingga suplai air irigasi ke lahan pertanian terus terjaga, penyediaan air baku dan pengendalian banjir.
“Sungai Citanduy belum memiliki bendungan. Dengan pembangunan Leuwikeris diharapkan kontinuitas suplai air ke sawah terjaga. Selama ini lahan pertanian kerap mengalami banjir saat musim hujan dan kekurangan air pada musim kemarau,” tutup Basuki.
Baca Juga :
- Menteri Dody Terima Kunjungan Gubernur Aceh, Bahas Apa?
- Hutama Karya Resmi Bangun RSUD Tafaeri di Nias Utara
- Guru Besar ITS Berhasil Terapkan Bioteknologi untuk Optimasi Produksi Metabolit Sekunder
- Stasiun Pasar Senen Jadi Favorit Pemudik: Integrasi Transportasi Lancar, Perjalanan Makin Nyaman
- Di Tengah Rencana Relaksasi TKDN oleh Prabowo, Pengusaha Baja Justru Minta Penguatan