imported

MTI Harap Capres 2024 Perhatikan Pengembangan Proyek Transportasi

Transportasi menjadi urat nadi perekonomian dan aktivitas masyarakat.

Konstruksi Media – Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Tory Damantoro mengatakan pengembangan proyek transportasi tidak bisa terpisahkan dari target dan komponen pembangunan apapun yang menjadi visi dan misi para capres-cawapres.

Hal itu dikatakannya dalam rapat kerja nasional (rakernas) Rakernas MTI 2023 yang terselenggara di Hotel The Pulman, Jakarta, Rabu-Kamis (6-7 Desember 2023).

“Sebab, transportasi adalah hajat hidup orang banyak, yang dirasakan oleh seluruh masyarakat setiap hari,” ujar Tory saat ditemui wartawan dikutip Kamis (7/12/2023).

Baca juga: Rakernas MTI 2023, Mencermati Agenda Transportasi Capres dan Cawapres Indonesia

Senada, Sekretaris Jenderal MTI Haris Muhammadun mengatakan, pihaknya terus mendorong capres-cawapres agar menjadikan urusan transportasi sebagai urusan wajib pelayanan dasar. Alih-alih hanya sekadar urusan wajib nonpelayanan dasar.

Musababnya, Haris mengatakan, transportasi menjadi urat nadi perekonomian dan aktivitas masyarakat.

Oleh karena itu, menurut dia, sudah seharusnya persoalan transportasi menjadi prioritas pemerintahan selanjutnya.

Di sisi lain, apabila sektor transportasi tidak dijadikan urusan wajib pelayanan dasar, Haris menyebut, konsekuensi yang akan ditimbulkan adalah alokasi anggaran yang minim untuk pengembangan transportasi.

Baca juga: MTI: Potensi Pendapatan dari Penunggak Pajak Motor Capai Rp180 Triliun

Alokasi aggaran transportasi berisiko lebih kecil dan kalah dari alokasi anggaran di sektor lainnya.

“Ini yang akan kita dorong kepada semua capres,” ujarnya.

Lebih lanjut, dia menyebut pembangunan transportasi publik harus menjadi program prioritas pemerintah secara berkelanjutan. Sebab, urusan transportasi masih menjadi persoalan krusial di hampir semua kota-kota di Indonesia.

Transportasi massal diklaim menjadi solusi menciptakan sistem transportasi yang efisien. Pasalnya, mobilitas yang tidak efisien, kata dia, berisiko menghambat pertumbuhan ekonomi di masyarakat.

“Begitu ada pergerakan kota kecil ke kota sedang, kota sedang ke kota besar, selalu problematiknya perkotaan adalah transportasi,” ucapnya.

Artikel Terkait

Back to top button