KorporasiOil & Gas

Miliki ISCC, PTPN V Sukses Raup Premi Penjualan CPO Hingga Rp168,8 Miliar

Konstruksi Media – Senior Executive Vice President PT Perkebunan Nusantara V (PTPN V) Rurianto mengatakan, pihaknya berhasil meraup Rp168,8 miliar dari premi penjualan crude palm oil (CPO) dan palm kernel oil dengan harga premium.

Hal ini karena PTPN V memiliki sertifikasi standar karbon internasional atau International Sustainability & Carbon Certification (ISCC) serta Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).

Rurianto menuturkan, PTPN V merupakan perusahaan perkebunan milik negara pertama yang mengantongi sertifikasi standar Eropa ISCC, sejak 2018 silam. Saat ini, 70 persen unit pabrik kelapa sawit (PKS) dan kebun PTPN V telah mengantongi sertifikasi berstandar internasional tersebut.

“Begitu kita juga telah memiliki RSPO yang mencapai 75 persen dari seluruh unit. Baik ISCC maupun RSPO memberikan keuntungan berupa harga premium untuk produk PTPN V. Sejak 2019, perusahaan mendapat keuntungan harga premium mencapai Rp168,8 miliar atau rata-rata Rp61 miliar per tahun,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (22/9/2021).

Lebih lanjut Ruri menjelaskan, saat ini delapan dari 12 PKS serta 10 unit kebun PTPN V telah mengantongi sertifikasi ISCC. Diantaranya adalah Tandun, Rokan, Lubuk Dalam, Terantam, Tanjung Medan, Sungai Pagar, Intan, dan Tapung.

Sementara, empat PKS dan unit kebun lainnya diperkirakan akan mengantongi sertifikasi yang mampu memberikan kontribusi tambahan harga USD10 hingga USD15 per ton CPO tersebut pada 2023.

“Tahun depan kita akan kembali melakukan proses sertifikasi. InsyaAllah 2023 seluruhnya rampung dan 100 persen tersertifikasi ISCC,” tuturnya.

Menurut Ruri, langkah tersebut sejalan dengan transformasi korporasi dalam upaya peningkatan kinerja berkelanjutan dan berdampak pada upaya-upaya menekan emisi dan penurunan gas rumah kaca.

“ISCC berfokus pada sejumlah kriteria. Paling utama adalah kadar gas rumah kaca (GRK) yang harus berada di bawah ambang batas 1.000 CO2Eq,” terangnya.

Untuk itu, sertifikasi ISCC diharapkan lebih mudah menyusul pembangunan empat pembangkit tenaga biogas (PTBg) Cofiring di empat PKS PTPN V direncanakan rampung hingga 2021 ini. Keberadaan empat PTBg tersebut akan melengkapi dua pembangkit listrik tenaga biogas (PLTBg) yang telah berdiri sebelumnya.

“Dengan adanya PTBg maka pabrik PTPN V terbantu karena gas metan yang dilepaskan ke udara tidak hanya berkurang, tapi konversi gas ini malah bisa menjadi nilai tambah dengan dimanfaatkan menjadi sumber energi,” jelasnya.

Lebih jauh, ia menargetkan target yang ditetapkan untuk RSPO justru lebih cepat. Ruri mengatakan hingga saat ini sembilan PKS dan satu pabrik Palm Kernel Oil (PKO) mengantongi sertifikasi. Saat ini, proses penilaian dan di tiga PKS dan kebun lainnya masih berlangsung. Ia menargetkan pada 2022 seluruh unit PTPN V akan tersertifikasi RSPO.

“Kami berkomitmen untuk terus menekan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari seluruh rangkaian kegiatan produksi perkebunan sawit. Sertifikasi ISCC dan RSPO ini menunjukkan bahwa produk yang kami hasilkan telah memenuhi standar energi terbarukan Uni Eropa (UE Renewable Energy Directive), serta komitmen kami sebagai produsen CPO yang bertanggung jawab terhadap lingkungan,” pungkasnya.

PTPN V merupakan anak perusahaan Holding Perkebunan yang beroperasi di Riau dengan total luas lahan inti mencapai 86 ribu hektare serta memproduksi 500 ribu ton per tahun telah mengaplikasikan standar sawit berkelanjutan berupa Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO), Roundtable Sustainable Palm Oil dan ISCC untuk menembus ekspor sawit ke Eropa.***

Artikel Terkait

Leave a Reply

Back to top button