PEMA Bakal Eksport Cangkang Sawit dan Bangun Pabrik Minyak Goreng di 2025
Pembangun satu industry pengolahan minyak goreng, diperlukan biaya sekitar Rp 150 Milyar dengan target produksi sekitar 80 ribu ton.
Konstruksi Media – PT PEMA Aceh menyatakan pihaknya tengah mempersiapkan rencana ekspor cangkang kelapa sawit ke Jepang. Awalnya akan dilakukan via Pelabuhan Langsa. Namun karena ada beberapa kendala teknis, maka kegiatan eksport dipindahkan Krueng Geukuh.
Hal tersebut menyusul pernyataan Sekdis Pertanian dan Perkebunan Aceh, Azanudding Kurnia dalam FGD “Menyukat Tantangan dan Peluang Hilirisasi Kelapa Sawit di Aceh oleh Forum Jurnalis Ekonomi Aceh (JEA)”.
“Bahwa luas perkebunan sawit di Aceh mencapai 423 juta ha, sedangkan jumlah produksi CPO, sekitar 50 juta ton/tahun. Namun Aceh, secara Pendapat Asli Daerah (PAD) bisa dikatakan tidak ada,” ujar Azanudding sebagaimana ditulis (12/2024).
Dia menambahkan, hal seperti ini sebelumnya pernah ditanyakan saat saya di undang oleh pihak Polda (Kepolisian dan Kejaksaan,)terkait PAD dari perkebunan sawit. “Bisa di cek ke kantor Pajak, pasti tidak ditemukan,” urainya.
Untuk itu, dirinya mengataksn regulasi dan dukungan dari pemerintah daerah dalam mensiasati kondisi tersebut, “Salah satunya adalah dengan membangun industry hilir. Ini kerja berat, namun harus kita lakukan. Dan saya berharap PT PEMA melakukan terobosan ini,” papar dia.
Senada juga diungkapkan, Wakil Sekjen DPP APKASINDO Aceh, Fadhil Ali. Dengan adanya isndutri hilir, tentunya petani sawit memiliki harapan yang lebih besar. Tidak terus menerus tergerus dengan fluktuasi harga.
Mempersiapkan Ekspor Cangkang Sawit
Terkait hal tersebut, Manajer Industri dan Perdagangan PT PEMA Sadikin Nugraha menjelaskan bahwa program hilirisasi sudah mulai dilakukan. Di mana pada tahap awal, kita melakukan eksport cangkang yang akan direncanakan pada Februari 2025.
“Jadi saat ini, PT PEMA sedang mempersiapkan rencana ekspor ke Jepang. Awalnya akan dilakukan via Pelabuhan Langsa. Namun karena ada beberapa kendala teknis, maka kegiatan eksport dipindahkan Krueng Geukuh,” urainya.
Dirinya menyebutkan, dari pendalaman, total potensi produksi cangkang sawit di Aceh mencapai sebesar 800 ribu ton per tahun. Namun untuk awal kita menargetkan 100ribu ton selama tahun 2025 yang diperkirakan bernilai Rp 1.2 Triliun.
Dari ekspor, pihaknya berkomitmen bahwa sebagian pendapatan akan kembali ke daerah, dengan kontribusi mencapai kisaran 7-8 persen.
Sadikin menambahkan bahwa perusahaan yang menjalankan ekspor ini akan dilakukan oleh anak perusahaan PEMA, yakni Global Servis (PGS), yang fokus di bidang jasa dan perdagangan
Pembangunan Industri Minyak Goreng
Dari pemetaan bisnis dan penawaran yang telah dilakukan oleh PT PEMA, yakni dengan membangun satu industry pengolahan minyak goreng, diperlukan biaya sekitar Rp 150 Milyar dengan target produksi sekitar 80 ribu ton.
Menurut Sadikin, PEMA telah melakukan kajian mendalam terkait proyek ini, meskipun masih menghadapi tantangan dalam mendapatkan pasokan CPO (Crude Palm Oil).
“Kita hanya membutuhkan 5-10 persen dari total produksi CPO, atau sekitar 80 ribu ton per bulan. Dengan itu, pabrik minyak goreng yang kita rancang bisa memproduksi antara 50-100 ribu ton per bulan,” tutur Sadikin menambahkan.
Baca Juga :
- Ketimbang Bangun Terminal 4, Erick Pilih Perbaiki 3 Terminal di Soetta
- Erick Thohir Angkat Simon Aloysius sebagai Dirut Pertamina Gantikan Nicke Widyawati
- Kalla Beton Ikut Andil di Pameran Konstruksi BJKW VI Makassar
- Lewat Kinematic Pavilion 2.0, Planawood Hadirkan Fasilitas Ramah Lingkungan di Perkotaan
- AVIAN Berhasil Catatkan Pertumbuhan Penjualan Sampai Kuartal III 2024