Kementerian ESDM Tekankan Peningkatkan Investasi Energi Bersih dan Pembiayaan
Kita harus meningkatkan investasi energi bersih dan aliran keuangan melalui penguatan alur proyek, meningkatkan kerangka kebijakan dan peraturan, termasuk mekanisme pengurangan risiko.
Konstruksi Media – Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menekankan pentingnya meningkatkan investasi energi bersih serta mengatur aspek pembiayaannya.
Dadan menyampaikan saat ini Kementerian ESDM bekerja aktif untuk mewujudkan transisi energi, termasuk pada sektor pembiayaan melalui penguatan alur proyek, meningkatkan kerangka kebijakan, serta investor yang memenuhi syarat keuangan.
“Kami secara aktif bekerja menuju tujuan kami termasuk mengembangkan konsep yang jelas untuk sistem keuangan transisi energi, aspek pembiayaan adalah salah satu yang penting dalam skenario ini,” ujar Dadan dalam ASEAN ETP Forum di Jakarta dikutip Jumat (30/6/2023).
Baca juga: Varia Usaha Beton Resmikan Ready-Mixed Batching Plant di Palembang
Dadan mengatakan investasi energi bersih membutuhkan biaya yang besar karena mencakup biaya operasional, bahan bakar dan pemeliharaan. Laporan International Renewable Energy Agency (Irena), energi bersih membutuhkan pembiayaan sekitar Rp30 triliun pada 2050.
Oleh karenanya diperlukan fasilitas manajemen risiko pengembangan proyek energi baru terbarukan dan kebijakan yang memungkinkan adanya skema pembiayaan inovatif.
“Kita harus meningkatkan investasi energi bersih dan aliran keuangan melalui penguatan alur proyek, meningkatkan kerangka kebijakan dan peraturan, termasuk mekanisme pengurangan risiko, memperbaiki proyek berkualitas tinggi, bankable, dan merampingkan perjanjian,” kata Dadan.
Dadan optimistis pemerintah dapat mengembangkan solusi pembiayaan yang berkelanjutan dan inklusif dalam skala besar melalui berbagai dialog dan tindakan lebih lanjut.
Baca juga: Kementerian PUPR akan Bangun Memorial Living Park Rumah Geudong Pidie Aceh
Menurut Dadan, dibutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak untuk membuat instrumen pembiayaan yang cukup sehingga dapat mempercepat penerapan target emisi nol bersih.
“Saya sangat yakin bahwa kita bisa berkolaborasi, bagian saya dalam Kementerian ESDM menyediakan proyek-proyeknya sedangkan dari Kementerian Keuangan dalam hal pembiayaan,” kata Dadan.
Pemerintah Indonesia sendiri memiliki target penurunan emisi gas rumah kaca hingga 31,89 persen terhadap business as usual pada tahun 2030 dan emisi nol karbon (Net Zero Emissions/NZE) pada tahun 2060.
Baca artikel lainnya:
- Profesor ITS Kembangkan Metode Komputasi Material Berbasis Meshless untuk Efisiensi dan Keberlanjutan
- Navigasi Risiko Sektor Publik 2025: Strategi untuk Keberlanjutan Keuangan dan Infrastruktur
- ASTRA Infra Siapkan Layanan Prima untuk Mudik Lebaran 2025, Aman dan Nyaman
- Normalisasi Sungai Ciliwung Ditargetkan Rampung 2026, Pemerintah Percepat Pembebasan Lahan