MaterialNewsProduk

Mendag Ekspor Produk Baja Besutan GRP ke Selandia Baru

Ini menegaskan peran Indonesia sebagai negara eksportir baja dunia.

Konstruksi Media – Menteri Perdagangan Budi Santoso melepas ekspor produk baja rendah emisi balok las (welded beam) besutan PT Gunung Raja Paksi Tbk (GRP)  senilai USD 1,5 juta atau setara Rp 24,3 miliar di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. 

Ekpor tersebut dengan tujuan ke Selandia Baru. Budi Santoso mengatakan ekspor ini merupakan bagian dari total 1.210 MT baja yang akan dikirim secara bertahap hingga Maret 2025.

Hangat disapa Busan menuturkan kualitas produk besi dan baja dalam negeri semakin diakui dan berhasil menempatkan Indonesia sebagai pemasok terbesar ke-7 dunia dengan nilai ekspor USD 28,41 miliar. Sektor ini juga menduduki peringkat kedua sebagai produk ekspor nonmigas andalan Indonesia pada Januari–September 2024. 

Di sisi lain, permintaan dunia dalam lima tahun terakhir (2018—2023) selalu positif sebesar 9,13 persen dengan total permintaan dunia mencapai USD 865 miliar.

“Dengan tren pertumbuhan sebesar 38,79 persen dalam lima tahun terakhir (2018–2023), Indonesia berpeluang besar menjadi salah satu pemain utama industri baja terkemuka di dunia. Diharapkan kontribusi GRP dapat memotivasi eksportir yang lain,” ujar Mendag Busan dalam sambutannya, (15/2025).

Mendag Busan mengungkapkan bahwa, eksportir besi dan baja Indonesia ke Selandia Baru mendapat kemudahan tarif hingga nol persen dengan memanfaatkan perjanjian perdagangan ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Agreement  (AANZFTA). 

“Dengan bea masuk sebesar nol persen, diharapkan Selandia Baru menjadi salah satu negara tujuan utama bagi ekspor besi dan baja Indonesia,” katanya.

Tiga Program Prioritas Kemendag

Busan juga menyampaikan tiga program prioritas Kemendag, khususnya untuk meningkatkan ekspor. Program tersebut yaitu Pengamanan Pasar Dalam Negeri, Perluasan Pasar Ekspor, dan Peningkatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) BISA Ekspor (Berani Inovasi Siap Adaptasi). 

“Kemendag mempunyai perwakilan di luar negeri yaitu Atase Perdagangan dan Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) di 33 negara yang siap membantu pelaku usaha, khususnya UMKM untuk menembus pasar ekspor,” imbuh dia.  

Sementara, Presiden Direktur Gunung Raja Paksi Tbk, Fedaus, menyampaikan kebanggaannya karena GRP dapat mendukung pembangunan global melalui ekspor baja rendah emisi berkualitas tinggi. 

Dirinya mengapresiasi dukungan Kemendag atas capaian strategis GRP dalam memperkuat produk dalam negeri di kancah internasional. 

”Produk yang diekspor memenuhi standar internasional dan berkontribusi terhadap pembangunan infrastruktur berkelanjutan. Ini adalah langkah nyata GRP dalam mendukung visi Indonesia sebagai pemain utama di pasar baja global yang ramah lingkungan,” kata Fedaus.

Pelepasan ekspor ini mencerminkan tingginya kepercayaan dunia terhadap produk baja Indonesia. Hingga 2024, GRP telah mengekspor produk baja ke 35 negara, dimana nilai ekspor di tahun tersebut mencapai sekitar USD 20 juta . Selain itu, dalam tiga tahun terakhir (2021—2024), akumulasi ekspor GRP telah mencapai USD 87 juta dengan pasar utama di antaranya Kanada, Australia dan Selandia Baru.

Secara bersamaan, Pj Bupati Bekasi Dedy Supriyadi mengapresiasi langkah strategis GRP dalam ekspor produk baja berkualitas tinggi. 

Dedy mengatakan pelepasan ekspor menjadi bukti Kabupaten Bekasi sebagai pusat industri yang memiliki produk yang mampu bersaing secara global dan memiliki potensi besar untuk menjadi pemain utama di kancah internasional. 

Untuk diketahui, Produk Welded Beam GRP diproduksi menggunakan teknologi Electric Arc Furnace (EAF), yang memanfaatkan lebih dari 70 persen material sisa (scrap) sebagai bahan baku. Ini menghasilkan emisi karbon yang jauh lebih rendah dibandingkan metode konvensional.

Keunggulan produk welded beam GRP tidak hanya pada kualitas dan inovasi teknologi, tetapi juga komitmen keberlanjutan yang terintegrasi dalam setiap tahap produksi. Ini dibuktikan juga dengan adanya sertifikasi Environmental Product Declaration (EPD) yang menunjukkan transparansi data emisi karbon yang dihasilkan selama proses produksi. Dengan kapasitas produksi 60.000 MT per tahun, proses produksi yang diterapkan GRP berhasil memperoleh sertifikasi ISO9001.

Baca Juga :

Artikel Terkait

Back to top button
Chat WhatsApp