Konstruksi Media – PT Adhi Karya (Persero) Tbk atau ADHI bakal mendapatkan dana segar senilai Rp4,2 triliun dari Proyek Light Rail Transit (LRT) Jabodebek yang diperkirakan beroperasi pada Juli 2023.
Direktur Utama ADHI Entus Asnawi mengatakan, kontrak LRT Jabodebek memiliki pembayaran yang bersifat turnkey atau pembayaran yang baru dilakukan ketika sudah pembangunan selesai.
“Dalam kontrak ini itu ada nilai yang pembayarannya itu turnkey pada saat proyek ini misalnya selesai di Juli baru kita dibayar Rp4,2 triliun,” ujar Entus di Jakarta, belum lama ini.
Baca juga: Kolaborasi KCIC-KKJTJ Bangun Terowongan Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung
Pembayaran proyek yang bersifat turnkey, kata dia, disebabkan fasilitas perbankan yang diperoleh PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang tidak memenuhi untuk pembangunan. Namun, KAI mendapat Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk penambahan dana LRT.
KAI memperoleh PNM LRT Rp7,8 triliun, sementara pinjaman dari perbankan 18 triliun sampai 19 triliun. Ketika dijumlahkan menjadi Rp28 triliun, sementara kebutuhan keseluruhan pembangunan LRT Rp34 triliun.
“Kalau kontraktor kita terima saja artinya pembayaran jasa konstruksi,” ucapnya.
Untuk informasi, KAI merupakan investor sekaligus operator, sementara ADHI berperan sebagai kontraktor dalam pada proyek LRT Jabodebek.
Baca artikel selanjutnya: