Perusahaan Startup Asal Bandung Diguyur Modal Hingga Rp426 miliar
Konstruksi Media – Perusahaan startup asal Bandung Evermos kembali mendapatkan suntikan dana hingga US$ 30 juta atau sekitar Rp 426 miliar dari UOB Venture Management melalui Asia Impact Investment Fund II. Investor yang berbasis di Singapura ini memimpin pendanaan seri B untuk Evermos.
IFC, MDI Ventures, Telkomsel Mitra Innovation (TMI), dan Future Shape juga berpartisipasi dalam investasi ini. MDI Ventures merupakan anak usaha Telkom. Sedangkan Telkomsel Mitra Innovation (TMI) ialah anak usaha Telkomsel.
Co-Founder sekaligus Deputy CEO Evermos Ghufron Mustaqim menyampaikan, dana segar yang diperoleh akan digunakan untuk memperkuat tim kepemimpinan dan pertumbuhan bisnis. Selain itu, ekspansi secara geografis dan mengembangkan teknologi.
- Profesor ITS Kembangkan Metode Komputasi Material Berbasis Meshless untuk Efisiensi dan Keberlanjutan
- Navigasi Risiko Sektor Publik 2025: Strategi untuk Keberlanjutan Keuangan dan Infrastruktur
- ASTRA Infra Siapkan Layanan Prima untuk Mudik Lebaran 2025, Aman dan Nyaman
“Saat ini Evermos menggaet lebih dari 100 ribu reseller aktif di 500 kota tingkat (tier) dua dan tiga. Startup asal Bandung ini juga bermitra dengan 500 lebih merek atau brand, yang 90% di antaranya Usaha Kecil dan Menengah (UKM) lokal yang diseleksi,” ujar Ghufron dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis (23/9/2021).
Platform Evermos menyediakan berbagai produk gaya hidup, termasuk busana muslim, kesehatan dan kecantikan, serta makanan dan minuman halal.
Co-founder sekaligus President Evermos Arip Tirta mengatakan, visi perusahaan yakni memberdayakan satu juta pengusaha mikro dalam lima tahun ke depan. “Salah satu faktor utama yang memengaruhi cara kami menjalankan bisnis yaitu mengukur keberlanjutan dan dampak sosial dari platform,” kata Tirta.
Evermos mencatatkan nilai transaksi tumbuh lebih dari 60 kali lipat dalam dua tahun terakhir. Startup ini pun mengalokasikan sebagian dari pendapatan untuk peningkatan mitra individu dan UKM di kota tier 2 dan 3 Indonesia.
“Saat ini kami sedang menjalankan program percontohan ‘Desa Evermos’, dengan melibatkan hampir 100 desa di Indonesia untuk bermitra dengan bisnis lokal dan mentransformasi penduduk lokal yang kurang produktif menjadi reseller,” ungkapnya.
Peningkatan transaksi Evermos itu sejalan dengan laporan McKinsey pada 2021 bahwa industri social commerce Indonesia diproyeksikan terus tumbuh hingga mencapai US$ 25 miliar atau sekitar Rp 356 triliun tahun depan.
Pertumbuhan itu dipercepat oleh adanya pandemi Covid-19. Ini karena masyarakat mengandalkan layanan digital guna menghindari penularan virus corona.
Senior Director UOB Venture Management Clarissa Loh mengatakan, ada lebih dari 200 juta penduduk yang tinggal di luar kota tingkat satu di Indonesia. “Ini menjadi peluang besar bagi Evermos karena potensi permintaan konsumen yang tinggi,” kata Clarissa..
Ia menilai, konsep social commerce yang ditawarkan oleh Evermos dapat menjembatani kesenjangan akses belanja online di Indonesia. Selain itu, memberdayakan produk lokal dan menciptakan sumber pendapatan bagi masyarakat menengah ke bawah yang belum bisa menikmati layanan perbankan.
Sebagai informasi, nvestor terdahulu Evermos yakni Jungle Ventures dan Shunwei Capital, juga berpartisipasi dalam putaran pendanaan seri B tersebut. Evermos mengklaim, penggalangan investasi kali ini melebihi permintaan (oversubscribed).
Diketahui, Evermos adalah startup yang bergerak di bidang social commerce. Berdasarkan laporan McKinsey, social commerce adalah platform yang memfasilitasi jual-beli produk melalui media sosial. Sedangkan e-commerce memfasilitasi transaksi, termasuk pembayaran dan pengiriman.
Startup asal Bandung itu didirikan oleh Ghufron Mustaqim, Iqbal Muslimin, Ilham Taufiq, dan Arip Tirta pada November 2018. Evermos menyediakan platform bagi para pengecer atau reseller untuk menjual produk melalui WhatsApp atau media sosial lain.
Evermos membantu para reseller dalam mengelola inventori, logistik, customer support dan teknologi.***