Konstruksi Media – PT Waskita Beton Precast Tbk atau WSBP mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp1,38 triliun pada tahun 2021. Pendapatan yang disumbang 3 lini bisnis, yakni pendapatan penjualan produk beton pra-cetak Rp772 miliar, segmen readymix Rp309 miliar dan usaha jasa konstruksi Rp298 miliar.
Sementara itu, hasil operasional dari WSBP telah membukukan laba bruto Rp307 miliar atau meningkat signifikan dibandingkan capaian pada tahun 2020. Anak usaha Waskita Karya ini mendapatkan rugi bruto sebesar Rp53 miliar dan mampu menekan angka rugi bersih menjadi Rp1,94 triliun, dari sebelumnya mengalami rugi bersih sebesar Rp 4,29 triliun pada 2020.
“Per 31 Desember 2021, WSBP juga mencatatkan total aset sebesar Rp 6,88 triliun, yang terdiri dari aset current sebesar Rp 4,21 triliun dan aset non current sebesar Rp 2,67 triliun,” kata President Director WSBP FX Poerbayu Ratsunu, mengutip keterangan pers, Senin (9/5/2022).
WSBP juga melakukan restatement atas laporan keuangan perusahaan periode sebelumnya. Pasalnya, pada proses penyusunan laporan keuangan 2021, bersamaan dengan proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) dan penyusunan proposal perdamaian, baik perusahaan maupun kreditur memerlukan laporan keuangan yang akurat.
“Manajemen memandang perlu bagi WSBP memiliki laporan keuangan yang akurat dan dapat diandalkan sebagai dasar penyusunan proposal restrukturisasi keuangan,” ucap Poerbayu.
Ia mengatakan, fokus dari manajemen yakni meningkatkan capaian kinerja operasional WSBP. Tahun 2021 dan awal 2022, kata Poerbayu, adalah periode krusial bagi WSBP untuk menyelesaikan restrukturisasi keuangan.
Baca juga: WIKA Beton Bidik Kontrak Baru Senilai Rp7,35 Triliun
“Setelah restrukturisasi diselesaikan, manajemen WSBP sangat optimis dapat membangkitkan kinerja WSBP dengan fundamental bisnis dan keuangan yang lebih sehat,” ujar dia.
Ia mengatakan, optimisme tersebut didorong oleh potensi pasar industri beton pra-cetak di Indonesia maupun global yang masih sangat besar.
Untuk informasi, sejak 25 Januari 2022 WSBP dalam proses menyelesaikan restrukturisasi keuangan lewat jalur PKPU. Manajemen dan para kreditur tengah mencari kesepakatan solusi restrukturisasi terbaik dengan penekanan pada going concern bisnis WSBP.
Pada tahun 2022, WSBP menargetkan nilai kontrak baru dapat tumbuh sekitar 30% dibandingkan capaian 2021. Dalam jangka pendek, WSBP memiliki captive market menyuplai produk precast dan readymix ke proyek jalan tol Waskita Karya yang didanai oleh PMN dari Pemerintah.
“Sementara untuk 3–5 tahun ke depan ada potensi pasar dari pembangunan ibu kota negara baru (IKN),” ucapnya.
Per Maret 2022, WSBP berhasil membukukan beberapa proyek jalan tol besar diantaranya Proyek Jalan Tol Kayu Agung-Palembang-Betung, proyek Jalan Tol Cibitung-Cilincing seksi 2, dan Proyek Jalan Tol Ciawi-Sukabumi seksi 2. Untuk proyek diluar jalan tol, WSBP juga tengah berkontribusi dalam proyek Jembatan Penyebrangan Multiguna (JPM) Dukuh Atas, Infrastruktur G20 hingga Proyek Manyar Smelter.
Selain itu, WSBP juga terus menggencarkan ekspansi ke pasar luar negeri terutama di Kawasan Asia Tenggara, Timur Tengah, dan Afrika. Bersama dengan Waskita Karya selaku induk usaha, kami tengah menjajaki peluang proyek di beberapa negara di Afrika.
“Kami optimis produk beton pra-cetak Indonesia akan mampu bersaing di pasar global,” kata dia.
Menurut Poerbayu, upaya ekspansi pasar WSBP dilaksanakan beriringan dengan penyempurnaan proses bisnis yang berkelanjutan.
“Kami akan terus melanjutkan program digitalisasi dan efisiensi biaya operasional di setiap level. Kami yakin dua aspek tersebut akan dapat meningkatkan daya saing WSBP,” tutup Poerbayu.
Baca artikel selanjutnya:
- Profesor ITS Kembangkan Metode Komputasi Material Berbasis Meshless untuk Efisiensi dan Keberlanjutan
- Navigasi Risiko Sektor Publik 2025: Strategi untuk Keberlanjutan Keuangan dan Infrastruktur
- ASTRA Infra Siapkan Layanan Prima untuk Mudik Lebaran 2025, Aman dan Nyaman
- Normalisasi Sungai Ciliwung Ditargetkan Rampung 2026, Pemerintah Percepat Pembebasan Lahan