
Konstruksi Media – Di usia ke-73, Persatuan Insinyur Indonesia (PII) didorong untuk semakin memantapkan perannya sebagai garda terdepan pembangunan nasional.
Rektor ITB ke-14 periode 2005-2010, Prof. Djoko Santoso mengatakan bahwa masa depan Indonesia sangat bergantung pada inovasi yang dihasilkan para insinyurnya.
“Dalam usia ke-73 ini, PII harus lebih mematangkan dirinya. Kemajuan sebuah negara sangat ditentukan oleh kemampuan para insinyurnya dalam menciptakan inovasi,” ungkap Prof. Djoko saat ditemui Konstruksi Media dalam peringatan HUT PII di Graha Rekayasa Indonesia, Jakarta, Sabtu, (24/5).
Menurutnya, insinyur memiliki peran sentral dalam mendorong pertumbuhan ekonomi melalui penciptaan produk-produk yang bernilai tambah dan memberikan manfaat luas bagi masyarakat.

Dia mengungkapkan bahwa, tanpa peran aktif insinyur, roda ekonomi akan sulit bergerak secara berkelanjutan.
“Ekonomi akan tumbuh jika insinyur menghasilkan produk-produk yang bernilai dan bermanfaat bagi seluruh masyarakat,” ujar Prof. Djoko yang juga pernah menjabat sebagai Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Dirjen Dikti Kemendikbud) periode 2010-2014.
Prof. Djoko menyoroti pentingnya peran global insinyur Indonesia. Menurutnya, kontribusi keinsinyuran Indonesia tidak hanya ditujukan untuk kemajuan dalam negeri, tapi juga harus mampu menjawab tantangan di level internasional.
Selain menjabat sebagai Rektor ITB, dirinya juga menjabat sebagai Pejabat Sementara Rektor Universitas Indonesia (UI) periode 2012-2013,
“Insinyur Indonesia harus berpikir lebih luas, tidak hanya untuk Indonesia, tetapi juga memberikan dampak bagi masyarakat dunia,” jelas dia.
Prof. Djoko mengemukakan bahwa PII harus mampu menjadi institusi strategis yang mengarahkan perjalanan bangsa menuju masa depan yang lebih gemilang.