MaterialNewsProduk

Kemenperin Dukung Penuh Pelaksanaan ISSEI 2025, Perkuatan Industri Baja Nasional

Melalui kegiatan Iron Steel Summit & Exhibition Indonesia 2925 ini, Pemerintah sangat mendukung tranformasi penerapan teknologi hijau teknologi rendah karbon.

Konstruksi Media — Kementerian Perindustrian Mendukung penuh pelaksanaan kegiatan Iron Steel Summit & Exhibition Indonesia (ISSEI) 2025, yang akan berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan Jakarta, 21-23 Mei 2025 mendatang.

Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza dalam sambutan di acara launching ISSEI 2025 menyampaikan apresiasi kepada panitia penyelenggara dan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, serta South East Asian Iron Steel Institute (SEAISI) sebagai wujud nyata kolaborasi industri baja ditingkat nasional dan regional.

“Industri baja merupakan sektor yang memainkan peran penting dalam pembangunan ekonomi, infrastruktur, pengembangan teknologi,” ungkap Faisol dalam sambutannya di Hotel Royal Kuningan Jakarta, (18/12/2024).

Iron Steel Summit & Exhibition Indonesia 2025. Dok. Konstruksi Media

Dia menambahkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada triwulan III/2024 menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 4,95% year-on-year (yoy) dengan kontribusi signifikan sektor industri pengolahan non-migas 17,18%, khusus untuk industri logam pertumbuhan tertinggi mencapai 12,4% yoy dan memberikan kontribusi 5,9% pada PDB nasional.

Meski pada hal tersebut masih dibayangi dengan adanya VUCA (Volilatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity) namun pertumbuhan ekonomi Indonesia masih sangat luar biasa dapat mencatatkan 4,95%.

“Data ini tentu saja mencerminkan peran kita industri logam termasuk baja dalam menopang pertumbuhan ekonomi nasional. Pemerintah optimistis peningkatan investasi dan ekspansi industri akan berlanjut ditahun-tahun yang akan datang,” papar Faisol.

Dia menjelaskan bahwa Indonesia terus menunjukkan daya saing ditingkat global dalam industri baja. Berdasarkan data IISIA (Asosiasi Industri Besi dan Baja Nasional), Indonesia menempati peringkat ke-5 dalam produksi steel pada tahun 2023 dengan kapasitas produksi crude steel sebesar 16,85 ton. Naik sebesar 87% dibandingkan tahun 2019.

Saat ini kapasitas produksi crude steel nasional berada diangka 21 juta ton dan meningkat menjadi 27 juta ton pada tahun 2029. “Artinya ruang produksi (baja) terus menerus ada karena permintaan ya MB g tinggi,” imbuhnya.

Guna mendukung pertumbuhan ini, Pemerintah menerapkan beberapa kebijakan salah satunya yakni terkait baja impor. Selanjutnya terkait dengan pemberlakuan standar nasional Indonesia (SNI) secara wajib bagi produk baja. Hal ini sebagai bagian upaya untuk meningkatkan produk komponen dalam negeri, dan lainnya.

Kebijakan ini, kata Faisol meningkatkan utilitas produsen baja nasional dan memastikan produk dalam negeri Indonesia mampu bersaing di pasar domestik maupun internasional.

Selain itu, tentunya dinamika global masih menjadi PR besar bangsa Indonesia, salah satunya yakni mengenai isu lingkungan. Pertama mekanisme pembatasan karbon yang diterapkan oleh Uni Eropa. Selanjutnya krisis energi dan pembatasan sumber daya alam.

Iron Steel Summit & Exhibition Indonesia 2025. Dok. Konstruksi Media

Kemudian yakni tuntutan global untuk memproduksi baja ramah lingkungan melalui proses produksi berkelanjutan.

Untuk itu, pemerintah sangat mendukung tranformasi ini, mendorong penerapan teknologi hijau, mempercepat adopsi teknologi rendah karbon.

Upaya ini tidak hanya memperkuat daya saing industri baja, melainkan menjadikan Indonesia sebagai bagian dari menghadapi perubahan iklim global.

“Kami berharap ISSEI 2025 dapat menjadi platform strategis, berbagi pengetahuan, mengenalkan teknologi terbaru, mendorong terciptanya kemitraan kuat antar industri, pemerintah, dan masyarakat. Selian itunjuga dapat mengidentifikasi peluang-peluang baru untuk mempercepat pertumbuhan industri baja nasional,” beber Faisol.

Melalui kegiatan ini, ia berharap dapat mendiskusikan berbagai macam solusi yang inovatif untuk menjawab tantangan global, sekaligus mempercepat dan memperkuat ekosistem industri baja di Indonesia.

“Mari kita jadikan kegiatan ini sebagai momentum bersama untuk memperkuat daya saing dan keberlanjutan industri baja nasional menuju visi Indonesia Emas 2045,” pesan Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza.

Baca Juga :

Artikel Terkait

Back to top button
Chat WhatsApp