Kawasan

Jakpro Berhasil Bangun JIS, Anies Ingatkan Tiga Fase Pembangunan di Jakarta

Konstruksi Media – Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menyebutkan ada tiga fase pembangunan di DKI Jakarta.

Hal ini diungkapkan dalam webinar “Sejarah sepak bola dan Stadion Kita” yang membahas keberhasilan proyek Jakarta International Stadium (JIS).

Menurut Anies Baswedan, pembangunan JIS tersebut perlu dipandang tidak hanya sebagai bangunan fisik.

“Kami selalu menggarisbawahi, ketika kita melakukan kegiatan pembangunan, ada tiga fase yang dilalui. Yakni, gagasan, narasi dan eksekusi atau karya,” ujar Anies dalam webinar tersebut, Rabu (28/7/2021).

Sehingga, ungkapnya, di belakang sebuah eksekusi atau karya ada narasi dan gagasan.  Begitupula dengan proyek JIS. Terlebih, tegasnya, Jakarta merupakan kota megapolitan terbesar di belahan selatan dunia.

Dikatakan Anies, kota Jakarta bukan hanya ibu kota Indonesia, tapi juga merupakan ibu kota ASEAN. Kota ini merupakan simpul dari budaya, suku yang ada di Indonesia. Tidak ada kota yang memiliki keterwakilan selengkap Jakarta.

“Kota ini memiliki sekarang yang panjang sehingga menjadi seperti sekarang ini.  Jadi ketika ada stadion, maka stadion ini harus bisa mencerminkan tempat berkumpul seluruh masyarakat dengan merasakan kesetaraan dan kesamaan yang membuat seluruh warga tersatukan,” kata Anies.

Dalam menyusun gagasan desain, ungkap Anies Baswedan, pembuatan atap yang bisa buka tutup dilakukan untuk mengakomodasi lokasi di Khatulistiwa yang seringkali membuat pertandingan sepak bola harus digelar sore atau malam hari.

“Karena kalau dilakukan di siang hari akan menyita energi yang luar biasa. Di sisi lain, di kota ini dimana mayoritas penduduknya harus melakukan kewajiban ibadah sholat maghrib yang waktunya sangat pendek,” ungkap Anies Baswedan.

Dengan adanya atap buka tutup ini, tegas Anies, maka pertandingan sepak bola bisa dilakukan kapan saja. Bahkan, ungkapnya, rancangan stadion ini bisa membuat penonton seperti menonton dari dekat.

Bahkan, lanjutnya, JIS juga tidak hanya bisa digunakan untuk pertandingan sepak bola semata, namun bisa digunakan untuk kegiatan keagamaan, seni budaya dan lainnya.

“Ketika gagasan ini dibuat sebagai tempat berstandar internasional, akomodatif, dan bisa memfasilitasi berbagai jenis kegiatan, maka muncullah karyanya,” tandasnya. ***

Artikel Terkait

Leave a Reply

Back to top button