InfrastrukturNews

Infrastruktur Canggih untuk Tingkatkan Produksi Pangan

Kementerian PU menyusun rencana pekerjaan fisik yang mencakup pembangunan saluran irigasi, pintu air, pompa drainase, dan penyediaan sarana produksi pertanian

Konstruksi Media – Infrastruktur canggih bakal dibangun Kementerian Pekerjaan Umum (Kementerian PU) untuk meningkatkan produksi pangan di Tanah Air. Hal itu diungkapkan Menteri PU, Dody Hanggodo menghadiri Rapat Koordinasi Terbatas (Rakor) Bidang Pangan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2024 di Kantor Gubernur Jawa Tengah, Selasa (31/12/2024).

Acara ini dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, infrastruktur canggih ini sebagai bagian dari upaya percepatan swasembada pangan di Jawa Tengah, salah satu daerah penghasil padi terbesar di Indonesia.

Rakor dihadiri sejumlah pejabat penting, seperti Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Yandri Susanto, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono, Penjabat Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana, serta perwakilan dari kementerian dan lembaga lainnya. Para wali kota dan bupati di Jawa Tengah juga turut berpartisipasi.

Zulkifli Hasan, selaku Menko Pangan, menegaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk menghentikan impor bahan pokok tertentu, seperti beras, jagung, gula konsumsi, dan garam. Kebijakan ini bertujuan untuk mendorong produksi dalam negeri.

“Pemerintah akan menyerap seluruh hasil panen gabah dan jagung dari petani dengan harga yang telah ditetapkan. Langkah ini diharapkan mampu meningkatkan produktivitas pertanian di setiap daerah,” kata Zulkifli Hasan.

Membangun Infrastruktur Canggih dalam Mendukung Produktivitas Pertanian

Menteri PU Dody Hanggodo menyampaikan bahwa pihaknya telah bekerja sama dengan Kementerian Pertanian dan TNI AD sejak November 2024 untuk mempercepat realisasi program swasembada pangan.

Kementerian PU, melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS/BWS), telah melakukan survei dan verifikasi lapangan bersama Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP), Dinas Pertanian, dan TNI. Dari hasil survei, Kementerian PU menyusun rencana pekerjaan fisik yang mencakup pembangunan saluran irigasi, pintu air, pompa drainase, dan penyediaan sarana produksi pertanian (saprodi).

“Hasil verifikasi menunjukkan adanya potensi tambahan luas tanam sebesar 2.087.602 hektare. Rinciannya adalah irigasi seluas 537.855 hektare, optimalisasi lahan (OPLAH) seluas 665.485 hektare, dan pompanisasi seluas 884.261 hektare,” ungkap Dody.

Selain itu, Kementerian PU berkomitmen untuk:

  • Normalisasi Saluran Irigasi: Sepanjang 2.600 kilometer.
  • Rehabilitasi Infrastruktur Air: Sebanyak 2.490 unit pintu air.
  • Pengadaan Pompa Drainase: Sebanyak 10 unit.
  • Dukungan Pompanisasi: Pengadaan 30.400 unit pompa dan pemasangan 1.801 kilometer pipa (melalui kerja sama dengan Kementerian Pertanian).

Pembangunan Teknologi Infrastruktur Canggih Hemat Air untuk Pertanian

Dody juga menekankan pentingnya penggunaan teknologi tanam padi yang hemat air. Teknologi ini telah diuji di Kabupaten Indramayu dan Majalengka oleh Kementerian Pertanian dan diharapkan dapat diadopsi secara lebih luas di wilayah lainnya.

Pejabat yang mendampingi Dody dalam acara ini antara lain Direktur Bina Operasi dan Pemeliharaan Ditjen SDA Muhammad Adek Rizaldi, Direktur Irigasi dan Rawa Bestari, Kepala BBWS Pemali Juana Fikri Abdurrachman, serta Kepala Biro Komunikasi Publik Pantja Dharma Oetojo.

Jawa Tengah Sebagai Lumbung Pangan Nasional

Jawa Tengah dikenal sebagai salah satu lumbung pangan nasional. Dengan dukungan pemerintah pusat, diharapkan provinsi ini mampu meningkatkan produktivitas pertanian untuk mewujudkan swasembada pangan.

Dengan kolaborasi berbagai pihak, pemerintah optimis program swasembada pangan dapat dicapai tanpa harus bergantung pada impor bahan pokok.

Artikel Terkait

Back to top button
Chat WhatsApp