
Konstruksi Media – Dalam kegiatan Civil Expo 2025 yang diselenggarakan oleh Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta (UTA 45 Jakarta), dilaksanakan kegiatan Company Visit dengan berkunjung ke salah satu proyek bangunan gedung yang sedang berlangsung.
Proyek tersebut yakni Proyek BSI Tower yang dikerjakan oleh PT Pembangunan Perumahan / PP (Persero) Tbk sebagai kontraktor utama.
Dalam pembangunanya, PT PP mengusung konsep green building alias ramah lingkungan dan direncanakan akan mendapatkan sertifikat green level gold dari Green Building Council Indonesia (GBCI).

Kehadiran Prof. Manlian mewakili UTA 45 Jakarta beserta para peserta Company Visit ini disambut hangat oleh Project Manager Proyek BSI Tower PT PP Hanriyanto berserta jajaran tim project.
Guru Besar UTA 45 Jakarta Prof. Manlian A. Ronald Simanjuntak sekaligus mewakili Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menyampaikan rasa terima kasih atas kesempatan yang diberikan oleh PT PP kepada mahasiswa teknik sipil perguruan tinggi untuk mengunjungi proyek pembangunan yang sedang dikerjakan oleh PT PP.
“Kegiatan company visit ke proyek pembangunan Gedung BSI Tower-PT PP ini merupakan rangkaian dari pelaksanaan Civil Expo UTA 45 Jakarta yang dilaksanakan pada 17-21 Februari 2025,” ungkap prof. Manlian.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Universitas Sumatera Utara (USU), Politeknik Negeri Bali, Universitas Tunas Pembangunan Surakarta, Universitas Islam Sultan Agung, Universitas Tidar Magelang, Universitas Jember, FKMTSI Wilayah V Jakarta-Lampung, dan pemerintah.

Dalam kegiatan Civil Expo UTA 45 Jakarta tersebut, kata Prof. Manlian yang juga Pengurus Bidang V Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Kementerian PU menyebut juga dilaksanakan kegiatan conference, talkshow, workshop, perlombaan bidang Teknik, dan yang sangat menarik yakni dilaksanakannya company visit ke proyek BSI Tower yang dikerjakan oleh PT PP.
Prof. Manlian menyebut pelaksanaan company visit ini tidak hanya berkeliling melihat project semata, melainkan memiliki beberapa tujuan, salah satunya yakni :
Tujuan Bagi Pemerintah
Dikatakan oleh Prof. Manlian, Pemerintah di tengah-tengah kesulitan saat ini, banyak yang bilang tidak ada proyek, tapi (nyatanya) proyek masih banyak.
“Hari ini kami datang ke proyek. Ternyata proyeknya berjalan dengan baik,” jelasnya bangga dengan proyek yang sedang dikerjakan oleh PT PP.
“Saya mencatat proyek ini bukan membuat (bangunan gedung) baru, melainkan membangun kembali gedung eksisting. Sebelum membangun gedung, kontraktor pelaksana (PT PP) juga melakukan pembongkaran terhadap gedung eksisting yakni Gedung Wisma Antara yang sudah berdiri sejak tahun 1980-an,” sambungnya.

Dia menyebut tidak mudah untuk membangun gedung baru di lahan gedung eksisting. Tapi PT PP dapat melakukan itu, menurutnya ini sangat luar biasa.
Terkait pembongkaran gedung eksisting sebelumnya juga sudah diatur dalam Perda DKI Jakarta nomor 7 tahun 2010 tentang Bangunan Gedung, dan UU No 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, Termasuk Ketentuan Pembongkarannya, sudah mengatur mengenai proses pembongkaran Gedung.
Dia menambahkan, pemerintah mencatat untuk bangunan gedung di seluruh Indonesia ke depan harus memiliki SLF (Sertifikat Laik Fungsi). “Kami mencatat gedung ini karena baru, sejak pembongkaran sampai proses pembangunan gedung baru ini dan harus ada SLF-nya,” tuturnya menambahkan.
Tujuan Miliki Tenaga dan Badan Usaha Besertifikat
Terkait hal ini, Pemerintah memiliki kepentingan bahwa tenaga kerja konstruksi yang bekerja dalam proyek konstruksi harus yang sudah memiliki sertifikat.Begitu juga dengan badan usahanya yang harus memiliki sertifikat.
“Kami dorong supaya hasilnya seperti ini (detail, clean, safe), karena sertifikasi. Bisa dibayangkan jika tidak ada sertifikasi yang mengatur pekerja konstruksi dan badan usaha konstruksi, tidak mungkin ada standarnya dalam pembangunan,” beber dia.
Jadi, menurut dia, sangat penting bagi pemerintah memastikan penyelenggaraan proyeknya berjalan dengan baik.