Hilirisasi Tambang Kian Seksi, PP Presisi Bidik Pendapatan hingga 30%
Pencapaian kontrak baru pada kuartal III/2023 mengalami peningkatan 69% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu senilai Rp4,9 triliun.
Konstruksi Media – Direktur Utama PT PP Presisi Tbk I Gede Upeksa Negara mengatakan sedang membidik pertumbuhan pendapatan hingga 30% seiring dengan meningkatnya kontribusi dari lini bisi jasa pertambangan. PP Presisi, kata dia, berfokus pada pada bisnis jasa pertambangan seiring dengan arah program hilirisasi pemerintah di sektor pertambangan yang meningkatkan permintaan proyek-proyek smelter.
Untuk mencapai tujuan tersebut, PP Presisi telah menyusun strategi melalui peningkatan kapabilitas Sumber Daya Manusia (SDM), khususnya yang menunjang kebutuhan pertambangan, peningkatan produktifitas alat dengan dukungan teknologi, dan peningkatan kapasitas keuangan, serta peningkatan tata kelola perusahaan.
“Dengan perolehan kontrak baru yang kami dapatkan pada jasa pertambangan di kuartal III/2023, ini kami optimistis akan mencapai target laba yang diharapkan pada 2023, dan kami juga menargetkan peningkatan pendapatan kurang lebih 20% sampai dengan 30% pada 2024,” ujar I Gede Upeksa Negara melalui keterangan tertulis, Kamis (21/12/2023).
Baca juga: PP Presisi Sabet Dua Penghargaan Bergengsi Top GRC Awards 2023
Direktur Keuangan, Manrisk & Legal PP Presisi Arif Iswahyudi mengatakan, perseroan telah membidik beberapa pasar potensial pada jasa pertambangan yang didapat secara berkesinambungan. Selain, fokus pada jasa pertambangan PP Presisi juga tetap bersinergi dengan PT PP sebagai induk perusahaan pada bisnis jasa konstruksi khususnya infrastruktur.
Menurut dia, pencapaian kontrak baru pada kuartal III/2023 mengalami peningkatan 69% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu senilai Rp4,9 triliun. Kontribusi pada lini bisnis jasa pertambangan mendominasi sebesar 78%, sedangkan kontribusi pendapata pada jasa pertambangan juga mengalami peningkatan menjadi 48%, pekerjaan sipil 46%, dan sisanya dari bisnis pendukung sebesar 6% dibandingkan tahun.
“Selain itu saat ini kami juga melakukan financial strategi dengan beberapa opsi skema keuangan melalui pembiayaan jangka panjang atau penerbitan obligasi maupun dengan skema pembiayaan lainnya yang akan kami gunakan untuk menambah fleet pada jasa pertambangan yang dibutuhkan seiring dengan peningkatan dan proyeksi kontrak baru,” ucapnya.