FINANCEPembiayaan

Herry TZ: Butuh Innovative Water Financing Sokong Pembangunan Infrastruktur Air

Untuk mencapai akses air minum yang aman, adil, dan terjangkau untuk semua pada 2030, nilai investasi tambahan yang dibutuhkan sekitar 1,7 trillion USD.

Konstruksi Media – Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Herry Trisaputra Zuna mengatakan innovative water financing menjadi isu dasar untuk menjamin ketersediaan air. Pasalnya, infrastruktur sektor air masih bergantung pada Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan masih ada tantangan dalam mendapatkan pendanaan dari sektor swasta.

“APBN hanya bisa menampung hingga 37% dari kebutuhan dana infrastruktur air, sehingga kalau kita mau mengejar target SDGs tahun 2030, kita harus bisa mengundang pihak swasta. Kita perlu membuat skema pembiayaan yang sedemikian rupa terjangkau bagi masyarakat namun tetap menarik bagi swasta,” kata Herry dalam workshop dengan topik “Blended Finance for Water Sector” di Institut Teknologi Bandung (ITB), Senin (20/3/2023).

Herry mengatakan, untuk mencapai akses air minum yang aman, adil, dan terjangkau untuk semua pada 2030, nilai investasi tambahan yang dibutuhkan sekitar 1,7 trillion USD atau tiga kali lipat dari tingkat investasi saat ini. Sehingga dibutuhkan mekanisme financing delivery yang tepat untuk sektor air, salah satunya yaitu blended finance.

Herry TZ: Butuh Innovative Water Financing Sokong Pembangunan Infrastruktur Air. Foto: Dokumentasi Kementerian PUPR

Direktur Pelaksanaan Pembiayaan Infrastruktur Permukiman Kementerian PUPR Meike Kencanawulan Martawidjaja mengatakan, blended finance memungkinkan akses terbuka ke basis investor yang lebih luas dan memungkinkan dukungan untuk infrastruktur di Indonesia.

Baca juga: Herry TZ Ungkap Soal Blended Finance untuk Infrastruktur Air

“Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengintegrasikan bantuan teknis dengan pembiayaan, meminimalkan risiko, meningkatkan likuiditas, membangun aset berkualitas yang selaras dengan SDGs, dan mengintegrasikan pihak publik dan swasta,” jelas Meike.

Wakil Ketua Program World Water Forum Ke-10 sekaligus Staf Khusus Menteri PUPR Bidang Sumber Daya Air Arie Setiadi Moerwanto mengatakan, pelaksanaan seri workshop dan seminar pada World Water Forum ini bertujuan untuk menggali berbagai pemecahan masalah sektor air terutama di level akar rumput, salah satunya di perguruan tinggi.

“Indonesia sebagai penyelenggara World Water Forum 2024 berharap kita bisa menghasilkan sesuatu yang bisa disepakati di level dunia karena air adalah everybody’s business. Masalah air ini bukan hanya ada di Indonesia tapi juga secara global,” tuturnya.

Turut hadir Rektor ITB Prof. Reini Djuhraeni Wirahadikusumah, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Setiawan Wangsaatmaja, Direktur Utama PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII) Muhammad Wahid Sutopo, CEO PT Moya Indonesia Irwan Dinata, Head Upstream and Advisory INR Asia Pacific Departemen of International Finance Corporation Victoria Delmon, Executive Director Deals and Strategy Deloitte Pius Chong, Ketua Pusat Studi Pembangunan Infrastruktur Perkotaan Universitas Katolik Parahyangan Prof. Andreas Wibowo.

Baca artikel selanjutnya:

Artikel Terkait

Back to top button