Genjot Ekonomi Ditengah Pandemi, Pertamina Kebut Proyek RDMP di Balikpapan
Konstruksi Media – Corporate Secretary Subholding Refining & Petrochemical PT KPI, Ifki Sukarya mengatakan, Pertamina sebagai BUMN akan terus melanjutkan proyek-proyek strategis nasional guna turut memulihkan ekonomi saat pandemi. Salah satu proyek strategis nasional yang diamanahkan, kata Ifki, adalah proyek Refinery Development Master Plan (RDMP), yakni pengembangan kilang minyak dan petrokimia di Balikpapan.
“Sejak membentuk Subholding Refining and Petrochemical (R&P), Pertamina memfokuskan pelaksanaan amanah ini kepada PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) sebagai perusahaan induk bisnis kilang minyak dan petrokimia agar proyek RDMP Balikpapan berjalan lebih tangkas (agile) dan cepat,” ujar Ifki dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu (30/6/2021).
- Hutama Karya Garap Pembangunan Gedung Pelayanan Kanker Terpadu di Manado
- Bertemu Delegasi JICA, Kementerian PU Pinta Percepat Proyek Jakarta Sewerage System
- Kemen PKP terima Dipa 2025, Menteri Ara Kebut Program 3 Juta
Ifki mengungkapkan, proyek tersebut akan meningkatkan kapasitas kilang, memperbaiki kualitas produk, dan menurunkan harga pokok produksi bahan bakar minyak (BBM) yang akan mendorong peningkatan devisa serta penerimaan pajak. Upaya ini dilakukan dalam rangka mewujudkan kemandirian energi serta menekan defisit neraca perdagangan atau Current Account Deficit (CAD), dengan menurunkan impor produk BBM dan petrokimia secara signifikan.
Dia menyebutkan proyek RDMP Balikpapan dan Lawe-lawe merupakan salah satu proyek terbesar Pertamina yang ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN).
“Proyek RDMP Kilang Balikpapan terdiri dari dua fase. Pada fase 1 yang ditargetkan selesai pada 2024, RDMP Kilang Balikpapan akan meningkatkan kapasitas produksi Kilang RU V Balikpapan dari 260 kilo barrel per day/kbpd (ribu barel per hari) menjadi 360 kbpd dan menghasilkan produk-produk berkualitas yang memenuhi standar Euro V. Produk standar Euro V sendiri memiliki keunggulan yang utama yaitu lebih ramah lingkungan dengan bahan bakar minyak yang lebih berkualitas dengan tingkat konsumsi yang lebih hemat,” katanya.
Pada fase 2 yang ditargetkan selesai pada 2026, sambung Ifki, proyek RDMP Balikpapan akan meningkatkan fleksibilitas pasokan minyak mentah sehingga kilang akan mampu mengolah minyak mentah yang lebih banyak tersedia di pasaran dengan harga lebih ekonomis, yaitu minyak mentah asam (sour crude) dengan kandungan belerang (sulfur) sebanyak 2%.
“Dalam proyek ini, terdapat juga pengembangan sejumlah fasilitas pendukung di Terminal Lawe-Lawe, yaitu pembangunan dua tangki penyimpanan minyak mentah berkapasitas masing-masing 1 juta barel, pembangunan fasilitas penerimaan pasokan minyak mentah dari kapel tanker yang disebut Single Point Mooring (SPM) berkapasitas 320.000 deadweight tonnage (tonase bobot mati), serta pembangunan fasilitas pipa darat dan lepas pantai dari SPM ke Terminal Lawe-Lawe dan dan dari Terminal Lawe-Lawe ke Kilang Balikpapan,” tuturnya.
Ifki mengungkapkan bahwa hingga akhir Juni RDMP Kilang Balikpapan telah mengalami kemajuan pembangunan fisik sebesar 35,74%. PT Kilang Pertamina Balikpapan (PT KPB) sebagai penanggung jawab proyek telah melaksanakan acceleration meeting dengan joint operation (JO) pelaksana proyek.
“Proyek RDMP Balikpapan juga telah mencapai sejumlah tonggak pencapaian (milestones) di RDMP Balikpapan. Hingga akhir triwulan 1 kemarin, proyek telah mencapai beberapa milestones, yakni Delivery 3 Units of Boiler (pada Februari 2021); Delivery Alkylation Reactor (Maret 2021)” terang Ifki.
Menurut Ifki, pada triwulan 2 ini, milestones yang telah dicapai adalah Operational Acceptance Relokasi Flare (April 2021) dan delivery 5 unit Steam Turbine Generator (Juni 2021).
“Demi kemandirian energi negeri dan untuk menjaga profitabilitas Kilang Balikpapan, RDMP tetap harus melaju cepat dengan langkah yang tepat. Kilang untung, bangsa untung,” pungkasnya.***