Permintaan Alat Berat Meningkat, BFI Finance Catatkan Tren Positif Kuartal I/2022
Perseroan mencatat rekor sejarah pembiayaan baru di 2022 sebesar Rp 4,8 Triliun.
Konstruksi Media – PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI Finance) berhasil mencatat rekor nilai pembiayaan baru (booking) per kuartal di sepanjang sejarah Perusahaan dengan nilai Rp4,8 triliun.
Perseroan mencatat piutang pembiayaan yang dikelola berdasarkan jenis aset untuk alat berat dan mesin tumbuh sebesar 12,5%, selanjutnya pandanaan mobil (bekas dan baru) sebesar 70,7%.
Sisanya merupakan motor bekas 10,4%, dan lainnya 6,4% seperti property-backed financing (PBF) atau pembiayaan berjaminan sertifikat rumah dan ruko, pembiayaan syariah, dan pembiayaan chanelling dengan anak usaha Pinjam Modal (PT Finansial Integrasi Teknologi).
Hal tersebut dikatakan oleh, Direktur Keuangan yang sekaligus Corporate Secretary BFI Finance Sudjono, dalam keterangannya kepada media, Rabu, (29/6/2022).
Emiten berkode (BFIN) menyebut peningkatan nilai booking ini turut mengatrol jumlah total piutang yang dikelola yang naik 14,3% dibandingkan kuartal I/2021, menjadi Rp15,6 triliun. Rasio Non-Performing Financing (NPF) bruto tetap stabil membaik di angka 1,06% dan neto sebesar 0,26%. Sementara nilai aset dilaporkan sebesar Rp16,4 triliun, atau lebih tinggi 15,4% yoy.
“Mobilitas masyarakat yang semakin tinggi serta peningkatan kebutuhan dan konsumsi jelang Ramadan juga turut mendukung kinerja Perseroan sepanjang kuartal satu kemarin,” kata Sudjono.
Dengan kondisi ekonomi dan kinerja yang membaik, Perusahaan mulai menurunkan Cadangan Kerugian Piutang dari 7,6% di kuartal I/2021 menjadi 5,4% di kuartal I/2022.
“Namun demikian, Perusahaan tetap fokus dalam menerapkan manajemen risiko yang prudent dengan tetap menjaga tingkat cadangan yang mencapai 5,1x besar NPF,” imbuhnya.
Baca Juga : Brantas Abipraya Optimis Bisnis Alat Berat Kembali Menggeliat
Tercatat per 31 Maret 2022, sisa nilai piutang dari kontrak yang melakukan relaksasi terkait pandemi COVID-19 tersisa 6,9% dari keseluruhan nilai piutang pembiayaan yang dikelola atau turun secara signifikan dari nilai persentase tertinggi 35,5% di September 2020.

Sebagian besar dari piutang relaksasi tersebut sudah dalam tahap pembayaran normal, dengan 1,3% sisanya masih dalam program relaksasi. Diharapkan piutang relaksasi ini dapat dituntaskan sepenuhnya di 2022 mengingat sejak akhir 2021 kurvanya sudah terus menurun.
Dari sisi pendapatan, Perusahaan juga mencatatkan kinerja yang mengagumkan, di mana laba bersih meningkat 72,5% ke Rp396 miliar dalam periode yang sama.
Peningkatan laba yang tinggi ini tidak terlepas dari bertumbuhnya pendapatan total sebesar 18,4% yoy menjadi Rp1,2 triliun dan diimbangi dengan penurunan total biaya sebesar 3,6% yang didukung oleh penurunan biaya dana (cost of fund) dan biaya kredit (cost of credit) yang turun dibanding tahun sebelumnya, dengan biaya operasional meningkat secara proporsional.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia menyebut keterbatasan alat berat dan faktor cuaca menjadi kendala dalam memenuhi kebutuhan batubara, terlebih menyusul adanya permintaan batubara dalam jumlah yang cukup besar di pasar eropa, seperti Jerman, Polandia, Italia, Spanyol, Belanda dan lainnya.
Dia menyebut, Jerman salah satu negara yang sudah resmi mengajukan permintaan 150 juta ton batubara kepada Indonesia.
Selain itu, mengutip Bisnis Indonesia, Himpunan Industri Alat Berat Indonedia (Hinabi) menyebut produsen industri alat berat terus berpacu untuk memenuhi permintaan alat berat.
Ketua Umum Hinabi Jamaludin mengatakan produsen yang tergabung di Hinabi menyebut produksi alat berat dengan kapasitas maksimal 10.000 unit per tahun. Akan tetapi market size alat berat di dalam negeri membutuhkan sebanyak 18.000 unit alat barat per tahun.
“Kalau melihat banyaknya permintaan, mau tidak mau untuk menutupi kekurangannya dengan cara impor. Karena produsen dalam negeri kapasitasnya hanya 10.000 unit per tahun, sementara permintaanya mencapai 18.000 unit per tahun,” tuturnya.
Baca Artikel Selanjutnya :