PerumahanPROPERTY

Pemprov Kaltim, REI dan Bank BTN Gelar Diklat Pembangunan di IKN

Pemprov Kaltim siap mendukung, memfasilitasi dan berharap kabupaten/kota termasuk perbankan dapat mendukung usaha developer di Kaltim.

Konstruksi Media – Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) bersama dengan Real Estate Indonesia (REI) DPD Kaltim dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, menggelar pendidikan dan pelatihan (Diklat) untuk menjadi developer di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Wakil Gubernur Kaltim H Hadi Mulyadi membuka langsung pelatihan menjadi developer yang tangguh dari nol untuk sukses di IKN, secara hybrid (offline dan online) di Hotel Mercure Samarinda.

Hadi Mulyadi menyambut baik dan mengucapkan selamat atas dilaksanakannya pelatihan menjadi developer yang tangguh dari nol untuk sukses di ibu kota negara baru NKRI, dengan harapan dapat melahirkan pengembang-pengembang berkompeten membangun Kaltim, IKN dan Indonesia.

“Kita dari Pemprov Kaltim siap mendukung dan memfasilitasi hal-hal yang perlu kita dibantu, dan kita berharap kabupaten/kota termasuk perbankan agar mendukung usaha developer bisa dipermudah,” ujar Hadi Mulyadi, Kamis, (11/8/2022).

Dia mengungkapkan saat ini masih banyak masyarakat yang belum mempunyai rumah yang layak. Untuk itu, diharapkan para developer bisa melihat peluang tersebut untuk membangun rumah yang bersubsidi, KPR bersubsidi atau membangun rumah sederhana menjadi prioritas agar masyarakat bisa hidup layak.

Baca Juga : REI Sebut 80 Persen Anggotanya Pengembang Rumah MBR

“Peluang untuk pembangunan rumah untuk di Kaltim dan IKN sangat besar. Peluang yang ada bisa direalisasikan oleh para peserta diklat developer khususnya di Kaltim,” papar dia.

Hal ini sudah menjadi kewajiban semua untuk mendukung dan berpartisipasi dalam mewujudkan IKN, tidak terkecuali keterlibatannya dalam pembangunan, dan bagi REI tentu saja dengan peranannya masing-masing sebagai developer yang tangguh untuk berkiprah di IKN.

“Karena itu, pelatihan ini sangat penting, siapa tahu dengan bimbingan REI Kaltim, maka para peserta benar-benar termotivasi, berani dan tanpa ragu bangkit menjadi developer yang tangguh,” imbuhnya.

Pemprov Kaltim, REI dan Bank BTN Gelar Diklat Pelatihan di IKN. Dok. Ist

Sementara, Ketua DPD REI Kaltim Bagus Susetyo mengatakan kegiatan diklat menjadi developer yang tangguh dari nol untuk sukses di IKN di ikuti sebanyak 55 peserta.

“Tujuan pelaksanaan Diklat yang keempat ini, mengambil tema menjadi pengembang yang tangguh dan sukses di IKN, selain untuk mencetak wirausahawan muda yang tangguh dibidang properti, termasuk membangun sinergi antara swasta dengan pemerintah dalam pengadaan dan penyediaan hunian di Kaltim,” bebernya.

Dia menjelaskan, ini menimbulkan harapan baru bagi pengembang properti di Kaltim. Pembangunan IKN akan memicu kebangkitan kembali sektor properti di Provinsi Kaltim sebagaimana terjadi pada saat booming komoditas batu bara di tahun 2013 silam.

Dia mengungkapkan industri properti dan perumahan masih sangat prospektif, terlebih lagi saat ini masih ada backlog sekitar 11,8 juta di dalam negeri. Pasalnya, setiap tahun sedikitnya ada 800.000 unit kebutuhan masyarakat akan ketersediaan rumah. Sedangkan di Kaltim, kebutuhan baru setiap tahunnya mencapai 15.000 rumah.

“Kegiatan ini juga diharapkan dapat menumbuhkan sinergi antara pelaku usaha swasta dengan pemerintah daerah. Utamanya dalam hal penyediaan hunian di Kaltim,” katanya.

Sementara. Kepala Kantor Wilayah 5 Bank BTN Harman Soesanto menjelaskan tantangan bagi pelaku usaha properti memang sangat besar.

Menurutnya, pengembang harus berhadapan dengan regulator, perbankan, konsumen, hingga lembaga swadaya masyarakat (LSM).

“Diklat ini akan diisi materi serta sharing pengalaman dari Tim Badan Diklat REI. Pengalaman itu menjadi rujukan yang sangat baik untuk menyikapi iturbulensi dalam bisnis properti. Sebab, tidak ada bisnis yang tidak mengalami turbulensi,” tutur Harman.

Dikatakan olehnya, pelatihan ini akan berisi materi tentang perencanaan bisnis properti yang baik. Selain itu, monitoring dan supervisi dari perencanaan bisnis juga akan menjadi bekal yang sangat berharga bagi para peserta.

“Kelemahan pengembang adalah seputar masalah cashflow. Di sini tantangannya kepada pengembang baru untuk bisa mengelola perusahaan dengan kaidah dan norma-norma perusahaan yang baik,” tutupnya.

Baca Artikel Selanjutnya :

Artikel Terkait

Back to top button
Chat WhatsApp