EventNews

Di Forum Ini, Indonesia Harus Bicara Penurunan Emisi

Konstruksi Media – Direktur Center of Economics and Law Studies Bhima Yudhistira mengatakan bahwa Presidensi G20 bisa menjadi ajang untuk Indonesia menawarkan kerjasama di bidang kesehatan.

Menurutnya, ketika dunia harus menghadapi tantangan pandemi seperti covid-19 kembali di masa depan, negara-negara G20 sudah lebih siap dari segi fasilitas kesehatan hingga vaksinasi.

“Beberapa negara G20 itu justru melakukan proteksi artinya seperti kasus India kemarin ketika terjadi kenaikan varian Delta, India itu mengembargo vaksin untuk dijual ke negara lain,” ujar Bhima dikutip pada Kamis (23/9/2021).

Bima menuturkan, Presidensi G20 tahun depan juga bisa menjadi ajang bagi Indonesia dalam menunjukkan komitmen penurunan emisi karbon.

“Ini pertemuan high level jadi mungkin lebih ditekankan pada manfaat di agenda-agendanya. Misalnya Indonesia sedang berfokus menurunkan emisi karbon, nah ini bisa jadi salah satu agenda,” katanya.

“Pembahasan mengenai penurunan emisi karbon, bisa mencakup green financing terhadap proyek-proyek yang berkelanjutan, energi baru terbarukan, hingga desain-desain kebijakan maupun infrastruktur yang selaras dengan komitmen negara-negara G20 untuk mengurangi emisi karbon,” lanjutnya.

Melalui posisi strategis Indonesia sebagai Presidensi G20, Bhima berharap Indonesia bisa memperkuat kerja sama antar negara G20 termasuk mewadahi pembahasan yang meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Negara-negara G20 dengan ekonomi yang terbesar bisa dikaitkan dengan ekonomi digital, perdagangan cross border atau e-commerce antarnegara yang diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya yang miskin dan rentan,” tuturnya.

Adapun Indonesia akan resmi menjabat sebagai Presidensi G20 pada 1 Desember 2021 hingga 30 November 2022 dengan tema utama recover together recover stronger atau pulih bersama dan tangguh bersama.

Indonesia telah menyiapkan lima pilar prioritas, yakni peningkatan produktivitas untuk pemulihan atau promoting productivity, increasing resilience and stability atau membangun ekonomi dunia yang tangguh pasca pandemi, ensuring sustainability and inclusive growth atau menjamin pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan.

Lalu enabling environment and partnership atau menciptakan lingkungan kondusif dan kemitraan dengan pemangku kepentingan serta forging a stronger collective global leadership atau kepemimpinan kolektif global untuk memperkuat solidaritas.***

Artikel Terkait

Leave a Reply

Back to top button