Jelang Presidensi G20 2022, BI Siapkan Lima Topik Keuangan Prioritas
Konstruksi Media – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, pihaknya berencana membahas tapering off atau pengurangan stimulus oleh bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed dan Eropa alias European Bank Central (ECB) dalam presidensi G20 2022. Pasalnya, Indonesia akan menjadi tuan rumah pertemuan tersebut.
Menurut Perry, pemulihan ekonomi global berjalan tidak seimbang. Sejumlah bank sentral negara maju mulai merencanakan exit policy atau penarikan kebijakan, seiring ekspektasi pemulihan yang lebih cepat.
- Kemen PU Modernisasi Daerah Irigasi Rentang di Jabar
- IAI Jakarta Resmi Gelar Jakarta Architecture Festival 2024
- Tampil Baru, Pesawat Garuda Indonesia dengan Design Pikachu Berkemeja Batik
“Perubahan kebijakan oleh sejumlah negara maju berpotensi menimbulkan efek rambatan kepada negara-negara berkembang. Oleh karena itu, isu ini akan masuk dalam lima topik keuangan prioritas terkait bank sentral dalam Presidensi G20 2022,” ujar Perry dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu (13/9/2021).
“Dalam hal kebijakan moneter, sejumlah negara maju termasuk The Fed merencanakan untuk mengubah kebijakan yang sering disebut Fed tapering. Demikian juga di negara-negara maju lain,” sambungnya.
Perry menuturkan, selain perubahan kebijakan di negara maju, G20 akan membahas skema bantuan bagi negara berkembang untuk merespons kemungkinan efek rambatan tapering off. Salah satu yang sudah dilakukan yakni kebijakan Dana Moneter Internasional (IMF) mencairkan dana hak penarikan khusus (SDR) kepada negara-negara anggota, termasuk indonesia, awal bulan ini.
“The Fed dalam beberapa bulan terakhir sudah memberi sinyal akan melakukan tapering off dalam waktu dekat. Sejumlah pejabat mengatakan, tapering dengan pengurangan pembelian aset rencana dilakukan akhir tahun,” katanya.
Bank sentral AS sebelumnya membeli aset US$ 120 miliar setiap bulan dari pemerintah. Ini untuk membantu pemulihan ekonomi yang terkenda dampak Covid-19.
Di tengah rencana tapering off yang tak kunjung terealisasi, ECB lebih dulu mengumumkan langkah serupa pekan lalu.
Bank sentral Eropa menyatakan, akan mengurangi pembelian aset melalui skema Program Pembelian Darurat pandemi (PEPP) 80 miliar euro per bulan. Sedangkan suku bunga acuan dipertahankan rendah 0%.
“Menyangkut insiatif-inisiatif bank sentral mengeluarkan Central Bank Digital Currency atau mata uang digital bank sentral, termasuk rencana Indonesia menerbitkan digital rupiah,” kata Perry.
“Pertemuan petinggi bank sentral juga akan membahas bentuk dukungan moneter dalam rangka ekonomi hijau, melalui perluasan instrumen keuangan,” pungkasnya.
Selain dampak perubahan kebijakan di negara maju terhadap negara berkembang, ada lima isu yang akan dibahas dalam G20 2022. Kelimanya yakni:
1. Koordinasi kebijakan moneter untuk pemulihan bersama
2. Koordinasi untuk mendorong pertumbuhan yang lebih kuat.
Topik ini akan mendiskusikan perihal transformasi, termasuk pendalaman di industri keuangan untuk pembiayaan sektor riil.
3. Kerja sama di bidang sistem pembayaran digital
Topik ini menyangkut dua aspek, yakni pembicaraan terkait pembayaran lintas-negera dan kebijakan mata uang digital bank sentral
4. Rencana pembiayaan berkelanjutan
5. Inisiatif untuk mendukung inklusi ekonomi dan keuangan.
Topik ini akan terbagi ke dalam tiga poin utama, yakni pengembangan sistem pembayaran digital, kebijakan moneter khususnya bagi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), serta literasi keuangan.***