Brantas Abipraya Ciptakan SDM Tangguh Lewat School of Dam
Bekerjasama dengan beberapa institusi dan bersinergi dengan Kementerian PUPR mendirikan School of Dam and Water Resources
Konstruksi Media – Direktur Utama PT Brantas Abipraya (Persero), Sugeng Rochadi, mengungkapkan peran generasi muda dalam perusahaan sangat penting. Untuk itu, dirinya mengaku saat ini tengah mempersiapkan regenerasi (Sumber Daya Manusia /SDM) dalam setiap pembangunan infrastruktur melalui School of Dam and Water Resources.
Hal tersebut dikatakan olehnya dalam webinar “Young Water Sustainability Leaders (YWSL) SUMMIT “Technology & Human Capital Advancement towards Water Sustainability”, menyambut Hari Air Dunia 2022 dan World Water Forum 2024, Rabu, (11/5/2022).
Ia menambahkan, Brantas Abipraya telah membuat suatu terobosan dengan membuat School of Dam and Water Resources dengan bekerjasama dengan beberapa institusi dan lembaga terkait serta bersinergi dengan Kementerian PUPR.
“Kita harapkan School Of Dam ini akan membentuk sumber daya manusia yang mumpuni dalam kurun waktu yang singkat dengan pola-pola pendidikan yang berbeda yakni 70% praktik dan 30% teori,” terang Sugeng.
Ia menjelaskan, pola-pola tersebut dilakukan dengan harapan akan mempersiapkan enjinir-enjinir muda yang siap menghadapi situasi dan tantangan ke depan.
Selain itu, katanya, School Of Dam ini secara nyata akan menghasilkan para engineering muda yang akan didik dan persiapkan, menjadi tenaga ahli dibidang sumber daya air khususnya.
“Ini yang kita persiapkan sesuai dengan tantangannya, di mana pemerintah saat ini tengah melakukan pembangunan sebanyak 62 bendungan, dan tentunya hal ini perlu adanya sesuatu enjinir-enjinir yang siap untuk menghadapi itu semua,” paparnya.
Baca Juga : Brantas Abipraya Gelar Sharing Knowledge dengan Jamdatun
Ia mengatakan kembali, peran bendungan ke depan fungsinya tidak hanya sebagai penampungan air semata, melainkan akan difungsikan sebagai tempat wisata.
“Kita berharap dengan adanya School Of Dam ini outputnya adalah menyiapkan tenaga enjinir kompeten sesuai harapan dan kualitasnya memiliki level muda, madya dan utama,” imbuhnya.

Lebih jauh ia menjelaskan, sekolah ini, para pakar bendungan dapat berbagi pengamalan, pengetahuan, karena setiap bendungan memiliki karakteristik yang unik. Maka disamping fungsinya, perlu juga diberikan sentuhan seni dan kreatifitas. Belajar bendungan di sekolah Abipraya ini menjadi penting untuk mengembangkan kreatifitas, sehingga tak melulu hanya tentang pengetahuan saja.
“Ilmu konstruksi dalam pembangunan bendungan akan terus berkembang mengikuti kemajuan teknologi, seperti BIM (Building Information Modelling), Lean Construction dan teknologi konstruksi lain serta produk unggul, harus diikuti dengan sumber daya manusia yang unggul juga,” beber Sugeng.
Sementara, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam kesempatan tersebut juga mengatakan, generasi muda ke depan akan memiliki peran yang sangat besar.
“Generasi mudah akan berperan besar dalam berbagai kegiatan infrastruktur. Seperti halnya dalam pelaksanaan Word Water Sustainability esok di Bali. Regenarasi sudah jalan (di Kementerian PUPR) liat nanti 5 tahun lagi, bahkan tidak sampai 5 tahun generasi muda bahkan juga sudah sampai pimpinan PUPR. Saat ini PUPR tengah menyiapkan 62 bendungan sampai di 2024, dan nantinya yang akan mengoperasikan bendungan tersebut adalah para generasi muda kita,” tuturnya.
Baca Artikel Selanjutnya :