BCA Hadirkan Gedung Ramah Lingkungan di BSD, Tangerang Selatan
Dalam pembangunan gedung ramah lingkungan tersebut, BCA menggandeng konsultan asal Singapura yang sudah berpengalaman.
Konstruksi Media – PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menggandeng konsultan energi asal Singapura dalam membangun Gedung Wisma BCA Foresta yang terletak di kawasan Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang Selatan, hal tersebut dikatakan oleh SVP Logistic & Building BCA, Victor Teguh Sutedja.
Saat ini pembangunan gedung ramah lingkungan (green building) mulai diterapkan secara massif, guna menjaga keberlangsungan bumi serta melindungi lingkungan hidup.
Emiten berkode BBCA juga telah mengantongi sertifikasi Greenship Platinum dari Green Building Council Indonesia (GBCI) pada 2021.
“Mereka (konsultan) sudah berpengalaman untuk mendapatkan sertifikasi greenship dan di Singapura juga sudah cukup banyak gedung – gedung bersertifikat yang menerapkan efisiensi tinggi,” ungkap Victor, beberapa waktu lalu, (20/6/2022).
Dia menuturkan, konsultan tersebut tidak mendesain bangunan ini secara asal – asalan tetapi menggunakan metode khusus. Misalnya, bukaan jendela mereka atur berapa persen cahaya atau panas yang boleh masuk.
Ditembahkan olehnya, pembangunan gedung tersebut menggunakan kaca rendah emisi (Low-E glass) yang bertujuan untuk mengurangi suhu panas dalam ruangan. Kaca ini memiliki dua lapisan, di bagian tengah terdapat vakum yang bisa menyerap panas.
Dengan demikian, pemakaian AC di gedung lebih hemat listrik. Gedung ini juga ditunjang dengan mesin pendingin ruangan atau chiller yang diklaim lebih hemat energi dibandingkan pendingin konvensional.
Baca Juga : Jadi Gedung Tertinggi di Indonesia, Thamrin Nine Usung Konsep Green Building
“Melalui desain itu, kami mendapatkan efisiensi listrik yang sangat efisien sehingga kami berhasil mendapatkan sertifikat green building pada kategori platinum,” imbuhnya.
Tak hanya itu, lanjutnya, pihaknya juga menanamkan reverse osmosis yakni teknologi pemurnian air minum yang lebih aman dan menyehatkan.
“Teknologi ini dinilai lebih efektif mengurangi penggunaan galon plastik serta emisi karbon dari kendaraan pengantar air,” bebernya.
Selain itu, terdapat pula pengolahan air limbah dan air hujan untuk memenuhi kebutuhan operasional gedung seperti penyiraman taman dan fluster toilet. Ditunjang juga dengan pengelolaan sampah daur ulang maupun sampah organik.
Menariknya, BCA juga menyediakan menyediakan fasilitas pengisian baterai kendaraan listrik atau dikenal dengan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Masyarakat sekitar bisa menggunakan fasilitas ini selama 24 jam dalam tujuh hari.
Disana juga ada dua jenis mesin pengisian daya (charging) listrik yakni dengan kapasitas 7 kW yang dapat melakukan pengisian selama enam jam. Sementara dengan kapasitas 22 kW bisa melakukan pengisian daya hingga dua jam.
Lebih jauh ia menjelaskan, Wisma BCA ini merupakan proyek percontohan dari gedung ramah lingkungan yang dibangun oleh BCA. Rencananya, 71 kantor cabang BCA yang tersebar di Indonesia akan menerapkan konsep serupa walaupun tidak secara massif.

Menurut Green Building Council Indonesia (GBC Indonesia) dalam menerapkan bangunan Greenship EB, sedikitnya ada 6 kategori penilaian Green Building, yakni :
Pertama, Appropriate Site Development. Cakupan kategori ini berupa akses ke sarana-sarana umum, pengurangan kendaraan bermotor, penggunaan sepeda, lanskap tumbuhan hijau, heat island effect, pengurangan beban volume limpasan air hujan, site management, perhatian terhadap bangunan atau sarana di sekitarnya.
Kedua, Energy Efficiency and Conservation. Pada kategori ini, segala bentuk optimalisasi efisiensi penggunaan energi pada bangunan, komisioning ulang pada peralatan pengkondisian udara, penghematan energi pada sistem pencahayaan dan pengkondisian udara, pencatatan dan pengawasan penggunaan energi, operasi dan perawatan peralatan AC, penggunaan energi terbarukan dan pengurangan emisi energi, tercakup di dalamnya.
Ketiga, Water Conservation. Kategori ini meliputi sub pengukuran konsumsi air, pemeliharaan dan pemeriksaan sistem plumbing, efisiensi penggunaan air bersih, pengujian kualitas air, penggunaan air daur ulang, penggunaan sistem filtrasi untuk menghasilkan air minum, pengurangan penggunaan air dari sumur dalam dan penggunaan keran auto stop.
Keempat, Material Resources and Cycle. Kategori ini mencakup penggunaan refrigerant, penggunaan materi yang ramah lingkungan, pengelolaan sampah, pemilahan sampah, pengelolaan limbah B3 dan penyaluran barang bekas.
Kelima, Indoor Health and Comfort. Dalam kategori ini mencakup kualitas udara ruangan, pengaturan lingkungan asap rokok, pengawasan gas CO2 dan CO, pengukuran kualitas udara dalam ruang, pengukuran kenyamanan visual, pengukuran tingkat bunyi dan survei kenyamanan gedung.
Keenam, Building Environment Management. Kategori ini mencakup inovasi peningkatan kualitas bangunan, tersedianya dokumen-dokumen tentang bangunan yang lengkap, adanya tim yang menjaga prinsip green building dan pelatihan dalam pengoperasian dan perawatan aspek-aspek green building secara lengkap.
Baca Artikel Selanjutnya :