Canggih!, Mahasiswa ITS Ciptakan Alat Pembersih Panel Surya Otomatis
Debu yang menumpuk pada panel Surya dapat menyebabkan penurunan tingkat efisiensi energi, untuk itu harus sering dibersihkan.
Konstruksi Media — Tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil menggagas sebuah alat pembersih panel surya otomatis yang dapat dioperasikan dari jarak jauh.
Hal tersebut berangkat dari permasalahan pada panel Surya yang umumnya diletakkan di bagian atap bangunan, sehingga sulit dijangkau untuk dibersihkannya.
Ketua tim I Putu Evan Priya Saguna mengatakan, selama ini pembersihan debu pada panel surya masih menggunakan metode konvensional dengan memanfaatkan tenaga manusia atau alat water spray.
Ia menilai, metode tersebut dinilai tidak praktis dan efisien, bahkan dapat menyebabkan risiko keselamatan kerja. Selain itu, apabila panel surya dibiarkan tanpa dibersihkan, maka daya listrik yang dihasilkan pun dapat berkurang.
“Debu yang menumpuk pada panel dapat menyebabkan penurunan tingkat efisiensi energi. (Tidak tanggung-tanggung) Efisiensi daya listrik dapat turun hingga 40 persen,” ungkapnya, (06/01/2025).
Akrab disapa Evan, dia menjelaskan jika dari permasalahan tersebut akhirnya ia dan rekannya I Ketut Rama Adi Widhiarta menggagas sebuah pembersih panel surya bernama Photovoltaic (PV)-Cloost. Alat ini memiliki metode double cleaning system berupa nozzle yang mampu menyemprotkan air dan sikat yang akan terus berputar untuk membersihkan panel surya.
“Tujuannya agar panel surya bisa bersih secara maksimal hingga sudut-sudut terkecil,” papar dia.
Sejalan dengan hal tersebut, mahasiswa Departemen Teknik Mesin ITS ini menerangkan jika PV-Cloost diintegrasikan pula dengan panel surya, sehingga dapat menghemat energi dari segi pengoperasiannya. Di sisi lain, alat tersebut juga memiliki panjang yang fleksibel.
“Pengguna dapat menyesuaikan panjang yang dibutuhkan untuk membersihkan panel surya antara satu hingga dua meter,” kata mahasiswa kelahiran Denpasar, Bali itu.
Berbasis IOT
Dirinya menjelaskan, untuk meminimalisir risiko keselamatan kerja dalam pengoperasiannya, alat ini juga diintegrasikan dengan Internet of Things (IoT). Menurut dia, pengguna nantinya dapat mengoperasikannya melalui aplikasi PV-Cloost pada smartphone.
Di aplikasi ini, pengguna juga dimudahkan untuk memonitor proses pembersihan panel surya. Pengguna bisa membuat jadwal pembersihan baik dari segi hari, durasi bahkan metode pembersihan double cleaning atau hanya salah satunya.
Dengan inovasi tersebut, Evan dan rekannya telah berhasil menjadi juara III dalam kompetisi Pertamuda yang diselenggarakan oleh PT Pertamina. Evan pun berharap agar gagasannya ini kelak mampu diproduksi dan dikomersialkan, sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh banyak pihak pengguna panel surya.
“Semoga ke depannya, PV-Cloost bisa menjadi sebuah startup di bidang energi sesuai dengan tujuan diikutinya kompetisi Pertamuda,” tandas Evan.
Baca Juga :
- ITS Gagas Revolusi Keselamatan Kerja Teknologi Digital
- Klaten Miliki 3 Simpang Susun Tol Jogja-Solo, Siap Difungsikan Lebaran 2025
- Tol Terpanjang di Bali Gilimanuk-Mengwi Mangkrak Selama 2 Tahun, Biaya Investasi Capai Rp24,98 Triliun
- Jepang Beri Pinjaman Rp 8,6 T di Proyek Pengembangan Pelabuhan Patimban
- Proyek Tol Yogyakarta-Cilacap, Hubungkan Wilayah Strategis dengan Investasi Rp38,47 Triliun