IAI Banten Ungkap 3 Isu Besar Dihadapi Pelaku Konstruksi Nasional
Sehingga kita perlu mengubah paradigma perancangan dan pembangunan kita secara lebih bertanggung jawab.
Konstruksi Media – Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Provinsi Banten Pierre A. Pongai mengatakan setidaknya terdapat tiga isu besar yang akan dihadapi para insan pembangunan di masa depan.
Menurut dia, ketiga isu yang ia maksudkan, saat ini sebetulnya sedang dilangkahi dan hal tersebut akan menjadi perhatian serius dalam diskusi di IndoBuildTech Expo 2023.
Isu pertama yaitu digitalisasi pada sektor konstruksi. Ia menilai kemajuan teknologi ini secara nyata telah mengubah cara hidup, kerja, dan bisnis. Maka ini akan menjadi tantangan bagi para pelaku konstruksi, arsitek, dan perancang, untuk sebisa mungkin beradaptasi dengan sistem dan teknologi terbaru.
“Kita kenal sekarang parametric desain, building information modeling atau BIM perlu kita kuasai. Sedangkan bagi para produsen material dan bahan bangunan, antisipasi pada konsep smart living sudah harus kita mulai antisipasi sebagai kebutuhan konsumen terhadap perubahan lifestyle,” tutur Pierre saat menjadi pembicara di IndoBuildTech Expo 2023, ICE BSD, Tangerang, Banten, Rabu (5/7/2023).
Baca juga: IAI Banten Harap IndoBuildTech Expo 2023 Jadi Ajang Networking Para Insan Pembangunan
Kedua adalah isu soal lingkungan berkelanjutan. Menurut dia, para insan pembangunan negeri ini sebagai warga bumi, tentunya harus turut bertanggung jawab terhadap perubahan iklim. Di sisi bersamaan, pemerintah sudah menetapkan Net Zero Emition pada 2060 dan langkah itu mesti dimulai dari sekarang.
“Tantangan bagi para pelaku konstruksi, perancang, dan arsitek untuk memahami bahwa bangunan memiliki kontribusi yang besar pada produksi karbon sehingga kita perlu mengubah paradigma perancangan dan pembangunan kita secara lebih bertanggung jawab,” tutur dia.
Ia menekankan, tantangan bagi para produsen adalah mengembangkan green product dengan resource and development. Maka itu perlu juga menyiapkan informasi produksi karbon pada setiap material yang diproduksi.
“Sehingga menjadi pertimbangan bagi para pelaku termasuk informasi TKDN, khususnya untuk project pemerintah mulai kita akrabkan,” ujar dia lagi.
Isu ketiga terkait kebijakan pembangunan nasional. Menurut dia, kebijakan cipta kerja ini sudah menjadi regulasi pemerintah guna meningkatkan daya saing dan kemudahan investasi baik dalam reformasi perizinan bangunan, kebijakan pembangunan infrastruktur, jasa konstruksi, dan praktik arsitek.
“Salah satu yang mercusuar adalah IKN Nusantara. Tantangan bagi kita para pelaku dan arsitek adalah mendukung dan mengambil peran aktif. Tentu menjadi peluang dan kontribusi bagi kita. Harapannya bisa menciptakan peluang lebih besar untuk mitra kerja dan peluang tenaga kerja sehingga kita dapat memasuki pemanfaatan bonus dari demografi Indonesia yang 2022 lalu sudah dimulai penduduk produktif sudah terdapat 69% dan akan meningkat hingga 2040,” ucapnya memaparkan.
Baca juga: IndoBuildTech Expo 2023 Hadirkan 600 Exhibitor Building Material hingga Konstruksi
Ia mengingatkan secara khusus kepada para praktisi profesional dan pelaku badan usaha, maka perlu meningkatkan kompetensi dan profesionalisme terkait ketiga isu di atas.
“Tadi menuntut kesiapan kita pelaku jasa konstruksi dan jangan lupa di balik peluang tadi arsitek dan enginerr sehingga harus melengkapi dengan sertifikasi dan mengembangkan keprofesian secara berkelanjutan termasuk dalam IndoBuildTech ini,” ucap Pierre.
Baca artikel lainnya: