Konstruksi Media – Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Silmy Karim mengatakan, menggandeng Baowu Group Zhongnan Co. Ltd sebagai mitra untuk melakukan reaktivasi Blast Furnace Complex. Langkah ini dilakukan untuk kembali mengoperasikan fasilitas Blast Furnace yang beberapa tahun tidak digunakan.
“Setelah melewati berbagai tahap seleksi beauty contest yang dilakukan bersama konsultan independen ternama, Baowu Group Zhongnan Co. Ltd. terpilih dari 3 perusahaan yang tertarik untuk mengerjakan reaktivasi dan Blast Furnace Complex Krakatau Steel,” kata Silmy melalui keterangan tertulis, Senin (3/20/2022).
Ia mengatakan, Baowu Group merupakan perusahaan baja Badan Usaha Milik Negara (BUMN) asal China. Saat ini menjadi perusahaan baja terbesar peringkat satu di dunia dengan total kapasitas produksi sebesar 120 juta ton per tahun di 2021 berdasarkan World Steel Association.
“Dukungan Baowu Group, termasuk kemampuan pendanaan, sumber daya manusia, teknologi, serta akses supply chain mampu memantapkan manajemen untuk mengikatkan kerja sama,” ucapnya.
Menurut Silmy, kerja sama reaktivasi adalah salah satu upaya agar fasilitas yang selama ini tidak terpakai dapat memberikan manfaat ekonomi bagi perusahaan.
Baca juga: Hutama Karya Bangun Jalan Tol dan Gedung di IKN Nusantara Senilai Rp5 Triliun
“Kerja sama Krakatau Steel dan Baowu Zhongnan Co. Ltd. rencananya akan dimulai pada akhir Desember 2022 ini,” ujarnya.
Ia mengatakan, reaktivasi akan dilakukan dalam tiga tahap, yakni tahap 1 pembaruan pada Wire Rod Mill sehingga dapat memproduksi Wire Rod hingga 600.000 ton per tahun.
Kemudian tahap 2 dilakukan secara paralel dengan tahap 1. Tahap ini dimulai dari reaktivasi pada Blast Furnace Complex dengan mengoptimalkan penggunaan energi melalui pembangunan Basic Ocxygen Furnace (BOF) baru dan fasilitas pengecoran Billet yang dapat menghasilkan Billet dengan total 1,5 juta ton per tahun.
Sedangkan pada tahap 3 akan dibuat jalur produksi baja berupa Blast Furnace Complex baru yang akan menghasilkan Billet sebanyak 2,2 juta ton per tahun.
Dengan reaktivasi kedua pabrik ini, kata dia, dapat memaksimalkan produksi baja hulu Krakatau Steel dan turunannya. Sehingga mampu mensubstitusi produk-produk baja long product yang selama ini dipenuhi melalui impor.
“Ini adalah salah satu bentuk kontribusi kami dalam memaksimalkan utilisasi produk baja domestik untuk pemenuhan kebutuhan industri dalam negeri,” ucap Silmy.
Baca artikel selanjutnya:
- ASTRA Infra Siapkan Layanan Prima untuk Mudik Lebaran 2025, Aman dan Nyaman
- Normalisasi Sungai Ciliwung Ditargetkan Rampung 2026, Pemerintah Percepat Pembebasan Lahan
- KAI Dorong Transportasi Berkelanjutan, Dirut Paparkan Strategi di FEB UI
- Kencana Resmi Jadi Mitra Persebaya untuk Liga 1 2025/2026, Resmi Dukung Kemajuan Sepak Bola Tanah Air