Bentuk Holding Pelabuhan, Ini Fase-Fase Integrasi Pelindo
Konstruksi Media – Pemerintah memutuskan akan segera membentuk BUMN Holding Pelabuhan. Dengan pembentukan Holding Pelabuhan ini diharapkan bisa meningkatkan kinerja dan kualitas layanan industri pelabuhan nasional.
Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II (Persero) Arif Suhartono yang juga dipercaya menjadi Ketua Organizing Committee (OC) Integrasi Pelindo mengungkapkan, Pelindo Terintegrasi nanti akan terbagi menjadi empat subholding berdasarkan klaster bisnis yakni peti kemas, non peti kemas, logistik dan hinterland development, serta marine, equipment, dan port services.
Saat ini, ucapnya, Pelindo terpisah-pisah menjadi empat model berdasarkan regional, yakni Pelindo I, Pelindo II, Pelindo III, dan Pelindo IV.
- ATI Sebut 3.020 Km Jalan Tol Indonesia Siap Menyambut Nataru 2024/2025
- Hutama Karya Garap Pembangunan Gedung Pelayanan Kanker Terpadu di Manado
- Bertemu Delegasi JICA, Kementerian PU Pinta Percepat Proyek Jakarta Sewerage System
“Model seperti ini kurang ideal karena ada beberapa kekurangan. Di antaranya, pelabuhan nasional yang kurang terkoordinasi,” ujar Arif dalam Rapat Kerja bersama Komisi VI DPR RI, kemarin.
Selain itu, lanjut Arif, operasional setiap Pelindo kurang efisien dan tidak terstandar, capital expenditure (capex) yang tidak optimal dan finansial yang terbatas, program pengembangan SDM yang terlalu beragam, dan sistem TI yang bervariasi sehingga terjadi tumpang tindih.
“Pelindo Terintegrasi akan lebih fokus pada lini bisnisnya. Penggabungan ini akan mempermudah koordinasi dengan satu pengelola pelabuhan seluruh Indonesia,” tutur Arif.
Pelaksanaan inisiatif integrasi BUMN Pelabuhan ini akan dilakukan dalam tiga fase utama yang berlangsung dari tahun ini sampai 2025. Fase-fase ini akan menghasilkan peningkatan kinerja bagi Pelindo.
Di fase pertama, terdapat business alignment and integration yang berlangsung di 2021—2022, kemudian fase ekspansi bisnis dan kemitraan di periode 2023—2024, serta fase integrasi ekosistem pelabuhan kelas dunia pada 2025.
Secara lebih rinci, saat ini sedang dilakukan tahap penggabungan induk Pelindo dan pendirian subholding. Aktivitas yang dilakukan dalam tahap ini antara lain kajian bersama implementasi penggabungan, rancangan Peraturan Pemerintah (PP), pembuatan akta penggabungan, masterplan bisnis, desain transisi sistem korporasi, serta kajian inbreng ke subholding.
“Akhir September atau awal Oktober nanti diharapkan terjadi legal merger antara Pelindo I sampai Pelindo IV,” ungkap Arif.
Tahap berikutnya, akan dilaksanakan transaksi inbreng saham perusahaan anak dari Pelindo pasca merger ke subholding secara bertahap. Kemudian dilakukan proses integrasi dan transformasi bisnis kepelabuhan. Tahap ini ditargetkan selesai pada kuartal II-2022, bahkan tidak menutup kemungkinan bisa selesai lebih cepat.
Setelah itu, tahap selanjutnya adalah meneruskan implementasi roadmap transformasi pasca penggabungan Pelindo I, II, III, dan IV.
Arif juga telah mengusulkan kepada Kementerian BUMN untuk menempatkan subholding klaster di tempatnya masing0masing.
Misalnya, subholding peti kemas ditempatkan di Surabaya, Jawa Timur, lantaran ukuran bisnisnya setara atau lebih besar dari Pelindo III. Adapun contoh lainnya, subholding non peti kemas berada di Medan, Sumatera Utara, berkat ukuran bisnisnya yang setara dengan Pelindo I.
“Klaster marine, equipment, and port services diusulkan di Makassar karena bisa saja size business-nya lebih besar dari Pelindo IV. Nantinya setiap daerah akan terwakili oleh Pelindo sesuai klasternya dengan size lebih besar dan cakupannya nasional,” pungkas Arif. ***