Konstruksi Media – PT Hutama Karya (Persero) melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) HK Peduli Lingkungan berinovasi menciptakan Unit Pengolahan Sampah (UPS) dengan menggunakan media lalat ‘tentara hitam’ di yang berlokasi di rest area 215B Tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung (Terpeka) Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS).
Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Tjahjo Purnomo mengatakan, pembangunan unit pengolahan sampah organik di Rest Area 215B Tol Terpeka merupakan inisiasi Hutama Karya untuk mengurangi jumlah sampah organik yang berada di sekitar rest area untuk dihasilkan menjadi produk baru yang dapat dimanfaatkan.
“Pembangunan Unit Pengolahan Sampah Organik di Rest Area 215B Terpeka ini, sudah dilakukan sejak (14/9/2022) dan secara efektif mulai dioperasikan untuk pengolahan sampah pada satu bulan setelahnya yakni (14/10/2022) hingga saat ini,” ujar Tjahjo di sela-sela peninjauannya pada Sabtu (26/11/2022).
Sejak resmi dioperasikan, kata dia, UPS di Rest Area 215B Tol Terpeka mampu menampung maggot dan BSF sebanyak 5000 Maggot BSF. Dari jumlah Maggot dan BSF tersebut selanjutnya dapat mengolah sampah organik di Rest Area menjadi Pupuk Super Organik, Pupuk Kasar dan Kasgot sebanyak 2,5 Kg dari 10 Kg sampah organik yang diolah per harinya.
Ia mengatakan, selain untuk pengolahan sampah organik dengan metode Black Soldier Fly (BSF)/lalat tentara hitam, ke depannya unit pengolahan sampah ini dapat dijadikan salah satu sarana rekreasi dan edukasi bagi pengguna jalan tol yang ingin mengetahui cara mengolah sampah organik yang baik dan benar serta memiliki nilai ekonomis.
Program ini bekerja sama dengan Yayasan Berkah Bersama Abadi (BBA) dan Divisi Operasi & Pemeliharaan Jalan Tol (OPT) melalui program “HK Peduli Lingkungan”.
Pengolahan sampah organik menggunakan teknik Bio-Conversion Fly (BSF), lalat tentara hitam dewasa akan menghasilkan Maggot BSF yaitu sejenis ulat atau larva yang dapat hidup subur dengan mengkonsumsi limbah sampah organik yang berasal dari sisa-sisa makanan pengguna jalan tol di Rest Area 215B Tol Terpeka. Nantinya hasil pengolahan sampah yang berupa pupuk organik dan maggot juga dapat menjadi salah satu peluang usaha baru.
Baca juga: Silmy Karim Resmikan Pom Listrik Pertama di Cilegon
Dengan metode ini, kata dia, nantinya sampah organic yang diolah akan menghasilkan 2 produk yaitu pupuk organik dengan tingkat amonia lebih tinggi dari pupuk kompos serta larva BSF yang dapat dijadikan sebagai pakan pendamping ternak ikan dan unggas, sehingga memiliki peluang bagi masyarakat di sekitar Rest Area 215B Tol Terpeka untuk dikembangkan lebih lanjut.
“Hingga saat ini hasil pengolahan sampah organik dari UPS berupa pupuk organik dan pupuk organik kasar telah diaplikasikan langsung ke beberapa tanaman buah dan sayuran yang berada di sekitar rest area,” imbuh Tjahjo.
Saat ini di Rest Area 215B Tol Terpeka jumlah sampah organik yang dihasilkan adalah sekitar 100 – 150 Kg/hari. Setelah diolah, selanjutnya kurang lebih sekitar 50 Kg sisa sampah organik yang dihasilkan dapat diolah kembali oleh fresh maggot dan nantinya dari 1 Kg Maggot akan mengurai sampah organik kurang lebih sebanyak 4 – 5 Kg/hari.
Selain pengolahan sampah organik dengan maggot, upaya Hutama Karya lainnya dalam mewujudkan tol hijau dan ramah lingkungan adalah melalui program penanaman bibit pohon di sekitar rest area dan ruas tol.
Ia mengatakan, Hutama Karya sedang berupaya untuk mengedepankan SDGs tentang lingkungan dan juga prinsip creating shared value dalam setiap program tanggung jawab dan sosial yang dilakukan, selain kita memberikan bantuan, kesempatan dan peluang bagi komunitas dan masyarakat di sekitar wilayah operasional dan bisnis perusahaan.
“Melalui program pengolahan sampah organik ini dapat berjalan dengan lancar untuk mewujudkan masyarakat yang mandiri sekaligus menumbuhkan peluang bisnis baru dengan memanfaatkan sampah organik yang berada di Rest Area 215B Tol Terpeka,” kata Tjahjo.
Baca artikel selanjutnya:
- Profesor ITS Kembangkan Metode Komputasi Material Berbasis Meshless untuk Efisiensi dan Keberlanjutan
- Navigasi Risiko Sektor Publik 2025: Strategi untuk Keberlanjutan Keuangan dan Infrastruktur
- ASTRA Infra Siapkan Layanan Prima untuk Mudik Lebaran 2025, Aman dan Nyaman
- Normalisasi Sungai Ciliwung Ditargetkan Rampung 2026, Pemerintah Percepat Pembebasan Lahan