Jalan

Kembangkan Potensi Wisata Jabar Selatan, Pemerintah Akan Bangun JTS

Konstruksi Media – Pemerintah Provinsi Jawa Barat berencana akan membangun jalur tengah selatan (JTS) dari ujung barat hingga ke timur.

Pihaknya meyakini, zona tengah dan selatan Jawa Barat ini memiliki sejumlah potensi ekonomi baru, terutama pariwisata.

“Pembangunan JTS diharapkan dapat memangkas waktu tempuh sekaligus mengembangkan potensi pariwisata Jabar bagian selatan,” ujar Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum, Kamis (9/9/2021).

Menurutnya, pembangunan JTS ini berupa perbaikan aksesibilitas dengan pelebaran dan pembuatan jalan baru yang lebih baik.

Proyek JTS ini diyakini akan meningkatkan ekonomi provinsi Jawa Barat bagian Selatan dan berimbas pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

“Progres lokasi yang akan dijadikan program skala prioritas dalam kepemimpinan Pak Gubernur. Keinginan Pak Gubernur membangun akses di Jabar bagian selatan. Karena Jabar selatan skala prioritas peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat,” kata dia.

Dia mencontohkan, jalan yang sudah ada pesisir Selatan mampu meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan.

Namun, beberapa daerah di sisi tengah Jawa Barat masih kesulitan akses karena jalan lintas harus melambung.

“Misalnya dari wilayah Lengkong ke Sagaranten, sekarang 99 kilometer. Dengan JTS dibangun cukup 23 kilometer,” tambahnya.

Rencananya, pembangunan akan terbagi menjadi beberapa sesi. Sesi pertama akan dibangun Jalan Horisontal Tengah Jawa Barat Selatan yakni dari wilayah Lengkong – Sagaranten (23,20 km), kemudian Sagaranten – Tanggeung (37,55 km), disambung Tanggeung – Padasuka/Cipelah (33,79 km), hingga Padasuka/Cipelah – Rancabali (16,84 km), atau total 111,38 km.

Sesi selanjutnya, dari kawasan Ciwidey – Pangalengan (22,12 km), lalu Pangalengan – Cikajang (53,48 km), disambung Cikajang – Bantarkalong (68,54 km), kemudian Bantarkalong – Kertahayu (101,48 km), hingga total sepanjang 245,62 km. Sehingga, total keseluruhan Trase JTS adalah sepanjang 357,00 km.

Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jabar Koswara mengatakan, studi kelayakan jalur ini sudah dilaksanakan pada 2014.

Kemudian, Amdal sudah terbit pada 2016. Lalu desain awal diluncurkan pada 2019, kemudian menuju Detail Engineering Design dan Dokumen Lingkungan.

“Pada 2021 kami bikin pradesain. Konsep pembangunannya adalah melebarkan jalan-jalan kabupaten dan jalan desa yang masuk dalam trase, ke dalam standarnya Jalan Provinsi, jadi jalur baru, membuat koridor baru,” katanya.***

Artikel Terkait

Leave a Reply

Back to top button