News

Delegasi PII Hadir Langsung di Forum Insinyur China-Asean 2024

Mengangkat tema Inovasi Teknik dan Pengembangan Hijau untuk Manfaat Bersama, PII: eksplorasi tantangan dan peluang dalam mengurangi karbon tertanam di sektor konstruksi.

Konstruksi Media – Dalam Forum Insinyur China-ASEAN 2024, Persatuan Insinyur Indonesia (PII)  mengirimkan delegasinya untuk hadir langsung memberikan pandangan mengenai pemikiran dan ide dengan menyajikan slide teknis terkait “Tantangan Industri Konstruksi, Cara Meningkatkan Keberlanjutan dalam Pengembangan Infrastruktur Indonesia”.

Mengangkat tema “Inovasi Teknik dan Pengembangan Hijau untuk Manfaat Bersama”, kegiatan tersebut secara resmi dibuka oleh Dr. Luo Hui, Sekretaris Jenderal Bersama CSE (Chinese Society of Engineers), yang berlangsung di Aula Sains dan Teknologi China, 14-16 Oktober 2024.

Forum ini juga mengundang beberapa pembicara dari berbagai industri dan organisasi baik negara di China maupuan negara ASEAN.

Delegasi PII yang menghadiri forum ini dipimpin oleh Sekretaris Jenderal  PII Ir. Bambang Goeritno, Bendahara PII Dr. Ir. Arlan Septia, Wakil Sekretaris Jenderal PII Ir. Dandung Sri Harninto, Wakil Ketua Komite Internasional PII Prof. Ir. Michael Goutama, dan Direktur Eksekutif PII Ir. Habibie Razak.

Pada kesempatan tersebut, Ir. Habibie Razak menjelaskan bahwa industri konstruksi merupakan kontributor utama emisi karbon global, yang menyumbang hampir 40% dari emisi terkait energi global. Menurut dia, dengan karbon yang tertanam dalam bahan bangunan menjadi bagian yang signifikan.

“Seiring dengan intensifikasi perubahan iklim, dengan badai, kekeringan, dan kebakaran yang memecahkan rekor semakin sering terjadi, menangani karbon tertanam sangat penting untuk mencapai tujuan keberlanjutan. Presentasi ini mengeksplorasi tantangan dan peluang dalam mengurangi karbon tertanam di sektor konstruksi Indonesia,” ungkap Habibie Razak kepada Konstruksi Media, (16/10/2024).

Dirinya menambahkan, dengan fokus pada emisi siklus hidup material seperti beton menyumbang hingga 10% dari emisi karbon global. Dalam presentasinya, Habibie Razak membahas strategi untuk mengurangi dampak lingkungan melalui desain inovatif, pemilihan material, dan adopsi teknologi rendah karbon.

Selain itu, lanjutnya, peran insinyur dalam mendorong praktik berkelanjutan dan pentingnya regulasi serta standar global juga ditekankan. “Dengan menampilkan contoh-contoh pendekatan efektif dalam pengurangan karbon dan menyoroti kerangka peraturan, presentasi ini bertujuan untuk memberikan wawasan yang dapat ditindaklanjuti untuk beralih ke masa depan konstruksi yang lebih berkelanjutan dan rendah karbon di Indonesia,” bebernya.

Lebih jauh, Ia menjelaskan, PII juga membahas tiga topik berbeda dengan Chinese Society of Engineers (CSE), sebagai berikut: keterlibatan E-20 di bawah B20, pembentukan Federasi Internasional Masyarakat Teknik untuk Jalan dan Sabuk (International Federation of Engineering Society for Road and Belt), serta pengakuan insinyur melalui MRA (Mutual Recognition Agreement) antara CSE dan PII.

Direktur Eksekutif PII, Habibe Razak Delegasi PII Hadir Langsung di Forum Insinyur China-Asean 2024. Dok. Ist

Tak hanya PII, dalam kegiatan ini juga dihadiri oleh berbagai organiasai tekni dari negara-negara ASEAN, seperti

The Institution of Engineers, Malaysia  (IEM Malaysia), Philippines Technological Council (PTC) Filipina/Dewan Teknologi Filipina, Fed of Myanmar Engineering Society (Fed MES) Myanmar / Federasi Masyarakat Insinyur Myanmar, The Engineering Institute of Thailand (Institut Teknik Thailand), Council of Engineers Thailand (Dewan Insinyur Thailand), Myanmar Engineering Council (MEngC) /Dewan Insinyur Myanmar, Board of Engineers Cambodia / Dewan Insinyur Kamboja, dan & Chinese Society of Engineers (CSE)/Masyarakat Insinyur China.

Baca Juga :

Artikel Terkait

Back to top button